BerandaKulinary
Senin, 10 Mar 2019 12:15

Teknik Mempersolek Makanan dengan Sains: Gastronomi Molekuler

Kaviar bergaya gastronomi molekuler. (Shutterstock.com)

Gastronomi molekuler menjadi salah satu teknik mengolah makanan yang populer. Di balik kepopulerannya, teknik ini rupanya sempat menjadi perdebatan di antara para koki, lo. Hm, gimana sih ceritanya?

Inibaru.id – Dunia kuliner begitu menarik untuk dijelajahi. Nggak hanya soal rasa, teknik pengolahannya pun menarik untuk diamati. Salah satu teknik pengolahan yang menarik adalah Gastronomi Molekuler. Hah, apa itu?

Gastronomi molekuler adalah teknik olahmakanan yang menjadikan sains untuk mengkreasi bahan pangan. Nah, dari pengertiannya saja, gambaran tentang ilmu alam otomatis melintas di kepala. Beberapa restoran menggunakan teknik ini supaya makanan nggak sekadar enak disantap, tapi juga dipandang.

https://nextgen.web.id/wp-content/uploads/2017/10/Molecular-Gastronomy-The-Food-of-the-Future-3.jpg

Kuliner bergaya gastronomi molekuler. (nextgen.web.id)

Istilah gastronomi molekuler digagas fisikawan Inggris Nicholas Kurti dan kimiawan Prancis Herve This pada 1988. Istilah ini sempat mengalami kerancuan, Millens. Sebagian orang menganggap gastronomi molekuler sebagai cabang ilmu yang mempelajari proses fisiokimiawi dalam bahan pangan saja.

Seiring waktu, istilah tersebut kemudian berkembang menjadi teknik memasak yang membutuhkan pengetahuan fisika dan kimia. Dengan memiliki pengetahuan ini, koki jadi paham bagaimana mengolah sekaligus memanfaatkan sifat dari suatu bahan pangan.

Kevin Sousa, Adam Melonas, dan Laurent Gras adalah beberapa koki terkenal yang kerap menggunakan teknik ini. Kendati sudah berkembang menjadi teknik pengolahan makanan, gastronomi molekuler bukannya nggak mengundang pro dan kontra lagi bagi para koki.

Heston Blumenthal dan Ferran Adria pernah protes dengan mengatakan istilah ini nggak mendeskripsikan gaya memasak apa pun.

https://secure.i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/01434/heston-blumenthal_1434103c.jpg

Heston Bluementhal menolak gaya memasaknya disebut masuk kategori gastronomi molekuler. (Telegraph.co.uk)

Seolah pengin memberi kejelasan, CTO Microsoft sekaligus koki Nathan Myhrvoid kemudian merilis sebuah buku berjudul Modernist Cuisine: The Art and Science of Cooking pada Februari 2011.

Dalam bukunya tersebut, Myhrvoid membahas perbedaan gastronomi molekuler dan masakan modern. Lelaki yang menempuh pendidikan kulinernya di Ecole de Cuisine Le Varenne ini mengatakan, gaya memasaknya nggak termasuk dalam kategori gastronomi molekuler.

Hm, terlepas dari pro dan kontranya, gastronomi molekuler berhasil menyuguhkan pengalaman baru dalam menyantap makanan.

Yuk, berharap semoga industri kuliner, khususnya industri kuliner Indonesia, juga makin sering melahirkan inovasi-inovasi baru! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: