BerandaPasar Kreatif
Minggu, 13 Sep 2025 13:01

Memasuki Masa Panen, Petani Jambu Air di Demak Bisa Hasilkan 30 Ton

Panen jambu air di Desa Weding, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Memasuki September, petani jambu air mulai memasuki masa panen. Mubarok, salah seorang petani asal Demak mengaku bisa menghasilkan hingga 30 ton sekali panen, yang kemudian dijual dengan harga Rp18 ribu per kilogram untuk yang grade A.

Inibaru.id – Buat para penggemar jambu air, September adalah waktu terbaik untuk memperoleh buah segar bercita rasa manis itu. Kamu mungkin akan menemukan lebih banyak pilihan karena biasanya petani jambu air memasuki masa panen pada bulan tersebut, khususnya di wilayah Kabupaten Demak.

Salah satu penghasil jambu air terbaik di Demak berlokasi di Desa Weding, Kecamatan Bonang. Di sana terdapat sejumlah pekerbunan jambu air yang dikembangkan petani lokal, termasuk milik Mubarok. Ditanam di lahan seluas 2,5 hektare, saat ini dia telah memiliki ratusan pohon jambu air siap panen.

Saat ditemui di kebunnya beberapa waktu lalu, Mubarok mengatakan bahwa waktu panen biasanya dimulai pada Juni hingga Desember. Panen dilakukan secara bertahap dengan mengambil buah yang benar-benar matang, yang bisa dilihat dari ukurannya yang besar dan warnanya merah mengilap.

“Buah jambu yang dipanen disortir menjadi dua kategori, yaitu grade A dan grade B, yang membedakan dari ukurannya,” tuturnya sembari menunjukkan buah sejumlah jambu air yang baru saja dipetiknya.

Dibantu Belasan Buruh

Untuk memetik buah yang sudah matang dan menyortirnya, Mubarok mengaku membutuhkan bantuan belasan buruh. Setelah dipetik, buah-buah tersebut langsung disortir, lalu ditimbang dan dikemas dalam ukuran yang diinginkan pembeli.

"Setelah dikepak langsung dikirim ke pelanggan kami yang tersebar di berbagai kota," tuturnya. "Ada belasan buruh yang membantu proses panen, mulai dari petik, angkut, sortir, packing, hingga nimbang."

Jambu air yang sudah dipanen siap dikirim ke Jakarta.

Mubarok menyebut, meski dalam beberapa bulan terakhir cuaca terbilang ekstem dan nggak menentu, hasil panen jambu air tahun ini tetap melimpah. Menurutnya, hal itu nggak lepas dari strateginya dalam mengatur sistem tanam dan panen yang sudah dia pelajari selama bertahun-tahun.

"Kunci dalam penanaman jambu air ada pada pengelolaan tanah dan perawatan tanaman yang dilakukan secara maksimal. Agar tanah penuh nutrisi, harus rutin diberi kompos atau pupuk kandang," ujarnya.

Penyiraman secara Rutin

Selain nutrisi di tanah, penyemprotan obat pada pohon jambu juga wajib dilakukan agar tumbuh dengan baik dan buahnya lebat. Penyemprotan harus rutin dilakukan bersama dengan penyiraman air, khususnya saat memasuki musim kemarau.

“Kami siram dan semprot pakai obat setiap minggu selama musim kemarau. Kalau musim penghujan tidak perlu disiram, cukup disemprot,” jelasnya.

Meski sudah bertahun-tahun menjadi petani jambu, nggak dimungkiri bahwa cuaca yang berubah-ubah secara ekstrem belakangan ini cukup membuat Mubarok kewalahan. Menurutnya, cuaca tetap mempengaruhi kualitas jambu.

"Kondisi ekstem seperti hujan yang turun tiba-tiba bikin jamur bermunculan, yang kalau dibiarkan bisa membuat ukuran jambu kecil-kecil. Mau tidak mau harus disemprot dengan fungisida," kata dia.

Kalau prosesnya lancar, Mubarok mengaku bisa mendapatkan sekitar 30 ton jambu tiap panen. Dalam setahun ada tiga musim panen, jadi secara keseluruhan dia bisa mendapatkan kurang lebih 90 ton jambu air, lalu untuk grade A dikirim ke pasar Jakarta sebanyak dua ton per hari.

“Harga (jambu air) grade A Rp18.000 per kilogram, sedangkan yang B Rp 8.000. Kalau sudah sampai Jakarta saya tidak tahu harganya berapa,” pungkasnya.

Wah, bisnis yang menarik juga ya, Gez? Namun, pasti butuh ketekunan dan strategi yang telah teruji untuk berada di posisi tersebut ya? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: