BerandaKulinary
Sabtu, 29 Jan 2021 16:27

Merindukan Bunyi 'Tung-Tung' Es Puter Keliling, Bagaimana Riwayatmu Kini?

Es puter atau es dung-dung, jajanan tradisional yang mencerminkan perjuangan orang Indonesia. (Inibaru.id/Zulfa Anisah)

Harga susu yang nggak terbeli pada medio 1970-an membuat rakyat jelata di Indonesia berpikir untuk membuat es krim ekonomis berbahan santan. Maka, terciptalah es puter keliling, yang bunyi 'tung-tung'-nya mungkin kini kita rindukan.

Inibaru.id – Mahalnya harga es krim di Indonesia sekitar medio 1970-an diyakini menjadi ihwal mula es puter tercipta. Untuk bisa menikmati "es krim" versi ekonomis itu, susu yang sangat mahal, yang menjadi bahan dasar es krim, diganti dengan santan.

Selain bisa menekan ongkos produksi, santan kelapa juga lebih akrab di lidah orang Indonesia. Maka, jadilah es puter. Minuman dingin ini umumnya dipasarkan memakai gerobak dorong, pikulan, atau sepeda roda tiga.

Untuk memanggil pembeli, para penjual es puter menggunakan bende (gong kecil) yang kalau ditabuh berbunyi "tung-tung" atau "dung-dung". Karenanya, es puter juga disebut es dung-dung atau es tung-tung.

Es puter memiliki tekstur lebih kasar dari es krim lantaran biasanya diberi campuran kelapa muda. Diyakini kali pertama berkembang di Pulau Jawa, hingga kini belum bisa dipastikan siapa yang kali pertama menciptakan dessert khas kondangan bercita rasa manis dan gurih itu.

Diputer, Cara Bikin dan Jualannya

Cara pembuatan es puter dan suara pedagang yang menjajakannya membuat es krim ini populer di Indonesia. (Inibaru.id/Zulfa Anisah)

Kenapa disebut es puter? Pertama, karena para penjualnya senantiasa berkeliling dari satu gang ke gang lain, mereka disebut es muter, yang kemudian menjadi es puter. Kedua, cara pembuatan es krim ini yang diputar-putar membuatnya disebut es putar alias es puter.

Membuat es puter tidaklah sulit. Kamu cuma butuh bahan-bahan seperti santan, gula pasir, tepung maizena, serta beberapa bahan tambahan lain yang manasuka, mulai dari durian, nangka, atau ketan hitam. Namun, satu bahan yang jarang dilewatkan adalah daging kelapa muda.

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur menjadi satu, lalu dimasukkan ke dalam sebuah tabung dan ditutup rapat. Tabung itu kemudian dimasukkan ke tempat yang lebih besar. Sementara, di sela-sela antara tabung kecil dengan besar, masukkan bongkahan es batu yang ditaburi garam.

Garam dipakai untuk menurunkan titik lebur es sehingga cairan di dalam tabung lebih cepat membeku. Untuk membuat es krim yang halus, tabung berisi adonan kemudian diputar-putar hingga memadat atau mengkristal.

Kombinasi Es Puter

Rujak es krim Pak Paino, Yogyakarta. Mengombinasikan es puter dengan rujak menjadi salah satu ragam penyajian dessert tradisional ini. (Inibaru.id/ Mayang Istnaini)

Saat ini, es puter dinikmati dengan berbagai kombinasi. Selain diletakkan di contong atau cone, es puter juga disajikan di atas lembaran roti tawar. Bahkan, nggak sedikit yang kemudian menambahkan topping seperti sagu mutiara, ketan hitam, kental manis, coklat bubuk, potongan buah, hingga bumbu rujak.

Pernah ada suatu masa es puter menjadi hidangan istimewa kaum jelata. Namun, seiring dengan kian terjangkaunya harga susu dan bahan baku es krim lainnya, keberadaan es puter tentu saja nggak lagi istimewa.

Tanpa disadari, es krim pabrikan kini justru menjadi ancaman bagi para pedagang es puter keliling. Atau, jangan-jangan bunyi 'tung-tung' es puter menghilang lantaran para pembuatnya kini memilih jadi penjaja es krim kemasan saja? (Wik/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024