Nah, karena dikenal sebagai jajanan tradisional yang digemari
warga Pekalongan dan sekitarnya, sejak lebih dari 20 tahun silam, warga
Kelurahan Pekajangan Gang 20, Kecamatan Kedungwungi Kabupaten Pekalongan, menjadikan
gebral sebagai bagian dari tradisi lebaran bernama Gunungan Gebral Syawalan.

Dari namanya saja, kita sudah tahu kalau tradisi ini digelar
saat Syawalan alias H+7 Idulfitri. Tapi, proses persiapan tradisi ini bahkan
sudah dilakukan sejak beberapa hari sebelum lebaran, lo! Ini dilakukan karena nantinya gunungan gebral ini bakal berukuran
raksasa, bisa sampai setinggi 2-3 meter, lo!

Karena jumlah gebral yang dibuat cukup banyak, jangan heran
kalau singkong yang disiapkan bisa sampai lebih dari 100 kilogram, gula jawa
yang dipakai mencapai 5 kilogram, gula pasir mencapai 10 kilogram, hingga lebih
dari 50 butir buah kelapa. Seperti mempersiapkan pesta besar, ya?

Yang pasti, gebral-gebral yang akan dijadikan gunungan ini
nantinya akan diberi pewarna makanan agar lebih menarik. Makanya, di
gunungannya, kamu bisa melihat gebral berwarna cokelat, hijau, merah, biru,
atau kuning.

Setelah gunungan gebral jadi, warga biasanya mulai mengaraknya
sejak pukul 08.00 WIB bersamaan dengan agenda jalan sehat. Setelah itu, pada
pukul 11.00 WIB, proses pemotongan gunungan dilakukan. Gebral pun kemudian
diperebutkan oleh warga. Setelah puas mendapatkan gebral, warga masih bisa
mencicipi sejumlah jajanan yang juga disediakan di Pekajangan.

“Tradisi ini penuh dengan nilai kebaikan dan kebersamaan
bagi warga dalam memperingati Syawalan,” ungkap mantan Bupati Pekalongan Asip
Kholbihi saat ikut serta dalam tradisi ini pada 21 Juni 2018.

Seru banget ya tradisi Gunungan Gebral Syawalan di
Pekalongan ini. Kalau kebetulan ada di sana, coba deh menontonnya langsung Siapa tahu bisa mendapatkan gebral yang lezat juga kan?&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Warga Pekalongan dan sekitarnya pasti akrab
dengan jajanan tradisional dari singkong bernama gebral. Selain mudah ditemukan
di pasar tradisional atau penjual aneka jajanan, gebral juga hadir dalam bentuk
tradisi lebaran benama Gunungan Gebral Syawalan.

Buat kamu yang belum tahu, gebral terbuat dari singkong yang
diberi tambahan parutan kelapa dan gula merah. Kombinasi ketiga bahan ini
membuat gebral memiliki rasa manis dan gurih yang bikin nagih.

Digelar pada H+7 Lebaran, tradisi gunungan gebral syawalan bikin meriah suasana Lebaran Ketupat di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah,

Gunungan Gebral Syawalan Bikin Meriah Lebaran di Pekalongan

Menurut cerita yang beredar, Batu Bleneng telah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam keseimbangan alam. Batu ini diyakini digunakan untuk menutup sebuah mata air raksasa yang terus menyembur tanpa henti, mengancam pemukiman di sekitarnya. 

Kepercayaan lain menyebutkan bahwa batu ini menjadi tempat semedi para leluhur, menambah kesan magis yang menyelimutinya.

Konon, setiap usaha untuk memindahkan batu ini selalu gagal dan berujung pada kejadian aneh atau malapetaka. Selain itu, batu Bleneng dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat, sehingga banyak orang menganggapnya sebagai tempat yang sakral.&nbsp;

Beberapa orang menghubungkan keberadaan batu ini dengan tingginya angka kecelakaan di tol tersebut, meskipun faktor keselamatan jalan dan kelalaian pengemudi lebih masuk akal sebagai penyebab utama.

Di lain sisi, mitos dan kepercayaan seputar Batu Bleneng memang menarik untuk dikaji. Namun, dari perspektif ilmiah, nggak ada bukti yang secara langsung mengaitkan keberadaan batu ini dengan kecelakaan yang terjadi. Sepertinya, faktor kelelahan pengemudi, kondisi jalan, serta aspek teknis kendaraan lebih berpengaruh terhadap keselamatan berkendara dibanding unsur mistis.

Meski begitu, kepercayaan terhadap Batu Bleneng tetap menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Bagi sebagian orang, mitos ini bukan sekadar cerita, melainkan bagian dari sejarah dan identitas budaya yang perlu dihormati.

Batu Bleneng di Tol Cipali adalah salah satu fenomena unik yang menggabungkan sejarah, mitos, dan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita mistis yang menyelimutinya, keberadaan batu ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melintasi jalan tol tersebut. 

Apakah Batu Bleneng memang memiliki kekuatan gaib, atau hanya sekadar batu biasa yang dilingkupi legenda? Jawabannya kembali pada kepercayaan masing-masing individu. Kalau kamu percaya nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di tengah hiruk-pikuk Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), terdapat sebuah batu besar yang menyimpan berbagai kisah mistis. Batu Bleneng, demikian masyarakat setempat menyebutnya, diyakini memiliki aura gaib dan nggak dapat dipindahkan. Keberadaannya di Kilometer 182 kerap dikaitkan dengan mitos yang berkembang turun-temurun.

Tol Cipali merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta, hingga Palimanan, Cirebon. Meski baru diresmikan pada 2015, tol ini telah menjadi saksi banyak peristiwa, termasuk kecelakaan yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang Batu Bleneng yang berdiri kokoh di tepi jalan tol.

Konon, semua cara yang digunakan untuk memindahkan batu ini berakhir dengan kegagalan

Kisah Batu Bleneng di Tol Cipali yang Misterius

Lalu, apakah kimchi bisa
memberikan manfaat kesehatan bagi kulit? Jawabannya, benar! Karena kaya probiotik, sudah banyak penelitian yang menyebut
kimchi sebagai salah satu makanan yang paling sehat di dunia.

Selain bikin
pencernaan jadi lebih sehat, kandungan di dalam kimchi yang kaya akan vitamin
serta antioksidan juga bisa bikin sistem kekebalan tubuh lebih baik.
Artinya, makan kimchi memang bisa bikin kita jadi nggak mudah jatuh sakit.

Namun, apakah rutin makan kimchi bisa bikin kulit
glowing dan nggak jerawatan? Kalau ini, belum ada penelitian yang membuktikannya.
Meski begitu, ahli kesehatan membenarkan kemungkinan bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat.

Fakta bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat sempat diungkapkan ahli kulit dr Ruri Diah Pamela SpKK. Alasannya, kimchi kaya akan nutrisi sehat seperti probiotik
alias bakteri baik layaknya Lactobacilllus yang punya kemampuan unik berupa
menjaga keseimbangan mikrobioma pada usus.

Selama mikrobioma usus terjaga, peradangan pada tubuh bisa dicegah. Perlu kamu tahu, peradangan-peradangan pada tubuh adalah kondisi yang memicu munculnya jerawat pada wajah.

“Kimchi juga kaya antioksidan dan vitamin C yang baik untuk
kulit dan mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini atau kulit kusam,”
ungkap dr Ruri sebagaimana dikutip dari Detik, Kamis (13/3/2025).

Meski baik untuk kesehatan kulit, bukan berarti hanya dengan
makan kimchi masalah kulit seperti jerawat bakal otomatis kelar. Mencegah kemunculan jerawat hanya bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat
secara keseluruhan demi mendapatkan manfaat tersebut.

Namun begitu, nggak ada salahnya untuk sering-sering mengonsumsi kimchi. Kamu suka
makan kimchi juga, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu gemar mengonsumsi makanan khas
Korea, Millens? Kalau iya, pasti nggak asing dengan kimchi, bukan?
Sayuran fermentasi dengan rasa asam ini memang hampir selalu hadir di setiap menu kuliner di Negeri Gingseng.

Selain rasanya yang unik, banyak orang suka makan kimchi
karena konon bisa bikin kulit glowing. Bahkan, beberapa saat lalu, di media
sosial X, ada warganet yang mengaku kulitnya jadi nggak jerawatan lagi
setelah rutin makan kimchi selama enam bulan.

Di media sosial X, muncul narasi yang menyebut rutin makan kimchi bisa bikin kulit glowing. Beneran nggak, ya?

Benarkah Rutin Makan Kimchi Bikin Kulit Glowing?

Nah, agar semangat tetap terjaga dan nggak kehilangan spirit Ramadan, sebagai umat muslim, kita sejatinya bisa belajar dari sosok inspiratif dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Khattab.

Umar adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar As-Siddiq. Khalifah yang berkuasa pada 634-644 ini dikenal karena ketegasan, kedisiplinan, dan komitmennya dalam menjalankan ajaran Islam.

Khalifah Umar bin Khattab hidup sekitar pertengahan abad ke-6. Sosoknya tinggi dan kuat serta piawai menunggang kuda dan bergulat. Semasa muda, dia memang dikenal sebagai pegulat tangguh yang sangat disegani kaumnya.

Kemampuan orasi Umar juga luar biasa, membuatnya acap diminta mewakili sukunya saat menghadapi konflik dengan suku lain di Arab. Kemampuan itu terus diasahnya setelah masuk Islam dan menjabat sebagai khalifah. Umar sangat disegani negara lain dan kepemimpinannya menjadi salah satu kekuatan besar di Timur Tengah.

