Inibaru.id – Di bawah tangan kreatif Briane Novianti Syukmita, sampah kertas bisa ditransformasi menjadi pelbagai kerajinan tangan nan unik, lo.
Mulanya, perempuan yang akrab disapa Novi tersebut kerap menjumpai tumpukan koran bekas di sekitar rumahnya. Tapi, dia menyadari bahwa kertas-kertas tersebut hanya dihargai sedikit jika dijual begitu saja. Karena itu, dia dan teman-temannya mencoba membuat tas anyam dari kertas bekas, seperti yang ditulis cmaindonesia.id. Prosesnya dimulai dengan cara menggulung kertas, menambahkan pewarna akrilik, dan menenunnya.
“Tekstur dari kertas koran ternyata mudah dilusuhkan dan dibentuk, sehingga dapat memenuhi keinginan saya untuk membuat pernak-pernik,” kata Novi, seperti yang ditulis youngster.id (17/7/2018).
Salah satu tas poduksi Dluwang Art. (dluwangart.com)
Produk buatan Novi mendapat respons positif. Bersama rekan-rekannya, Novi mempertahankan usaha kerajinan tersebut hingga lulus. Namun, selepas kuliah, teman-temannya beralih ke pekerjaan masing-masing sehingga hanya Novi yang melanjutkan bisnis tersebut.
Dengan mengemban misi untuk mengelola limbah agar nggak merusak lingkungan, Novi menyematkan nama Dluwang Art pada usahanya. Kata dluwang bermakna “daur ulang menjadi uang”.
“Banyak kertas dan limbah yang dibiarkan bertumpuk-tumpuk tanpa diolah. Jadi, selain berbisnis, Dluwang peduli dengan lingkungan,” papar perempuan asal Yogyakarta itu.
Kini, Novi nggak hanya membuat tas, melainkan juga gelang, lampu baca, kotak tisu, sandal, atau landmark tertentu seperti Menara Eiffel dan Monumen Nasional. Hebatnya, produk Novi sudah melanglang buana hingga ke luar negeri, lo, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. Wajar saja, Novi kerap memerlukan pekerja tambahan untuk bisnisnya.
Dengan mengemban misi untuk turut menjaga lingkungan, Dluwang Art semakin berkembang, nih. Hm, semoga bisnis-bisnis serupa semakin bermunculan, ya! (IB08/E05)