BerandaKulinary
Sabtu, 12 Mar 2021 09:37

Rendang atau Kalio? Ini Fakta Tentang Masakan Padang Favorit Sejuta Umat

Ternyata banyak orang yang nggak bisa membedakan antara rendang dan kalio (dictio.id)

Cuitan akun Twitter @fermendkis menyadarkan banyak orang kalau selama ini makanan yang kita kira adalah rendang ternyata adalah kalio. Lantas, apa perbedaan dari rendang dan kalio, sih?

Inibaru.id - Sebuah cuitan dari akun Twitter bernama @fermendkis menyadarkan banyak orang terkait dengan masakan padang favorit sejuta umat, rendang. Bagaimana nggak, menurut akun ini, kita selama ini salah mengira kalio sebagai rendang. Bahkan, banyak orang yang baru kali pertama mengetahui ada masakan padang bernama kalio gara-gara cuitan ini.

Dalam cuitan tersebut, terlihat dua gambar yang menunjukkan kalio sebagai makanan dari bahan daging berwarna merah dan berkuah kental yang selama ini kita kira sebagai rendang. Sementara itu, rendang justru terlihat jauh lebih gelap dan lebih kering.

Daripada terus-terusan bingung, sebaiknya kita cari tahu yuk apa sih sebenarnya perbedaan antara rendang dan kalio. Yuk, simak!

Memang perbedaan rendang dan kalio gimana sih? (Saribundo)

Pakar kuliner Minang yang membuat buku Rendang Traveler Reno Andam Suri menjelaskan perbedaan dua masakan tadi pada 2017. Kata Reno, rendang berasal dari bahasa Minang “marandang” yang artinya adalah proses memasak untuk menghabiskan air.

"Marandang itu proses menghilangkan atau menihilkan air. Jadi, rendang itu proses masak," ujar Reno.

Nah, saat proses memasak selama 7-8 jam, rendang melalui tahapan menjadi gulai dan kalio. Kalau masakan ini masih tampak merah dan berminyak, sebetulnya masih dalam tahapan menjadi kalio.

“Jadi tahapan prosesnya adalah gulai masih encer, kalio yang lebih kental dan minyak sudah keluar. Kalau sudah lebih kering, barulah disebut rendang," tambah Reno.

Kalio itu terbentuk sekitar 4 jam sejak masakan padang ini mulai diolah. Setelah masakan ini memasuki fase kalio, api langsung dikecilkan hingga masakan tersebut mengering. Nah, kalau sudah begini, boleh deh kamu menyebutnya sebagai rendang.

Ini rendang ya, teksturnya lebih kering. (Travistory)

Sayangnya, kekeliruan membedakan kalio dan rendang ini sudah kadung beranak-pinak, khususnya di kalangan orang-orang di Jawa. Kebanyakan orang Jawa pun mengenal kalio sebagai rendang yang sangat nikmat. Nah, penjual masakan padang juga akhirnya beradaptasi dengan kekeliruan ini hingga akhirnya memberikan label rendang terhadap kalio. Toh, banyak orang tetap menyukainya.

Kalau kamu membeli rendang di Sumatera Barat, pasti nggak bakal menemukan yang bentuknya mirip kalio. Di sana, rendang warnanya lebih gelap karena kadar airnya sudah habis. Kalau menurut Reno, banyak orang yang juga menyebutnya sebagai "karanggo" yang artinya adalah semut rangrang.

Proses pengolahan rendang hingga kering ini membuatnya jadi makanan yang awet dan nggak mudah basi. Bahkan, konon rendang sering dijadikan bekal orang-orang Minang yang berangkat haji. Nah, karena proses pengolahannya yang sangat lama dan melelahkan pula, dulu rendang seringkali dimasak hanya di momen-momen khusus saja.

"(Rendang) harus kering karena itu kan proses mengawetkan. Rendang itu sudah habis airnya, warnanya sudah kemerahan kemudian jadi hitam. Kalau di rumah makan padang ada yang merah, itu bisa juga disebut rendang. Tapi (rendang) hitam lebih awet. Kalau dari merah ke hitam prosesnya sekitar satu jam lagi," tutup Reno.

Nah, jadi begitulah perbedaan rendang dan kalio, Millens. Kalau kamu, sudah pernah mencoba yang gelap dan kering itu, belum, nih? (IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jalan Thamrin dan Depok Semarang Wajib Parkir Elektronik; Bayar Uang Tunai Dilarang

10 Okt 2024

Pakai Satu Nomor WhatsApp di Dua Ponsel? Bisa!

10 Okt 2024

Libur Panjang, Polda Jateng Larang Bus Besar Naik ke Lokasi Wisata Dieng

10 Okt 2024

Mungkinkah Pengajuan Kembali (PK) Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso Dikabulkan?

10 Okt 2024

Mengapa Windows 9 dan iPhone9 Nggak Pernah Eksis?

10 Okt 2024

Uniknya Sejarah Desa Gajahan Karanganyar, Konon Bekas Kandang Gajah Keraton

10 Okt 2024

Damkar Jepara Tangani 63 Kasus Evakuasi Reptil Sepanjang 2024, Mayoritas Piton

10 Okt 2024

Manfaat dan Tren Ginger Shot untuk Kesehatan

10 Okt 2024

Catatan Komnas HAM 2024: Kepolisian Paling Banyak Diadukan Masyarakat

11 Okt 2024

Segarnya Dawet Telasih Bu Hj Sipon, Melegenda di Pasar Gede Solo

11 Okt 2024

Serunya Jalan-Jalan Sambil Diintai 'Mata' Raksasa di Kota Sibiu

11 Okt 2024

Menggelegar, Seperti Apa Bahaya Suara 'Sound Horeg' bagi Telinga?

11 Okt 2024

Mengapa Menikah Muda Membawa Risiko Cepat Bercerai?

11 Okt 2024

Seru, Ratusan Siswa Belajar Menari dan Membatik di Museum Kartini

11 Okt 2024

PPDS Anestesi akan Dibuka Kembali, Undip Perbaiki Sistem

12 Okt 2024

Tertarik Investasi Emas di Antam? Yuk Simak Kelebihannya Terlebih Dahulu

12 Okt 2024

Pemakai QRIS Makin Banyak, Uang Tunai Bakal Nggak Laku?

12 Okt 2024

Viral Skincare Overclaim; Produk Nggak Berbahaya, tapi Nirmanfaat

12 Okt 2024

Akhirnya, Batas Usia dan Penampilan Menarik di Lowongan Kerja Kembali Digugat di MK

12 Okt 2024

Lenggak-lenggok Para Penari Cilik di Sanggar Padma Baswara Demak

12 Okt 2024