Sosok yang semasa hidup dikenal dengan kesederhanaannya ini diberi julukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Al-Faruq atau orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Kematian sosok yang dijanjikan surga kepadanya ini adalah duka bagi umat Islam di seluruh dunia hingga sekarang.

Tiga Cara Menjaga Spirit Ramadan ala Umar

Menjadikan Umar bin Khattab sebagai anutan bukanlah sebuah kesalahan, karena bisa memotivasi kita untuk menjaga konsistensi dalam beribadah. Berikut adalah tiga cara menjaga spirit Ramadan dengan mengambil inspirasi dari kepemimpinan sang Khalifah kedua tersebut.

1. Menjaga konsistensi ibadah seperti kedisiplinan Umar

Salah satu sifat utama Umar bin Khattab adalah disiplinnya dalam beribadah. Dia selalu menjaga salat tepat waktu dan nggak membiarkan dirinya terlena dalam kenyamanan dunia.

Setelah Ramadan, kita bisa meneladani Umar dengan tetap menjaga konsistensi ibadah yang telah terbiasa selama sebulan penuh, seperti:

Ramadan bukan hanya tentang beribadah selama satu bulan, tetapi latihan untuk menjadi lebih baik sepanjang tahun. Seperti Umar yang tetap teguh dalam keimanannya setelah masuk Islam, kita pun harus tetap teguh dalam ibadah meskipun Ramadan telah berlalu.

2. Mengendalikan diri seperti Umar setelah menjadi pemimpin

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas, tetapi juga mampu mengendalikan emosinya. Ketika seseorang mengkritiknya, dia nggak marah, justru menjadikannya sebagai pelajaran.

Ramadan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Maka, setelah Idulfitri, kita harus tetap menjaga sikap ini, dengan cara:

Sebagaimana Umar yang mengendalikan dirinya dalam menghadapi kritik dan ujian, kita pun bisa menerapkan pengendalian diri yang kita latih selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memperkuat kepedulian seperti kedekatan Umar dengan rakyat

Sebelum mendirikan Baitul Mal, Umar&nbsp;bin Khattab memilih tinggal di rumah lumpur sederhana di dekat kaum marjinal agar lebih mengenal rakyatnya. Untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya, selama menjadi khalifah dia&nbsp;juga sering menyamar pada malam hari untuk menyelinap di antara mereka.

Ramadan seharusnya berhasil membentuk kita menjadi sosok yang seperti Umar yang peduli terhadap sesama, bahkan merelakan sebagian besar hartanya untuk rakyat dan menegakkan agama.

Setelah Idulfitri, kita bisa mempertahankan kebiasaan baik ini dengan:

Sebagaimana Umar yang tidak berhenti membantu rakyatnya, kita pun bisa menjadikan Ramadan sebagai titik awal untuk terus berbagi kebaikan pada hari-hari ke depan.

Spirit Ramadan bisa terus hidup dalam keseharian jika kita mau berpikir bahwa bulan suci itu bukanlah semata momen sesaat, tapi bagian dari perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Maka, tujuannya bukanlah menjadi bersih, tapi bertahan dalam kebersihan itu. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Ramadan disebut sebagai Bulan Suci, salah satunya karena pada bulan tersebut kita seperti yang "kotor" pada bulan-bulan sebelumnya direndam, dikucek, lalu dibilas agar menjadi pribadi yang bersih saat merayakan kemenangan Hari Raya Idulfitri.

Setelah bersih, tentunya kita nggak pengin kotor-kotor lagi dong? Kita berharap menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan semangat menggebu dalam beribadah, disiplin waktu, dan kebiasaan baik lainnya. Sayangnya, acap kali semangat itu mengendur setelah kita kembali ke rutinitas lama.

Idulfitri bukanlah momen untuk melupakan Ramadan yang telah berlalu, tapi menjadikannya patokan akan seperti apa kita selanjutnya.

3 Cara Menjaga Spirit Ramadan setelah Idulfitri: Belajar dari Umar bin Khattab

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup tekanan dan gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang nggak normal, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan makan sendirian juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing meneliti sekitar 35.000 pria dan wanita mengenai kebiasaan makan mereka melansir Kumparan (15/11/2021).

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sering makan sendiri, terutama laki-laki, lebih berisiko mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya interaksi sosial dan perasaan kesepian yang muncul saat makan tanpa ditemani.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause&nbsp;mengutip Suara (10/12/2021) menunjukkan bahwa perempuan yang terbiasa makan sendiri memiliki risiko 2,58 kali lebih tinggi mengalami angina, yaitu gejala penyakit arteri koroner yang melibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.

Selain itu, mereka cenderung kurang memperhatikan asupan nutrisi seperti kalori, serat, dan karbohidrat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Kebiasaan makan sendirian dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, depresi, dan masalah jantung.

Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan interaksi sosial saat makan, seperti makan bersama keluarga atau teman, untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Ternyata hal yang kita anggap sepele punya efek kesehatan yang cukup serius ya?

