BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 12 Apr 2019 14:00

Dari Kulit Lunpia, Sebagian Besar Warga Kranggan Dalam Menggantungkan Hidupnya

Kulit Lunpia. (Jatengtoday/Abdul Mughis)

Tak hanya lunpia yang menghidupi sebagian warga Semarang. Memproduksi kulit lunpia bahkan menjadi mata pencaharian sebagian besar warga di sebuah kampung di Kota ATLAS, hingga disebut Kampung Kulit Lunpia.

Inibaru.id – Semarang dan lunpia adalah serupa mimi lan mintuno yang tak bisa dipisahkan. Sejak abad ke-19, penganan berbentuk rolade itu begitu identik dengan Kota ATLAS. Kue yang banyak dijual di sepanjang Jalan Mataram tersebut juga telah menghidupi banyak orang hingga sekarang.

Tak hanya penjual lunpia, penyedia bahan lunpia pun mendapat berkah dari laris-manisnya camilan yang konon merupakan paduan kuliner orang Tionghoa dengan Jawa ini, tak terkecuali para pembuat kulit lunpia.

Ya, mungkin selama ini orang lebih banyak menyoal bisnis lunpia di Semarang ketimbang usaha kulit lunpia yang dipercaya cuma bisa dibuat orang Semarang. Padahal, terlepas dari pengolahan isian yang beragam, kulit lunpia adalah satu unsur penting yang menentukan enak-tidaknya lunpia.

Kulit dari penganan hasil kreasi pasangan Mbok Wasih dan Tjoa Thay Joe yang kini diwariskan hingga generasi kelima itu dibuat di Kranggan Dalam, sebuah perkampungan yang masuk wilayah Kauman, Semarang Tengah, Kota Semarang.

Kampung yang berada nggak jauh dari Pecinan Semarang itu memang telah lama menjadi sentra produksi kulit lunpia. Hampir seluruh warga di sepanjang gang tersebut merupakan pembuat kulit lunpia. Sebagian besar warga punya rumah industri sendiri, bahkan pelanggan sendiri.

Ada yang membuat kulit lunpia karena ikut-ikutan tetangga yang tampak berhasil dengan bisnis tersebut. Namun, ada pula yang memang telah menekuninya sebagai buah dari bisnis yang diturunkan oleh orang tua mereka.

Mira Kristianti, misalnya. Dikutip dari Tribunnews (21/1/2019), bisnis pembuatan kulit lunpia yang kini digelutinya merupakan warisan dari sang ibu. Tiap hari, dirinya mengaku mampu memproduksi dua karung atau sekitar 2.500 lembar.

Kulit lunpia itu, lanjutnya, diproduksi untuk dikirim ke para langganannya, di antaranya Lunpia Gang Lombok, Lumpia Pandanaran, dan Bandeng Juwana. Dari modal Rp 300 ribu saat itu, dia mengaku saat ini usaha yang telah berlangsung 20 tahun itu beromzet Rp 10 jutaan per bulan. Wah!

Oya, perlu kamu tahu, kulit lunpia terbuat dari adonan tepung terigu yang dicampur dengan air dan garam. Hm, terlihat mudah? Coba datang ke Kranggan Dalam dan saksikan sendiri, mudah atau tidak pembuatannya! (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024