BerandaPasar Kreatif
Jumat, 15 Nov 2018 10:00

D’Radja Pank: Terang di Negeri Orang, Redup di Rumah Sendiri

D'Radja Pank di Pasar Restorasi. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Nggak seperti mebel biasa, D'Radja Pank membuat mebel dari bahan limbah ranting kayu jati. Produk itu pun laris manis di luar negeri meskipun nggak begitu diminati di dalam negeri.

Inibaru.id – “Saya juga pengin produk saya dikenal di dalam negeri, nggak cuma di luar,” kata Heri menutup percakapan kami.

Malam itu, saya berkeliling di Pasar Restorasi yang bertempat di halaman samping De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah. Pasar ini diadakan dalam rangka HUT Ke-7 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sejak Jumat (9/11/2018) hingga Minggu (12/11).

Di salah satu sudut Pasar Restorasi, saya melihat ada beberapa orang yang sedang menurunkan mebel. Namun, mebel yang dibawa nggak seperti mebel kebanyakan yang dipelitur cokelat dan rapi. Mebel-mebel yang diturunkan itu justru abstrak.

Setelah saya dekati, barulah saya tahu bila meja dan kursi tersebut terbuat dari limbah ranting kayu jati. Saya lebih terkejut karena mebel dengan label D’Radja Pank itu merupakan produk-produk yang biasa diekspor.

Mebel D'Radja Pank. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Pemilik D’Radja Pank Heri Susanto mengatakan dirinya nggak pernah membayangkan bakal berbisnis mebel. Latar belakang pendidikan Heri yang pernah kuliah di jurusan Kedokteran sangat berbeda dengan bisnis yang dia geluti sekarang.

“Dari kuliah saya memang sudah bekerja untuk melanjutkan kuliah, tapi sampai skripsi tok, saya malah keteteran. Dulu bermacam-macam pekerjaan saya lakukan. Justru ini kemarin saya pengin mengerjakan sendiri untuk rumah tapi orang tertarik,” jelas Heri.

Semenjak itu, Heri memulai bisnisnya di bidang mebel pada 2008. Di awal, Heri hanya memproduksi lima set mebel yang kemudian dititipkan ke temannya yang juga berbisnis di bidang yang sama. Namun, lama kelamaan, order yang datang ke Heri semakin banyak sehingga dia mempekerjakan 54 orang di pabriknya.

“Dulu pas baru buat lima ya saya kerjakan sendiri. Hampir tiga sampai empat tahun saya ikut nukang bareng pegawai,” kenang Heri.

Heri mengatakan, dirinya mendapat inspirasi mebel ranting dari temannya. Saat itu, Heri berkunjung ke rumah temannya yang punya bisnis mebel ranting. Karena tertarik, Heri kemudian mencoba membuat sendiri di rumah.

Salah satu mebel D'Radja Pank. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Nggak sembarang ranting yang dipakai Heri untuk membuat mebel. Dia memilih ranting jati untuk produknya karena gampang dicari dan pengupasannya mudah. Selain itu, pohon jati juga terkenal dengan kualitasnya yang bagus untuk mebel.

Dengan selalu menjaga kualitas produk, kini mebel milik Heri laris diekspor hingga Eropa, Amerika, dan Tiongkok.

“Paling banyak itu di Eropa. Amerika juga banyak sih,” jelas warga Klaten itu.

Dalam sebulan, Heri bisa mengekspor enam hingga tujuh kontainer mebel-mebel tersebut. Dengan jumlah itu, Heri bisa meraup untung hingga 120 juta per bulan.

Kendati demikian, nggak banyak masyarakat dalam negeri yang tertarik dengan mebel besutan Heri tersebut. Ini karena mayoritas warga lebih suka mebel dengan ukiran halus dibanding dengan mebel minimalis seperti punya Heri.

Gimana sobat Millens, ada yang tertarik dengan mebel ranting punya Heri? Bila tertarik, datang saja ke workshop Heri di Dukuh Wonorejo Rt 02 Rw 05, Desa Bulusan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah. (Ida Fitriyah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kantongi KTP Palsu, WN Myanmar Ditangkap Petugas Imigrasi

12 Des 2024

Benarkah Nama Kecamatan Jebres di Kota Solo Terinspirasi dari Nama Orang Belanda?

12 Des 2024

Keputusan FIFA tentang Tuan Rumah Piala Dunia dan Kontroversi Arab Saudi

12 Des 2024

Sindrom Ksatria Putih, Ketika Menolong Menjadi Beban Emosional

12 Des 2024

Budaya Makan Orang Korea yang Perlu Kamu Tahu

12 Des 2024

Pasangan Muda Banyak yang Bercerai, Gen Z Makin Ogah Menikah

12 Des 2024

Ruang Baca dan Diskusi Literasi di Kudus, Klub Buku Maossae

12 Des 2024

Gelar ACM, Bandara Ahmad Yani Semarang Bersiap Sambut Libur Nataru 2024/2025

12 Des 2024

Kala 'Slow Living' Mulai Diminati Generasi Muda Indonesia

13 Des 2024

Hadapi Bencana, Wapres Gibran akan Hadir Apel Kesiapsiagaan Bencana di Semarang

13 Des 2024

Enam Cagub dari PDIP Menggugat Hasil Pilkada 2024 ke MK

13 Des 2024

Tarif Layanan Diskon 50 Persen, Penumpang di Bandara Ahmad Yani Bakal Meningkat

13 Des 2024

Dua Pekan Terendam Banjir, Desa Batu di Demak Jadi Mirip Rawa

13 Des 2024

PNS di Tokyo Bakal Kerja 4 Hari Per Minggu Mulai 2025

13 Des 2024

Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, Pemprov Upayakan Modifikasi Cuaca

13 Des 2024

Membangun 'Man Cave' di Rumah, Apakah Perlu?

13 Des 2024

Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024; E-Sport Kita Makin Berkembang

14 Des 2024

Legenda Kali Woro; Tentang Kesombongan Manusia terhadap Alam

14 Des 2024

Menguak Rahasia Rasa Manis Ubi Cilembu, Benarkah Karena Diberi Gula atau Madu?

14 Des 2024

Minimarket di Korea Selatan, Lebih dari Tempat Belanja, Kini Jadi Tujuan Wisata

14 Des 2024