BerandaKulinary
Kamis, 8 Jul 2020 18:18

Awal Mula Kue Putu dan Kenapa Caranya Memanggil Pelanggan seperti Suara Tangisan yang Pilu

Kue putu. (Whattocooktoday)

Cara penjual kue putu memanggil pelanggan sangatlah khas, yakni seperti peluit yang melengking tinggi seolah suara tangisan yang pilu. Kenapa begitu?<br>

Inibaru.id – Jika penjual bakso biasa memberi tanda dengan denting mangkok yang beradu dengan sendok, tukang siomay dengan kentongan bambunya, gimana penjual kue putu memberi tahu pelanggannya? Yap, tentu saja dengan suara "peluit"-nya yang khas, melengking mirip tangisan!

Oya, meski dianggap Indonesia banget, kue putu bukan asli Tanah Air, lo. kue yang terbuat dari tepung beras yang dikukus itu dipercaya lebih dulu dikenal di daratan Tiongkok. Inilah alasan kenapa kue tersebut juga bisa kamu temukan di negara lain seperti Singapura dan Malaysia.

Di China Silk Museum, kamu bisa kok melihat sejarah yang menyebut kue putu sudah dijadikan sarapan di Tiongkok pada abad ke-16. Bahkan, diperkirakan kue ini sudah dikenal masyarakat Dinasti Ming, yang berangka tahun sekitar abad ke-13.

Kue putu. (Whattocooktoday)

Pada zaman itu, kue ini dikenal dengan nama Xian Roe Xiao Long yang artinya adalah kue dari tepung beras. Laiknya kue putu di Indonesia, adonan tepung beras dimasukkan dalam bambu, lalu diberi isian kacang hijau yang lembut, kemudian dikukus.

Kue putu diperkirakan masuk ke Indonesia bersamaan dengan banyaknya imigran dari Tiongkok yang datang ke Nusantara untuk berdagang, salah seorang di antaranya adalah Laksamana Cheng Ho yang sempat singgah di sejumlah wilayah selama berada di Tanah Air.

Pada salah satu naskah klasik Serat Centhini, nama kue putu diyakini sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram. Dalam serat yang ditulis pada 1814 itu, saat melakukan perjalanan pada 1630, Syekh Amongraga menjumpai kue puthu dijadikan hidangan pagi di Desa Wanamarta, Jawa Timur.

"Tangisan" Pemanggil Pelanggan

Paijo menjual Kue Putu Bumbung di Kota Semarang sejak 1979. (Semaranginside/Ade Lukmono)

Lantas, mengapa penjual kue putu menggunakan suara "tangisan" melengking sebagai sarana pemanggil pelanggan? Selain menjadi semacam identitas, suara tersebut berkaitan erat dengan gimana kue putu dibuat.

Perlu kamu tahu, kue putu dimatangkan dengan cara dikukus atau diuapi. Caranya unik! Adonan yang diletakkan pada selongsong bambu (sekarang berganti jadi sambungan pipa) diletakkan pada lubang yang bawahnya berisi air mendidih sehingga uap air yang panas keluar dari lubang tersebut.

Nah, selain untuk mematangkan kue, uap air juga dialirkan pada semacam cerobong yang dibuat sedemikian rupa sehingga mengeluarkan bunyi melengking seperti peluit atau tangisan orang. Dulu, suara melengking ini menandakan kue sudah matang. Mirip panci presto ya! Ha-ha.

Kue putu pandan, diberi pewarna dan tambahan aroma daun pandan yang harum. (Pinterest)

Di Indonesia, kue putu mengalami sedikit modifikasi. Jika di Tiongkok isian kue ini adalah kacang hijau, orang Nusantara menggantinya dengan gula jawa, disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada. Bahkan, untuk memmperkuat aroma, kue putu khas Indonesia juga diberi aroma pandan dan pewarna.

Duh, sore-sore begini memang paling enak menyantap kue putu! Bersama kopi dan senja yang mulai menggulita, enak kali ya! Eits, lagu indie-nya mana? Ha-ha. (Saj/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024