Kalau kamu suka cari teman nggak waktu makan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Siapa sangka jika kebiasaan makan sendirian bukan hanya memengaruhi aspek sosial seseorang, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental?

Yap, menurut Klikdokter (26/5/2020) berbagai penelitian menunjukkan bahwa sering makan sendiri dapat meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Research and Clinical Practice menemukan bahwa individu yang sering makan sendirian mengalami peningkatan risiko obesitas hingga 45 persen dan sindrom metabolik hingga 64 persen.

Kerap makan sendirian bisa membuatmu terkena gangguan kesehatan.

Sering Makan Sendiri Berpotensi Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental

Memperingati momentum tersebut, hari ini Google Doodle memajang gambar rendang di halaman utamanya. Nah, mumpung sedang "merayakan rendang", yuk kita sedikit membahas&nbsp;hidangan nasional Indonesia yang menjadi warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ini!

Seperti yang sudah banyak orang tahu, rendang memiliki rasa dan bumbu yang sangat khas, dibuat dari kekayaan rempah-rempah asli Indonesia. Metode memasak yang tergolong rumit dan cukup lama menjadikan rendang makanan yang nggak mudah basi. Padahal, pada proses pembuatannya nggak membutuhkan bahan pengawet.

Sudah banyak yang membuktikan bahwa rendang merupakan hidangan dengan cita rasa lezat.&nbsp;Pada tahun 2011 hingga 2017, masakan tradisional yang berasal dari Minangkabau ini terpilih sebagai makanan terlezat nomor satu di dunia berdasarkan pilihan pembaca dalam survei yang dilakukan oleh Cable News Network (CNN).

Sementara itu, dalam sebuah acara pameran kuliner Village International de la Gastronomie (VIG) yang diadakan oleh pemerintah Prancis pada tahun 2017, rendang menjadi primadona para pengunjung yang datang.

Bagi masyarakat Sumatra Barat, rendang sudah menjadi bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak zaman nenek moyang. Sayangnya, nggak diketahui kapan tepatnya rendang kali pertama dibuat karena kurangnya penemuan bukti tertulis.

Salah satu literatur yang membahas tentang rendang sebagai masakan tradisional dari Minangkabau ditemukan pada awal abad ke-19. Namun, menurut Gusti Anan, seorang sejarawan dari Universitas Andalas, rendang sudah muncul sejak abad ke-16.

Gusti Anan menduga bahwa pembukaan kampung baru pada abad ke-16 di wilayah pantai timur Sumatra hingga Singapura, Malaka, dan Malaysia jadi masa di mana rendang sudah eksis. Pasalnya, masyarakat Minang pada waktu itu memanfaatkan rendang sebagai bekal makanan. Rendang cocok dijadikan bekal karena bisa terus dikonsumsi untuk mencapai tempat-tempat yang membutuhkan waktu perjalanan lama.

Melansir Wikipedia, rendang bagi masyarakat Minangkabau memiliki makna Musyawarah dan Mufakat. Filosofi ini disinyalir merujuk pada empat bahan utama yang digunakan untuk membuat rendang, yaitu “dagiang” (daging) melambangkan “niniak mamak” (pemimpin suku adat); “karambia” (kelapa) melambangkan “cadiak pandai” (kaum intelektual); “lado” (cabai) melambangkan “alim ulama”; serta “pemasak” (bumbu) melambangkan masyarakat Minang.

Karena memiliki folisofi yang mendalam, nggak heran rendang biasa disajikan ketika perayaan adat seperti kenduri, menyambut tamu kehormatan, berbagai acara adat Minang, dan lain sebagainya.

Seiring waktu, Rendang pun sering disajikan ketika perayaan keagamaan seperti Idulfitri dan Iduladha. Bahkan, sekarang sudah banyak rumah makan Padang yang menjualnya dengan ciri khas masing-masing.

Itulah sekilas tentang makanan "terenak" se-Indonesia, rendang. Siapa sangka makanan tradisional memiliki kelezatan yang diakui oleh masyarakat seluruh dunia ya, Millens? Kamu juga penggemar rendang nggak? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Pada tanggal 21 Agustus 2021, ada acara memasak rendang secara daring terbesar sepanjang masa. Acara yang digelar oleh Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi itu masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai acara memasak rendang terbesar.

Kegiatan tersebut melibatkan 2.814 peserta dari berbagai negara di Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa. Acara itu juga diikuti oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Rendang merupakan makanan yang diakui kelezatannya oleh masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Sementara itu, bagi masyarakat Minangkabau, rendang memiliki filosofi yang mendalam.

Rendang, Masih Makanan Primadona karena Filosofi dan Rasanya

Daripada terus-terusan bingung, sebaiknya kita cari tahu yuk apa sih sebenarnya perbedaan antara rendang dan kalio. Yuk, simak!

Pakar kuliner Minang yang membuat buku Rendang Traveler&nbsp;Reno Andam Suri&nbsp;menjelaskan perbedaan dua masakan tadi pada 2017. Kata Reno, rendang berasal dari bahasa Minang “marandang” yang artinya adalah proses memasak untuk menghabiskan air.


"Marandang itu proses menghilangkan atau menihilkan air. Jadi, rendang itu proses masak," ujar Reno.

Nah, saat proses memasak selama 7-8 jam,
rendang melalui tahapan menjadi gulai dan kalio. Kalau masakan ini masih tampak merah dan berminyak, sebetulnya masih dalam tahapan menjadi kalio.

“Jadi tahapan prosesnya adalah gulai masih encer, kalio
yang lebih kental dan minyak sudah keluar. Kalau sudah lebih kering, barulah disebut rendang," tambah Reno.

Kalio itu terbentuk sekitar 4
jam sejak masakan padang ini mulai diolah. Setelah masakan ini memasuki fase kalio, api langsung dikecilkan hingga masakan tersebut mengering. Nah, kalau sudah begini, boleh deh kamu menyebutnya sebagai rendang.

Sayangnya, kekeliruan membedakan kalio dan rendang ini sudah kadung beranak-pinak, khususnya di kalangan orang-orang di Jawa. Kebanyakan orang Jawa pun mengenal kalio sebagai rendang yang sangat nikmat. Nah, penjual masakan padang juga akhirnya beradaptasi dengan kekeliruan ini hingga akhirnya memberikan label rendang terhadap kalio. Toh, banyak orang tetap menyukainya.

Kalau kamu membeli rendang di Sumatera Barat, pasti nggak bakal menemukan yang bentuknya mirip kalio. Di sana, rendang warnanya lebih gelap karena kadar airnya sudah habis. Kalau menurut Reno, banyak orang yang juga menyebutnya sebagai "karanggo" yang artinya adalah semut rangrang.

Proses pengolahan rendang hingga kering ini membuatnya jadi makanan yang awet dan nggak mudah basi. Bahkan, konon rendang sering dijadikan bekal orang-orang Minang yang berangkat haji. Nah, karena proses pengolahannya yang sangat lama dan melelahkan pula, dulu rendang seringkali dimasak hanya di momen-momen khusus saja.

"(Rendang) harus kering karena itu kan
proses mengawetkan. Rendang itu sudah habis airnya, warnanya sudah kemerahan
kemudian jadi hitam. Kalau di rumah makan padang ada yang merah, itu bisa juga disebut rendang. Tapi (rendang) hitam lebih awet. Kalau dari merah ke hitam
prosesnya sekitar satu jam lagi," tutup Reno.

Nah, jadi begitulah perbedaan rendang dan
kalio, Millens. Kalau kamu, sudah pernah mencoba yang gelap dan kering itu, belum, nih? (IB28/E07)

Inibaru.id
- Sebuah cuitan dari akun Twitter bernama @fermendkis menyadarkan banyak orang terkait dengan masakan padang favorit sejuta umat, rendang. Bagaimana nggak, menurut akun ini, kita selama ini salah mengira kalio sebagai rendang. Bahkan, banyak orang yang baru kali pertama mengetahui ada masakan padang bernama kalio gara-gara cuitan ini.

Dalam cuitan tersebut, terlihat dua gambar yang menunjukkan kalio sebagai makanan dari bahan daging berwarna merah dan berkuah kental yang selama ini kita kira sebagai rendang. Sementara itu, rendang justru terlihat jauh lebih gelap dan lebih kering.

Cuitan akun Twitter @fermendkis menyadarkan banyak orang kalau selama ini makanan yang kita kira adalah rendang ternyata adalah kalio. Lantas, apa perbedaan dari rendang dan kalio, sih?

Rendang atau Kalio? Ini Fakta Tentang Masakan Padang Favorit Sejuta Umat

Contohnya,
nih, Millens, pada Oktober 2020 lalu,
Tatjana bikin video berjudul “Bandingin barang2 di Indo sama US.” Dalam video
ini, dia bercerita kalau host family
tempat dia tinggal membelikan beras untuk kebutuhan makannya. Beras yang
dibelikan berjenis Jasmine Rice. Harganya cukup mahal, yakni 16 Dollar AS atau
sekitar Rp 236 ribu.

“Kalau di
Indo, Rp 150 ribu aja udah dapet 10 kilogram,” cerita Tatjana.

Jasmine
juga menceritakan tentang harga tempe di sana. Ternyata, untuk tempe 8 ons atau
sekitar 226 gram, harganya mencapai 26 Dollar AS atau sekitar Rp 400 ribuan!
Nggak bisa makan tempe tiap hari seperti di sini, deh.

Untungnya,
Tatjana masih bisa mencari makanan idola semua umat di Indonesia, nasi padang.
Dia menemukannya di restoran bernama Indocafe di Seattle. Harganya 12 Dollar AS
atau sekitar Rp 170 ribu! Ada juga menu lain, yakni nasi dengan ayam goreng,
tahu tempe goreng, dan sambal yang harganya 10 Dollar AS atau sekitar Rp 150
ribu.

Soal rasa,
Tatjana bercerita kalau rendang paling enak dengan lauk paling lengkap di
Amerika Serikat ada di restoran Simpang Asia yang ada di Los Angeles. Tapu,
harganya juga cukup mahal, yakni 16 Dollar AS atau sekitar Rp 200 ribu!

Mahalnya
harga makanan khas Indonesia di Amerika Serikat sebenarnya bisa dimengerti mengingat
bahan-bahannya juga mahal. Ada juga rempah yang harus diimpor dari Indonesia
atau negara lain.

Jadi, ke
depannya mungkin sebaiknya bawa bahan makanan khas Indonesia sendiri kalau ke
luar negeri ya, Millens. Biar ngirit,
hehe. (Det/IB09/E05)

Inibaru.id – Salah satu masalah yang akan dihadapi para
perantau dari Indonesia di luar negeri adalah sulitnya mencari makanan khas
Indonesia. Meski banyak makanan enak, lidah orang Indonesia tentu kangen dengan
rasa lezat dari makanan layaknya rendang, tempe, ayam goreng, dan lain-lain.
Hal inilah yang dirasakan oleh seorang warganet pemilik akun TikTok Tatjana
Syafira.

Tatjana
tinggal di Colorado, Amerika Serikat. Dia ikut dalam program pertukaran
pelajar. Nah, selagi di sana, dia sering mengunggah video kesehariannya di akun
TikTok miliknya. Salah satu yang paling sering dia bahas adaah soal makanan.

Nggak hanya di Indonesia, ternyata rendang dan nasi padang bisa ditemukan di Amerika Serikat, lo. Kira-kira harganya berapa, ya?

Ingin Makan Rendang di Amerika Serikat? Berapa ya Harganya?

Ade menuturkan bila Ramsay sangat
terkesan dengan masakan Indonesia yang menyimpan cerita di setiap langkah
pembuatannya.

“Dia sama seperti bule lainnya,
kaget dengan makanan Indonesia yang nggak hanya menyoal rasa makanan tapi
prosesnya atau ceritanya sangat panjang dan banyak,” ujar Ade.

Ramsay memang pernah mencoba
rendang khas Malaysia, tapi dia belum pernah mencoba rendang khas Indonesia.
Saat Ramsey mencoba pertama kali rendang daging Indonesia, dia menyebut rendang
yang dimiliki Indonesia lebih kompleks.

Hal itulah yang mendorong Ramsay
belajar membuat rendang khas Indonesia. Nggak hanya belajar memasak,
Ramsay juga mempelajari budaya Sumatera Barat di balik masakan yang sarat
dengan rempah-rempah itu.

Pada kesempatan yang sama, koki
William Wongso menantang Ramsay untuk mengolah rendang daging sapi dalam tujuh
hari. Namun, rupanya Ramsay nggak bisa menyelesaikan tantangan itu karena
belajar masak rendang juga berarti belajar budaya Minang. Hal ini tentu sulit untuk dilakukan.

Proses Ramsay saat belajar memasak
rendang serta belajar budaya Minang itu terekam dalam program Uncharted musim
kedua. Trailer program ini sudah tayang di kanal Youtube National Geographic sejak 30
April 2020 lalu. Meski begitu, program ini baru akan dirilis 7 Juni mendatang.

Selain
menampilkan eksplorasi Ramsey di Indonesia, program itu juga merekam eksplorasi
Ramsey di Tasmania (Australia), India, Norwegia, Afrika Selatan, dan Guyana.

Wah, bakal seru nih kayaknya! Hayo,
siapa yang sudah nggak sabar nontonnya, Millens?
(Rep/IB03/E07)

Inibaru.id
–
Koki selebritas dari Inggris Gordon Ramsey siap membawa rendang Indonesia makin terkenal di
mancanegara. Demi memastikannya, dia bahkan memilih untuk berkunjung ke Sumatera Barat selama sepekan demi belajar memasak rendang!

Pada Januari 2020 lalu, koki yang juga
juri acara Masterchef&nbsp;UK&nbsp;itu mampir ke Padang, Sumatera Barat. Dia berkunjung ke
Tanah Minangkabau itu untuk melakukan syuting program televisi terbarunya, Uncharted musim kedua. Di sana, Ramsay diditemani dua koki kenamaan
Indonesia, yakni William Wongso dan Ade Putri Paramadita.

Usai belajar memasak rendang langsung di Sumatera Barat, koki Gordon Ramsay berjanji akan membawa rendang go internasional lewat program teranyarnya. Gimana ya kisah selengkapnya?

Sepekan Eksplorasi Sumatera Barat, Gordon Ramsay Siap Bawa Rendang Go Internasional

Inibaru.id - Selain mengurangi kadar gizi, memanaskan makanan secara berulang juga berpotensi untuk menjadikannya racun. Bahkan, memanaskan makanan berkali-kali juga bisa mengubah rasa menjadi hambar. Namun, lima jenis makanan ini justru bertambah nikmat saat dipanaskan. Penasaran? Yuk, simak baik-baik infonya!
1. Gudeg
<img src="/nuploads/64/Sayur/gudeg_fimeladotcom.JPG" alt="" width="600" height="337" />
<code>Nasi gudeg, makanan khas Daerah Istimewa Yogyakarta. (fimela.com)</code>
Siapa sih yang nggak tahu Gudeg? Makanan khas dari Yogyakarta ini memang sudah mendunia, bukan? Nah, ternyata nih, bumbu gudeg kalau dipanasin ulang sebelum dimakan akan tambah enak! Soalnya, bumbu rempah, gula merah dan santan yang dimasak lama akan semakin meresap pada nangka mudanya. Selain itu, tekstur dari nangkanya pun akan semakin lembut dan sudah pasti bakal tambah nikmat, Millens!
2. Rendang
<img src="/nuploads/64/Sayur/rendang_suaradotcom.jpg" alt="" width="600" height="336" />
<code>Rendang, makanan khas Padang yang dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia. (suara.com)</code>
Olahan daging yang satu ini memang luar biasa nikmat! Apalagi jika disantap selagi hangat, wah, tambah nampol lah rasanya! Hehe. Oh iya, hampir mirip dengan gudeg yang dibumbui rempah dan santan yang kental, maka, rendang pun akan lebih nikmat jika dipanaskan berulang-ulang. Soalnya, bumbu akan kian meresap pada daging dan tekstur dagingnya pun akan semakin empuk. Mantap lah!
3. Gulai
<img src="/nuploads/64/Sayur/gulai_dapurkudotcodotid.jpg" alt="" width="600" height="401" />
<code>Gulai, sayur kental bersantan untuk olahan berbagai jenis daging. (dapurku.co.id)</code>
Gulai merupakan salah satu jenis sayur yang memiliki berbagai varian. Ada gulai ayam, ikan, kambing bahkan sapi. Namun, terlepas dari apa pun jenis yang digunakan, gulai akan lebih nikmat jika disajikan dalam kondisi hangat. Sebab itu, gulai termasuk makanan yang akan terjaga kenikmatannya jika dipanaskan lagi dan lagi.
4<code>. </code>Sop<code> </code>
<code><img src="/nuploads/64/Sayur/sop_miungdotcom.jpg" alt="" width="600" height="336" /></code>
<code>Sayur sop yang cocok dihidangkan saat cuaca dingin. (miung.com)</code>
Menu yang cocok disajikan saat udara dingin ini memang lebih nikmat saat disajikan dalam kondisi panas. Selain bisa menghangatkan tubuh, menghangatkan sop juga bisa meningkatkan cita rasa pada daging potongan di dalamnya. Apalagi nih, kalau dagingnya diganti iga sapi. Duh, sudah pasti tambah enak lah, ya!
5. Lodeh
<img src="/nuploads/64/Sayur/lodeh_resepsedapku.jpg" alt="" width="600" height="400" />
<code>Sayur berkuah kental yang biasanya menggunakan labu sebagai bahan utamanya. (resepsedapku.com)</code>
Sayur bertekstur kental ini memang memiliki cita rasa yang unik. Kandungan santan yang tinggi ditambah bumbu rempah yang khas, menjadikannya nikmat dimakan saat masih hangat. Karena itu, kebanyakan orang akan memanaskannya terlebih dulu sebelum disajikan.
Meski memanaskan makanan bisa menambah nikmat, tapi berlebihan melakukannya juga nggak baik. Jangan abaikan kesehatan&nbsp;demi memenuhi sensasi nikmat yang dirasakan lidah semata, Millens. (IB23/E05)

Memanaskan makanan secara berulang-ulang memang nggak dianjurkan karena akan mengurangi rasa. Namun, 5 makanan ini justru bertambah nikmat meskipun dipanaskan berkali-kali.

Dipanaskan Berulang, 5 Makanan Ini justru Bertambah Nikmat!

Inibaru.id &ndash; Beragam bantuan terus mengalir dari pelbagai pihak untuk korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kali ini giliran masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) yang bakal mengirimkan bantuan ke Lombok. Mereka berupaya membantu para korban gempa di Lombok dengan mengumpulkan dan mengirim rendang sebagai lauk.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit membenarkan kabar tersebut.
"Hari ini (7/8) diinisiasi Gubernur sudah terkumpul 231 kilogram. Dalam dua hari ditargetkan terkumpul satu ton," dilansir Antaranews.com, Selasa (7/8/2018).
Rendang yang terkumpul sebagian besar berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, mulai dari 5 kg hingga 20 kg. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga menerima sumbangan dari masyarakat yang peduli terhadap korban gempa NTB.
Sumbangan daging rendang tersebut nantinya akan diantarkan langsung ke NTB untuk kemudian diserahkan kepada satuan tugas di lapangan. Setelah itu, petugaslah yang akan membagikannya kepada masyarakat korban gempa sesuai kebutuhan di lapangan. Berdasarkan rencana, sumbangan rendang itu akan dikirim Kamis (9/8) dalam bentuk kemasan.
Sebelum ini, Pemprov Sumbar juga pernah melakukan hal serupa. Mereka pernah mengirim satu ton rendang untuk korban gempa di Pidie, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada 9 Desember 2016.
Semoga kiriman rendang itu bisa terbagi rata untuk korban gempa di Lombok ya, Millens. (MG12/E04)

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berupaya membantu korban gempa di Lombok dengan mengirimkan makanan siap saji. Kali ini mereka mengumpulkan dan mengirimkan satu ton rendang untuk dikonsumsi para korban di Lombok.

Pemprov Sumatera Barat Kirim 1 Ton Rendang untuk Korban Gempa Lombok

Inibaru.id &ndash; Aih, betapa beruntungnya Sumatra Barat (Sumbar)! Akhir pekan ini, provinsi yang beribukota di Padang itu bakal ikut dalam Allgemeine Nahrung Genussmittel Austellung (Anuga) 2017. Dari Indonesia, hanya produk unggulan UKM asal Sumbar saja yang diikutkan dalam pameran yang digelar pada 7-11 Oktober mendatang itu.
"Ya, Sumbar menjadi satu-satunya provinsi yang diundang ikut&nbsp;pameran ini. Karena itu, kami akan manfaatkan semaksimal mungkin," ungkap Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, di Padang, sebagaimana dikutip dari Antara.
Perlu diketahui, Anuga merupakan salah satu pameran makanan dan minuman internasional terbesar di dunia. Festival ini pastilah bergengsi. Beragam kuliner tentu bakal dipamerkan dalam ajang yang akan berlangsung di Koln, Jerman ini.
Baca juga:&nbsp;<a href="/pasar/berharap-terobos-pasar-makanan-di-eropa-ditjen-industri-pangan-akan-ikuti-pameran-anuga-2017-di-jerman" target="_blank">Berharap Terobos Pasar Makanan di Eropa, Ditjen Industri Pangan Akan Ikuti Pameran ANUGA 2017 di Jerman</a>
Makanan khas Sumbar, Rendang, dipastikan bakal menjadi menu kuliner primadona yang akan disajikan perwakilan Indonesia. Selain rendang, sejumlah makanan lokal lain juga bakal diikutsertakan.
Tim dari Sumbar juga direncanakan menampilkan sejumlah kesenian daerah. Irwan berharap, makanan dan kesenian daerah itu bisa jalan bagi masyarakat internasional untuk mengenal Sumbar.
"Tentu saja diharapkan mereka akan terpancing untuk mengenal lebih jauh tentang Sumbar dan tertarik untuk datang," ungkapnya.
Tidak hanya mempromosikan daerah, rombongan yang salah satu unsurnya adalah tim investasi, juga akan menjajaki kemungkinan investasi dengan pemerintah maupun perusahaan swasta di Jerman.
"Tim investasi akan mengunjungi sejumlah kota di sela-sela kegiatan Anuga. Hal ini sebagai upaya kerja sama investasi," terang dia.
Baca juga:&nbsp;<a href="/kuliner/masakan-indonesia-jadi-primadona-dalam-festival-di-slovakia" target="_blank">Masakan Indonesia Jadi Primadona Dalam Festival di Slovakia</a>
Baca juga:&nbsp;<a href="/kuliner/kuliner-indonesia-segera-goyang-lidah-australia-di-spring-festival" target="_blank">Kuliner Indonesia Segera Goyang Lidah Australia di Spring Festival</a>
Beberapa anggota DPRD Sumbar juga akan ada dalam rombongan. Terkait hal ini, Irwan mengatakan, keberadaan mereka juga penting untuk menyamakan persepsi dalam hal investasi.
Adapun jumlah personel yang akan diikutsertakan dalam tim Anuga dari Sumbar 20 orang. Kepala Dinas Penanaman Modal (DPM) dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Sumbar, Maswar Dedi, mengatakan, tim itu terdiri atas sejumlah kepala dinas, DPRD, dan tim kesenian.
Kepala dinas yang berangkat antara lain Kepala Dinas Koperindag dan UMKM, Dinas Pariwisata, Bappeda, Dinas Pendapatan dan Keuangan, dan DPM. Sementara dari DPRD, yang berangkat empat orang. (GIL/SA)

Menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Anuga 2017, Sumbar bakal bawa Rendang dan kesenian daerah ke ajang kuliner internasional itu.