BerandaKulinary
Minggu, 24 Agu 2024 14:00

Satai Semur, Jajanan Sekolah 'Tiga Dekade' yang Masyhur di Mayong

Satai semur selalu menjadi jajanan sekolah favorit yang nggak hanya diminati anak sekolah, tapi juga masyarakat umum di Mayong. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Dengan cita rasa manis-pedas, satai semur telah menjadi jajanan legendaris di sekolah-sekolah yang ada di Mayong, Kabupaten Jepara, selama hampir tiga dekade.

Inibaru.id - Di antara belasan jajanan sekolah dijual di halaman samping Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sabilul Ulum Mayong, Kabupaten Jepara, ada satu yang menurut saya pantang untuk dilewatkan, yakni Satai Semur yang hampir nggak pernah sepi pembeli.

Satai semur ini dijajakan oleh seorang lelaki paruh baya bernama Rif'an yang mengaku telah berjualan sejak hampir tiga dekade silam. Rasanya yang manis-pedas bikin ketagihan dan harganya yang nyaman di kantong menjadi alasan paling logis kenapa jajanan sekolah ini selalu laris manis diserbu pembeli.

Dari yang saya lihat, pembelinya nggak hanya anak-anak yang bersekolah di MTs tersebut, tapi juga para penjemput dan pelanggan yang sengaja datang demi satai semur. Ini adalah bukti bahwa satai semur menjadi salah satu jajanan sekolah yang pantang kamu lewatkan.

Rif'an mengatakan, dirinya telah berjualan sejak 1995. Sebelum mangkal di MTs Sabilul Ulum, dia menjajakan satai semur berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain di sekitar Mayong. Saat berjualan, lelaki 68 tahun itu mudah dikenali dari gerobak hijau dan payung besar warna-warninya yang khas.

Nekat Berjualan

Meski cuma terbuat dari tahu dan tepung, lapak satai semur di Mayong selalu dipenuhi antrean pembeli. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Andai Rif’an nggak nekat berjualan jajanan sekolah selepas keluar dari pekerjaan lamanya sebagai perajin monel, jajanan sekolah legendaris ini mungkin nggak akan pernah ada. Dia mengatakan, satai semur adalah resep yang didapatkan setelah melakukan beberapa kali percobaan.

"Waktu masih jadi perajin monel, kondisi ekonomi sulit, jadi saya membulatkan tekad buka usaha sendiri dengan coba-coba bikin resep makanan," ungkapnya sembari melayani pembeli. "Ketemu resep satai semur, pakai tahu disobek-sobek dan tepung; ternyata enak! Ya sudah, saya nekat jualan."

Kini, dalam sehari, dia mengaku bisa menghabiskan 14 kilogram tepung tapioka dan terigu yang menjadi bahan utama satai semur. Biasanya, proses produksi dilakukan sepulang berjualan, dibantu oleh istri dan sang buah hati.

"Cara bikinnya mudah kok. Satai dibikin dari tepung yang dicampur dengan air, lalu dijumput dan direbus seperti bikin bakso. Terus, tahu goreng dirobek-robek, kemudian diisi adonan tepung dan direbus. Setelah itu tinggal bikin bumbu semur dan semuanya disatukan dalam kuali besar," kata dia.

Dilengkapi Keripik Tamalada 

Keripik tamalada yang tipis dan gurih ini menjadi pendamping yang pas untuk satai semur. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah

Untuk penyajian, satai semur biasanya dibubuhi saus dan keripik tamalada yang bercita rasa asin dan terasa gurih di lidah. Rif'an mengatakan, keripik pelengkap satai semur juga bikinannya sendiri, yang dalam sekali produksi memerlukan sekitar 25 kilogram tepung terigu.

"Keripik tamalada juga jadi favorit pelanggan, Mbak. Padahal bikinnya simpel, cuma adonan tepung yang dipotong tipis-tipis dan digoreng," ungkap lelaki yang dalam sehari mengaku bisa mengantungi omzet hingga satu juta rupiah ini.

Menurut saya, perpaduan antara satai semur dengan keripik tamalada memang juara, sih! Hal serupa juga diungkapkan Saidah, salah seorang pembeli yang mengaku sudah menjadi pelanggan satai semur tetap sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah.

"Sejak sekolah dulu sudah kenal jajan ini, sampai sekarang sudah kerja juga aku masih rajin ke sini," ungkapnya. "Harganya murah, mulai Rp2.000-an, tapi harus siap mengantre lumayan panjang, ya!"

Seperti kata Saidah, kamu memang harus siap mengantre kalau menginginkan satai semur ini, Millens. Oya, Rif'an biasa berjualan dari pukul 08.00, tapi biasanya sudah ludes sebelum pukul 13.00 WIB. Jadi, jangan sampai kehabisan. ya! (Alfia Ainun Nikmah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: