BerandaKulinary
Senin, 29 Sep 2024 11:00

Sompil Jogonalan, Kuliner Khas Klaten yang Mirip Ketupat

Mirip ketupat, sompil jogonalan terbuat dari beras yang dibungkus daun bambu apus. (Tribunnews/Hamim Thohari)

Sompil Jogonalan biasanya hanya hadir pas Bulan Syawal. Tapi, di tempat asalnya, Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, terdapat Warung Sompil Bu Sri Koco yang menyediakannya setiap hari.

Inibaru.id – Orang Indonesia mengenal ketupat atau lontong sebagai versi lain dari nasi. Selain dimasak untuk momen-momen penting seperti Idulfitri, ketupat dan lontong juga kerap hadir di tempat-tempat makan yang menyediakan satai, kupat tahu, atau lontong sayur. Nah, khusus di Klaten, Jawa Tengah, ada kuliner lain yang mirip dengan ketupat atau lontong tersebut, yaitu sompil jogonalan.

Sompil juga terbuat dari beras. Tapi, jika ketupat dibungkus dengan janur alias daun kelapa sementara lontong dibungkus daun pisang, sompil dibungkus daun bambu apus yang berbentuk segitiga. O ya, adanya embel-embel jogonalan dalam penganan ini gara-gara tempatnya berasal, yaitu Desa Gondangan yang ada di Kecamatan Jogonalan.

“Beda dengan ketupat dan lontong yang rasanya hambar, sompil ada sensasi gurih saat dimakan. Hal ini disebabkan oleh pembungkusnya, yaitu daun bambu. O ya, karena bentuknya segitiga mirip keong, terkadang ada yang menyebutnya sebagaikeong sompil,” ucap Ice yang kerap membantu kedua orang tuanya, Sri Hartini dan Sukoco yang dikenal sebagai pembuat sompil legendaris di Klaten sebagaimana dinukil dari Detik, Rabu (11/9/2024).

Sompil dengan jenama Sompil Bu Sri Koco ini sudah eksis sejak 2008. Ide berjualan sompil ini muncul karena Sukoco menyayangkan kuliner seenak ini hanya eksis saat Bulan Syawal saja. Layaknya ketupat yang juga dikenal sebagai penganan Lebaran, dia yakin jika sompil nggak akan kehilangan identitasnya meski tersedia setiap saat.

“Sompil ini hampir punah. Soalnya hanya muncul saat Bulan Syawal saja. Makanya saya kepikiran untuk menjualnya. Akhirnya malah jadi satu-satunya orang yang menjualnya di sini,” lanjut Sukoco.

Warung Sompil Bu Sri Koco. Satu-satunya di Desa Gondangan, Jogonalan, Klaten. (Google Street View)

Untungnya, ide Sukoco disambut baik warga sekitar. Dasarnya memang enak, penganan yang disajikan bersama dengan opor ayam, sambal goreng krecek, telur rebus, dan taburan ducang alias sambal yang terbuat dari kedelai dan kacang ini pun laris manis. Empat jam setelah membuka lapak pukul 11.00 WIB, dagangannya biasanya sudan ludes terjual.

Padahal, Sukoco selalu menyiapkan sekitar 400 porsi kuliner sompil setiap hari. Dia pun menghabiskan 4 kilogram beras demi memenuhi minat pelanggannya yang nggak pernah surut. Apalagi, pelanggannya kini nggak hanya datang dari Klaten saja. Banyak yang datang dari kawasan Yogyakarta, Solo, Boyolali, dan sekitarnya.

Alasan lain yang bikin kuliner ini laris manis adalah harganya yang masih terjangkau. Seporsi sompil dibanderol Rp10 ribu untuk lauk telur rebus. Sementara itu, sompil dengan lauk daging ayam paha bawah dihargai Rp13 ribu.

Gimana, tertarik mencicipi sompil, kuliner khas Klaten yang unik ini, Millens. Yuk sempatkan waktu untuk wisata kuliner ke sana? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT