BerandaPasar Kreatif
Minggu, 10 Jun 2023 08:00

Prospek Cerah, Ini Peluang dan Modal Membuka Bisnis Tanaman Hias

Prospek Cerah, Ini Peluang dan Modal Membuka Bisnis Tanaman Hias

Penampakkan salah satu green house yang terdapat di Kampoeng Flora, Wonolopo, Mijen. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Benarkah berbisnis tanaman hias sangat menguntungkan? Simak cerita salah seorang petani tanaman hias dari Kampoeng Flora Kelurahan Wonolopo, Mijen berikut ini.

Inibaru.id - Nggak dimungkiri pandemi Covid-19 tiga tahun belakangan mengubah gaya hidup banyak orang. Salah satu yang menjadi rutinitas baru yaitu orang-orang jadi gemar merawat tanaman hias. Tren merawat tanaman hias saat itu bertujuan mengusir rasa kebosanan di rumah.

Dengan banyaknya orang yang gemar merawat tanaman hias, kita sebetulnya bisa menjadikan hal itu sebagai lahan bisnis lo, Millens. Memang bisnis tanaman hias bukan tergolong baru. Pada perkembangannya bisnis yang menjajakan aneka ragam flora tersebut sudah merambah ke ranah usaha rumahan.

Jadi, bagi kamu yang ingin mencoba berbisnis tanaman hias, nggak perlu menyiapkan lahan yang luas. Kamu hanya perlu ketekunan untuk mengembangkan beragam flora hias tersebut.

Peluang Terbuka Lebar

Penampakkan shelter tanaman hias yang terdapat di Kampoeng Flora, Wonolopo, Mijen. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)
Penampakkan shelter tanaman hias yang terdapat di Kampoeng Flora, Wonolopo, Mijen. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Eko Susanto, seorang petani dari Dukuh Sumbersari, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, berani menjamin bahwa menjadi petani tanaman hias itu nggak seburuk yang orang-orang bayangkan. Menurutnya, bisnis di bidang ini cukup menjanjikan dan bisa mendatangkan banyak cuan. Ini terbukti dari adanya jenis tanaman tertentu yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

"Anggapan bisnis tanaman hias kurang prospektif itu sebenarnya keliru. Sektor pertanian masa depannya cerah," ujar lelaki yang biasa disapa Eko tersebut pada Inibaru.id.

Eko kemudian mengenang saat dirinya marintis Green House Omah Aglo pada 2000 silam. Lelaki yang menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Kampoeng Flora tersebut mengaku nggak mengeluarkan banyak modal.

"Modalnya saat itu cuman senang saja," kata Eko berkelakar. "Nggak bisa dihitung dengan nominal."

Eko bercerita bahwa awalnya dirinya hanya membeli satu tanaman. Karena cocok, dia menabung untuk membeli tanaman lagi. Setelah itu, tanaman-tanaman yang sudah dia miliki dikembangbiakkan. Akhirnya, kini dia jadi tahu ilmunya.

Raup Untung Puluhan Juta

Dengan berjualan tanaman hias bisa meraup untung puluhan juta. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Eko mengatakan, Omah Aglo miliknya memang terfokus membudi daya jenis tanaman hias aglaonema. Selain itu, dia juga turut menanam beberapa jenis tanaman lainnya seperti sensifera, anthurium, dan begonia.

Eko dibantu oleh istrinya dalam hal pemasaran, sementara lelaki lulusan Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) tersebut bertugas menanam dan merawat tanaman hias.

Berkat keuletannya, Eko dan istri mampu mendulang banyak rupiah dari hasil merawat tanaman-tanaman hias. Jenis aglaonema yang paling murah dihargai Rp10 ribu, sedangkan yang paling mahal dia jual Rp5 juta.

Eko mengaku bersyukur bisa menjalankan usaha ini. Pasalnya, di saat sebagian besar orang kehilangan mata pencaharian karena pandemi, dirinya malah ketiban durian runtuh.

"Biasanya pendapatan normal setiap bulan kisaran Rp5-6 juta. Tapi, sewaktu pandemi kemarin saya dapat Rp10-20 jutaan. Saya juga kaget, kok bisa seramai itu," jelasnya.

Nah, menggiurkan banget ya usaha penjualan tanaman hias ini? Kamu ingin mencobanya juga? Sebelum mulai terjun, Eko ingin menegaskan bahwa berbisnis tanaman hias itu nggak sekadar mencari untung. Tanaman merupakan makhluk hidup yang perlu diperlakukan dan dirawat secara baik.

"Bisnis tanaman itu peluang selalu ada, dari dulu sampai sekarang. Orang-orang pasti butuh tanaman. Tapi, naik turunnya harga juga sulit diprediksi," tandas Eko.

Hhmm, ternyata cukup menjanjikan ya Millens. Kira-kira kamu bakal beralih profesi jadi petani tanaman hias nggak nih? (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025