BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 9 Agu 2019 16:44

Kisah Para Pengrajin Tusuk Satai di Jepara, Kebanjiran Order Jelang Iduladha

Proses pembuatan tusuk satai atau sujen yang terbuat dari bambu jenis Jawa. (Inibaru.id/ Padhang P)

Berkah Iduladha nggak cuma dirasakan orang-orang yang dalam keseharian nggak pernah makan daging, tapi juga mereka yang memperoleh limpahan rezeki dari Hari Raya Kurban itu, salah satunya para pengrajin tusuk satai di Desa Kendeng Sidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Ratusan ribu tusuk satai mereka hasilkan hanya dalam kurun waktu 10 hari hingga Iduladha tiba.

Inibaru.id - Telah lama Desa Kendeng Sidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, dikenal sebagai sentra produksi tusuk satai.

Menjelang Iduladha seperti sekarang, permintaan tusuk satai yang meningkat memaksa para pengrajinnya yang sebagian besar perempuan bekerja lebih giat. Di sela mengurus rumah tangga dan anak, mereka berusaha memenuhi kebutuhan konsumen yang berlipat ganda.

Admuah adalah salah seorang pengrajin tusuk satai alias sujen ini. Perempuan 40 tahun itu mengaku sudah belasan tahun menjadi pembuat sujen. Ini dilakukan saban hari, bukan saat menjelang Iduladha saja.

"Ada tusuk satai, juga tusuk untuk telur puyuh," tutur Admuah, membuka obrolan dengan Inibaru.id, Kamis (8/8/2019).

Seorang pengrajin menajamkan sisi tusuk satai menggunakan mesin gerinda. (Inibaru.id/ Padhang P)

Namun, dia mengakui, jelang Hari Raya Kurban, permintaan tusuk satai memang meningkat tajam. Saat ini dirinya mengaku sedang membuat pesanan sebanyak 50 ribu tusuk satai. Ini dilakukannya sembari mengasuh anak.

"Iya, sambil momong anaknya adik saya," aku dia yang juga menerangkan selama menjelang Iduladha dirinya dibayar Rp 10 ribu untuk tiap 1.000 batang tusuk satai, lebih mahal dari hari biasa yang hanya Rp 6.000.

Bambu Jawa

Untuk membuat tusuk satai, para pengrajin memerlukan bambu jenis Jawa. Bahan bambu itu kemudian dikeringkan, lalu dibelah menjadi bilah kecil. Setelah menjadi potongan yang sesuai, bambu diruncingkan menggunakan mesin gerinda.

Sukamah, seorang pengrajin lain, membenarkan hal itu. Menurutnya, sejak memasuki Juli hingga Agustus, pesanan terus melonjak. Dia kemudian bercerita, seorang pedagang bisa meminta stok 90 ribu tusuk satai, dan habis hanya dalam hitungan empat hari saja.

"Kalau saat-saat seperti ini, seminggu itu bisa produksi sampai 30 ribu sampai 50 ribu tusuk satai. Nanti selepas Besar (bulan Haji) paling-paling 15 ribu sampai 20 ribu tusuk satai," ungkap Sukamah.

Tusuk satai siap diedarkan di pasar-pasar baik lokal Jepara, hingga pasar di Demak, Kudus, Purwodadi dan Grobogan. (Inibaru.id/ Padhang P)

Menurutnya, pesanan bukan hanya datang dari satu pedagang. Satu pengrajin, kata dia, bisa melayani dua sampai tiga pedagang.

"Mereka bisa berasal dari luar kota, seperti Purwodadi, Grobogan, Kudus, dan Demak," terangnya, lalu tersenyum, "Pokoknya, kalau sedang ramai seperti ini, kami semangat bikinnya."

Sukamah menambahkan, seorang pengrajin tusuk satai umumnya bisa mengumpulkan uang hingga Rp 500 ribu jelang Hari Raya Kurban. Wah!

Hm, bisnis yang cukup menggiurkan ya, Millens! Bisa jadi tusuk satai yang bakal kamu pakai untuk bakar daging pas Iduladha nanti juga dipesan dari Jepara, lo! (Pranoto/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: