BerandaPasar Kreatif
Minggu, 25 Jul 2020 08:15

Pandemi, Event Organizer Siapkan Sejumlah Strategi

Event dipindah ke dalam ruangan. (Inibaru.id/ Audrian F)

Pilihannya mencoba bertahan atau menyerah sekalian. Namun tampaknya para pekerja di industri kreatif yang bergerak di bidang event organizer menolak menyerah. Caranya mereka punya sejumlah strategi yang akan ditempuh.<br>

Inibaru.id - “Bukan yang terkuat yang akan bertahan, melainkan mereka yang adaptif menghadapi perubahan”. Kutipan super dari Charles Darwin tersebut barangkali yang hendak dilakukan oleh Dadang Wibowo, salah seorang pengusaha event organizer di Kota Semarang.

Pandemi yang sudah melanda beberapa bulan ini turut memengaruhi mata pencahariannya. Dadang tentu mengungkapkan kalau klien berguguran satu demi satu karena kondisi nggak kunjung membaik. Selain itu dia menilai kalau ke depan bakal sulit bangkit karena animo masyarakat dalam memandang event pasti akan berbeda.

Kru event organizer juga telah kehilangan mata pencahariannya dalam beberapa bulan terakhir. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Namun dia nggak sepenuhnya frustrasi. Dia tetap optimistis dan melakukan upaya supaya bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini. Menjadi pengusaha event organizer adalah jalan hidup yang sudah disepakatinya.

“Meskipun keadaan sedang begini saya nggak takut bangkrut. Kalau saya berhenti, ilmu atau pengalaman yang saya miliki sejauh ini akan percuma,” katanya pada Minggu (19/7/2020).

Penggunaan media daring tentu akan ditempuh Dadang. Sebab memang sejauh ini, hampir semua penyelenggaraan acara dialihkan ke sana. Maka dari itu Dadang akan terus memaksimalkan berbagai platform media sosial yang perusahaannya miliki.

Media daring bakal lebih dimaksimalkan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Sebelum berencana memaksimalkan metode daring, Dadang sudah sepenuhnya paham kalau hasilnya mungkin nggak sebanding dengan penyelenggaraan event secara normal. Namun dia berpendapat kalau semua itu tetap ada plus-minusnya.

“Kalau menurut saya, mau online atau offline tetap ada positif-negatifnya. Cuma apa yang mau diharapkan dalam kondisi seperti sekarang selain bertahan?” ujarnya.

Salah satu upaya dari yang dilakukan oleh Dadang mungkin sudah terlaksana. Di hari yang sama kebetulan dia sedang bikin acara musik via daring di ruangan studionya yang kurang lebih berukuran 15 meter. Namanya adalah “Stage Room”.

Alat-alat musik yang hendak dipakai dalam Stage Room. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Kemudian selain pengoptimalan event daring, Dadang juga katanya punya strategi lain yakni membuat sebuah produk. Produk tersebut lanjut Dadang berbentuk sebuah aplikasi yang akan berhubungan dengan event.

Namun, untuk saat ini strategi membuat Dadang tersebut masih terus digarap dan dibicarakan bersama rekan-rekannya. Sebab Dadang menilai kalau membuat produk ini nggak mudah. Perlu adanya campur tangan orang banyak.

“Kami tetap butuh penyokong baik terutama berkaitan dengan sponsor,” pungkasnya.

Rizal Saputra, di antara barang-barang pendukung acara di kantor Cah Event Indonesia. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Bertumpu pada jalur virtual juga menjadi opsi utama Rizal Saputra, Project Officer di "Cah Event Indonesia" mencari pendapatan. Dia menjelaskan kalau jalur virtual tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk perusahaan dan klien, Jumat (24/7/2020).

Bagi perusahaan, banyak EO yang menyulap ruangan di kantornya menjadi tempat untuk bikin acara. Kalau yang punya dana, bisa sampai bikin konser virtual bahkan konser drive-in. Nah, kalau untuk klien berkaitan dengan pembatasan keramian. Jadi selain menyiapkan panggung, krunya harus menyiapkan tampilan di sosial media.

"Tapi memang dari daring tadi jujur bikin biaya membengkak. Soalnya mau nggak mau kami harus menambah peralatan multimedia. Cuma ya kami mikir lagi kalau semua untuk investasi jangka panjang. Soalnya ini bakal daring terus kan," ceritanya.

Wah, semoga segala strategi mereka berhasil ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024