BerandaPasar Kreatif
Kamis, 22 Apr 2020 17:58

Bisa Sambil Rebahan, Belanja 'Jarak Jauh' Menjadi Alternatif Selama Pandemi

Belanja dari rumah menjadi pilihan saat ini. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Physical distancing harusnya membuat online shop menangguk untung berlipat. Orang-orang yang semula belanja di tempat, untuk alasan menghindari kerumunan, mungkin memilih membeli via daring. Namun, gimana kenyataannya?

Inibaru.id – Nanik Zumroh yang saya kenal adalah pelapak daring yang berjualan jilbab dan pakaian khusus perempuan. Namun, saat saya temui belum lama ini, pelbagai alat pelindung diri (APD) seperti masker dan hazmat, serta hand sanitizer berbagai ukuran, ada di rumahnya.

Yap, barang-barang yang selama pandemi corona ini akrab di lapak daring tersebut kini memang jadi barang jualan Nanik. Pemilik online shop (olshop) Jilbab Zahara tersebut mengatakan, permintaan barang-barang itu memang melonjak tinggi.

“Penjualan masker bisa sampai 2.000 pcs per harinya,” ujar Nanik.

Semula, saya sengaja menyambangi Nanik lantaran berasumsi bahwa, selama pandemi, olshop menjadi salah satu bisnis yang bakal cukup diuntungkan. Yap, di tengah anjuran physical distancing, lapak daring seharusnya menjadi solusi orang-orang untuk berbelanja. Namun, ternyata nggak demikian!

Nanik mengaku, omzetnya menurun selama pandemi. Itulah alasan terbesar kenapa dirinya memilih banting setir dengan berjualan APD dan hand sanitizer. Namun begitu, dia nggak menampik kalau belanja daring mungkin bisa jadi alternatif selama menjaga jarak fisik saat ini.

"Bisa jadi. Kita bisa belanja dari rumah; tinggal duduk manis, barang dianter sampai rumah," kelakar perempuan berjilbab tersebut.

Alternatif Berbelanja

Hampir senada dengan Nanik, Putri Azhar Syifa juga belakangan mengaku menjadikan olshop sebagai alternatif berbelanja. Menurutnya, beli barang via daring sangat membantu pada saat-saat seperti sekarang ini.

“Terlebih, selama physical distancing ini banyak banget diskon di olshop,” kata Putri, lalu tertawa.

Belanja dari rumah bisa mengurangi penyebaran virus, karena nggak menciptakan kerumunan. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Kepada saya, Putri mengaku sebetulnya nggak terlalu suka berbelanja via daring. Dia lebih suka belanja di tempat lantaran bisa langsung melihat barang yang akan dibeli.

"Yap, kecuali kepepet, saya lebih suka beli di tempat," kata dia.

Oya, situasi kepepet itu, misalnya, dialami Putri saat beberapa waktu silam dia merasa kesulitan mencari sabun antiseptik di toko. Dia pun membelinya via daring.

Hal serupa juga dilakukan Farhan. Kali terakhir dia membeli barang via daring adalah waktu mencari masker dan hand sanitizer yang mulai langka di toko, apotek, dan minimarket. Nggak hanya alasan kelangkaan, beli barang via daring juga dilakukannya untuk menghindari kerumunan.

"Menghindari kerumunan sih, meminimalisasi penyebaran virus," terangnya.

Setali tiga uang, Asa, salah seorang pengguna setia e-commerce mengatakan, beli barang secara daring mungkin cukup efektif untuk mengurangi penyebaran virus corona saat ini.

“Paling nggak (jual beli via daring) bisa mengurangi orang berkumpul di suatu tempat dalam jumlah banyak,” ungkap Asa yang saya hubungi via chat sekitar awal April 2020 ini.

Mendengar pengakuan mereka, saya nggak bisa membayangkan bagaimana jika pandemi ini berlangsung sedekade lalu, saat olshop belum menjamur. Saya yakin, saat itu physical distancing tentu bakal jauh lebih berat! Ha-ha. (Rafida Azzundhani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024