BerandaKulinary
Senin, 3 Mar 2019 06:32

Nasi Krempyeng, Menu Sarapan Khas Semarang Seharga Rp 3 Ribu Saja

Maryatun, salah seorang penjual nasi krempyeng, sedang membungkus nasi krempyeng. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Mau sarapan murah dan kenyang di sekitar Universitas Negeri Semarang? Coba deh beli nasi krempyeng, dijamin puas.

Inibaru.id – Murah dan kenyang! Dua kata itu cukup untuk menggambarkan Nasi Krempyeng yang begitu melegenda di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan warga Desa Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang.

Bagaimana tidak, hampir semua mahasiswa di salah satu universitas negeri terbaik di Kota Lunpia itu pasti pernah merasainya. Bahkan, nggak sedikit yang bilang: “Bukan anak Unnes kalau kamu belum makan nasi krempyeng." Sebegitu ampuhkah? Ha-ha.

Namun, begitulah adanya. Bagi mahasiswa rantau yang mengontrak atau ngekos di sekitar Sekaran, nasi krempyeng adalah andalan untuk sarapan. Seporsi krempyeng yang terdiri atas nasi, gudangan, kering tempe, mi, dan bumbu kacang itu hanya dibanderol Rp 3.000. Porsi ini sudah cukup mengenyangkan.

Yap, lantaran alasan itu pulalah para mahasiswa rela ngantre untuk membeli nasi krempyeng, nggak terkecuali Novia. Mahasiswa Jurusan Seni Rupa Unnes itu adalah "pelanggan tetap" nasi yang dijual di Pasar Krempyeng mulai pukul 06.00 WIB tersebut.

“Murah dan enak, itu alasannya," tutur Novi saat ditanya kenapa menyukai nasi krempyeng, lalu tersenyum, "tapi yang utama karena murah."

Nasi krempyeng laiknya nasi gudangan dengan tambahan mi, kering, bumbu kacang, sambal terasi, dan keripik rebon. (Inibaru.id/ ida Fitriyah)

Murah memang menjadi alasan utama, tapi bukan berarti para penjualnya, yang berjumlah sekitar lima orang, mengesampingkan rasa nasi krempyeng itu, Millens. Sekali coba, dijamin kamu bakal ketagihan!

Tak jauh berbeda dengan sego gudangan khas Yogyakarta, nasi krempyeng juga berbahan utama nasi dan gudangan, semacam sayur rebus yang diurap dengan kelapa parut berbumbu. Yang membedakan, nasi krempyeng diberi tambahan kering tempe, mi masak, dan keripik rebon.

Kemudian, yang membuat nasi krempyeng begitu menggoda lidah adalah karena ada bumbu kacang dan sambal terasi encer yang diguyurkan langsung di atas nasi. Duh, bikin lapar!

Lebih Beragam

Kali pertama muncul, nasi krempyeng tak memiliki "pernak-pernik" seperti sekarang. Salah seorang penjual awal nasi krempyeng Maryatun mengatakan, dulu lauk nasi krempyeng nggak sebanyak sekarang.

"Dulu cuma nasi, gudangan, sambal terasi, dan ikan asin," kata perempuan 66 tahun itu kepada Inibaru.id belum lama ini.

Lauk tambahan nasi krempyeng. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Menurutnya, penambahan mi, kering tempe, dan sambal kacang adalah permintaan dari konsumen. Sementara, ikan asin atau gereh yang semula menjadi ciri khas nasi krempyeng diganti menjadi keripik rebon. Keripik yang sengaja diremuk jadi repihan itu dibuat sendiri oleh para penjualnya.

Sama tapi Beda

Kendati sama-sama menjual nasi krempyeng, kelima penjual nasi tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Mm, agak sulit mendeskripsikan perbedaannya, tapi kamu bakal tahu saat menjajal satu per satu. Rasa keripik, gudangan, atau mi, masing-masing punya perbedaan.

Keunikan ini membuat tiap penjual nasi krempyeng memiliki langganan masing-masing.

Lauk tambahan nasi krempyeng. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)

Oh iya, selain pernak-pernik yang sudah disebutkan, kamu juga bisa memilih lauk tambahan yang disediakan para penjual, mulai dari tahu dan tempe bacem, telur dadar, telur bacem, ayam, dan balungan yang dimasak dengan bumbu manis.

Jika nasi krempyeng dihargai Rp 3.000, lauk-lauk tambahan itu dijual mulai Rp 1.000 hingga Rp 5.000. Murah meriah dan nggak bikin kantongmu jebol, kan?

Pembeli biasanya memilih membawa pulang nasi krempyeng untuk disantap di rumah. Namun, kamu juga bisa makan di tempat dengan konsekuensi siap berdesak-desakan dan nggak minum, karena mereka nggak menjual minuman.

Hm, tampak menggiurkan? Coba, deh, kalau punya kesempatan! (Ida Fitriyah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: