BerandaKulinary
Sabtu, 18 Okt 2019 11:00

Tersisa Dua Penjual, Tahok Kian Langka di Solo

Seporsi tahok siap dinikmati. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Tahok merupakan makanan khas Solo yang berasal dari Singapura. Sayangnya, Tahok kini kian sulit ditemukan. Di Solo hanya tersisa dua penjual.

Inibaru.id - Jalan-jalanmu ke Solo bakal terasa kurang kalau nggak sempat menikmati tahok. Apalagi jajanan ini mulai langka. Menurut penjual tahok Wagiman, tinggal dua orang penjaja tahok karena yang lainnya sudah meninggal. “Dulu penjual Tahok banyak, 15 orang. Teman-teman saya. Sekarang sudah habis yang jual, meninggal,” ujarnya. Sedih juga ya, Millens.

Tahok berwarna putih dan terlihat seperti Bubur Sum-sum. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

FYI, tahok terbuat dari kedelai yang dicuci, digiling, diperas seperti susu kedelai, dan dikentalkan. Nggak heran, tahok terasa seperti susu kedelai tawar yang dipadatkan. Yang bakal bikin kamu merem-melek adalah teksturnya yang lembut banget. Tingkat kelembutannya hampir setara dengan puding sutera. Nah, biar makin endeus, tahok disajikan bersama kuah yang terbuat dari jahe, pandan, garam, daun jeruk, dan sereh. Kuahnya bikin mulut terasa semriwing!

O ya, kuliner ini disajikan dalam keadaan hangat, Millens. Lembutnya tahok berpadu dengan kuah yang manis-manis pedas terasa sangat nikmat. Meski dinikmati di tengah terik Kota Solo, kamu akan ketagihan dibuatnya.

Kuah Tahok. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Wagiman bercerita pembeli dagangannya beragam. “Anak SMP, SMA, dari UNS, pada suka beli,” katanya. Meskipun begitu, dagangannya nggak selalu habis. Duh..

Biasa berjualan tahok di Jalan Kapten Mulyadi, ayah empat anak ini buka dari pukul 6 pagi sampai habis. Namun, dia mengaku nggak selalu berjualan. Kalau kamu cukup beruntung, kamu bisa menikmati tahok racikannya. "Kalau sedang lelah, saya  memilih untuk beristirahat dan tidak berjualan," akunya.

Wagiman, satu dari dua penjual Tahok di Solo. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Untuk menikmati kelembutan tahok, kamu hanya harus membayar Rp 8.000. Cukup terjangkau ya, Millens! Kalau penasaran dengan kuliner ini, kamu bisa ajak ngobrol penjualnya. Orangnya ramah dan asyik.

Kamu mungkin bakal tahu kalau Tahok Pak Wagiman sudah sering diliput TV dari ceritanya. Sudah tahoknya enak, bisa ngobrol sama penjual yang terkenal lagi. He-he. (Inadha Rahma Nidya/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024