BerandaPasar Kreatif
Senin, 12 Apr 2020 08:00

Mencoba Bertahan pada Seutas Saluran Daring

Pemilik online shop Jilbab Zahara. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Tadinya, saya mengira wabah corona nggak sampai membuat kalang-kabut penjual daring. Nyatanya sama saja, mereka juga mengalami penurunan omzet.

Inibaru.id - Pagi itu pukul 09.00, Nanik Zumroh bersiap menyusul karyawan di toko miliknya. Dalam setiap langkah dia berpikir bagaimana dia dapat bertahan dari hantaman corona yang turut membuatnya gelagapan. Puluhan orang yang bergantung pada tokonya harus selamat. Jangan sampai mereka bernasib sama seperti ribuan pegawai di luar sana yang kena PHK.

“Omzet menurun drastis," kata pemilik toko Jilbab Zahara ini, Selasa (7/4). Nggak tanggung-tanggung, Nanik mengaku kehilangan 50 persen pendapatannya selama corona mewabah.

Meski begitu dia merasa bersyukur masih bisa berjualan. Sistem daring membuatnya lebih beruntung. "Saat ini, banyak di luar sana yang nggak bisa jualan,” ujar Nanik.

Adanya pandemi juga membuatnya membatasi pembeli yang ingin datang langsung ke tokonya. Pembatasan ini sedikit banyak ikut mempengaruhi barang dagangannya.

Jika biasanya dia bisa menjual 10.000 pcs barang dagangan dalam seminggu, tapi setelah corona menurun jadi 6.000-6.500 pcs. Tren produk yang dicari di tokonya berubah, bukan lagi jilbab atau gamis tapi masker, APD, dan hand sanitizer.

Nanik harus memutar otak biar bisa menggaji pegawai. Karena itu, dia juga menjual barang-barang yang saat ini dicari orang.

Nanik juga bercerita jika dampak dari adanya pandemi ini sangat terasa pada pengiriman barang. Nggak jarang konsumen protes karena barang terlambat sampai, sebagian lagi mau mengerti.

Terlambat saja masih mending, Nanik mengaku ada beberapa wilayah yang benar-benar nggak bisa lagi dijangkau ekspedisi karena memberlakukan karantina wilayah seperti Papua. Begitu pula pengiriman ke luar Negeri yang mandek. Padahal 15 persen pendapatannya dari sana.

Suasana admin pemasaran Jilbab Zahara pasca corona. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

“Pengiriman barang ke luar negeri sama sekali nggak bisa dilakukan. Paling yang bisa cuma ke Hongkong. Padahal banyak customer dari Malaysia, Singapura dan Brunei yang biasa order," ujar Alumnus MAN 2 Kudus ini.

Nanik juga nggak bisa berharap banyak pada lebaran tahun ini. Biasanya, sebulan sebelum Ramadan online shop miliknya sudah ramai pembeli. Konsumen berlomba-lomba membeli barang yang bagus untuk mereka jual lagi.

Di tengah anjuran untuk tetap di rumah selama pandemi corona saat ini membuat orang urung berbelanja fesyen.

Kelesuan penjualan ini juga dirasakan oleh pemilik toko daring Keinara.idn Novia. Biasanya, saat ini merupakan waktu para pembeli menjelang Ramadan mencari produk fesyen di tokonya. Tapi, penjualan mengalami penurunan sebagai dampak dari wabah virus corona.

“Berpengaruh banget, soalnya penjualan jadi turun. Padahal seharusnya lagi ramai-ramai mau Ramadan dan lebaran.” ujar Novi via WhatsApp pada Kamis (9/4).

Meski begitu, Novia nggak merasakan perbedaan yang besar dalam pengiriman barang.

“Kalau untuk pengiriman barang sih Alhamdulillah sesuai estimasi setiap ekspedisinya, sejauh ini belum ada kendala," lanjutnya.

Semoga kondisi bisa segera membaik ya Millens. (Rafida Azundhani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: