Inibaru.id – Azerbaijan adalah negara bekas Uni Soviet yang mayoritas penduduknya muslim. Pemeluk Islam memang menderita banget semasa menjadi bagian Uni Soviet, khususnya pada masa Stalin, tapi akar Islam di wilayah itu nggak pernah tercerabut.
Seperti dilansir Republika.co.id (19/1/2018), Islam masuk wilayah Azerbaijan sejak abad ke-13. Tepian Laut Kaspia di Pantai Baku menjadi saksi bisu masuknya Islam ke negeri tersebut. Ceritanya, pada 1264, Okuma Kanim (adik Imam Ali Ibn Musa pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid di Baghdad) membangun sebuah masjid kecil di atas sebuah bukit berbatu di bibir pantai Laut Kaspia. Millens tahu, masjid itu kini masih berdiri, bahkan tampil lebih megah.
Ya, Okuma Kanim hijrah ke Azerbaijan dari tempat pelariannya di Khurasan, Iran. Setelah berselisih pendapat dengan Harun ar-Rasyid, Okuma dan sang meninggalkan Baghdad dan menetap di Khurasan. Sepeninggal Ali, Okuma melanglang ke Azerbaijan. Agar nggak menarik perhatian masyarakat sekitar, Okuma memutuskan tinggal di sebuah desa bernama Shikhov di tepi Laut Kaspia yang berbatu. Dia jadi orang suci yang hidup hanya untuk beribadah kepada Allah.
Untuk beribadah, Okuma membangun masjid kecil yang namanya diambil dari nama pengikut setianya, Heybat. Namun, di Azerbaijan, tak lazim memberi nama sebuah bangunan dengan nama depan perempuan. Maka, nama masjid itu ditambah dengan kata “Bibi” yang artinya sama dengan arti kata “bibi” dalam bahasa Indonesia. Jadilah nama masjid itu: Masjid Bibi Heybat.
Baca juga:
Melongok Penyebaran Islam di Solo dari Masjid-Masjid Bersejarah
Jejak Islam di Masjid Kauman Sragen
Beberapa tahun kemudian, saat Okuma wafat, jasadnya dimakamkan di masjid tersebut. Nggak hanya dia, masjid itu menjadi tempat peristirahatan terakhir sang pengikut setia, Heybat. Dia dimakamkan persis di samping makam Okuma.
Jangan bayangkan masjid itu tadinya sebesardan semegah sekarang, lo. Ya, awalnya bangunan masjid sangat kecil tapi sangat memesona. Seperti digambarkan dalam laman azer.com, masjid ini menjadi salah satu pemandangan indah di Baku. Tempat ibadah ini menyatu secara harmonis dengan lingkung an sekitar yang dikelilingi bukit berbatu dan laut. Nggak hanya indah, masjidnya unik. Kalau kamu melihatnya dari berbagai sudut, bangunan akan menampilkan bentuk berbeda-beda. Kamu bisa mengeceknya dari dokumentasi foto-foto atau lukisan yang ada.
Dihancurkan
Nah, masjid bersejarah di Azerbaijan itu sempat mengalami masa suram semasa Rezim Stalin berkuasa di Uni Soviet. Rezim itu melarang kebebasan beragama. Akibat kebijakan antiagama itu, Masjid Bibi Heybat pun dihancurkan. Sejarah mencatat, Bibi Heybat menjadi satu-satunya masjid di Azerbaijan yang dihancurkan Stalin pada September 1936. Pada hari yang sama, masyarakat Azerbaijan juga menyaksikan penghancuran tiga gereja.
Nggak hanya indah dan unik, Masjid Bibi Heybat sangat kokoh. Seperti dilansir vision.az, nggak mudah merobohkan masjid ini. Anak buah Stalin konon bahkan harus meledakkannya beberapa kali sebelum akhirnya bangunan runtuh.
Baca juga:
Dengan OneQuran, Kamu Bisa Belajar Ngaji via Daring
Mbah Bantarbolang, Ki Pandan Jati, dan Jejak Islam di Pemalang
Lalu sekitar 60 tahun kemudian setelah kehancuran, dan negara Azerbaijan berdiri seturut kehancuran Uni Soviet, Masjid Bibi Heybat dibangun kembali di tempat semula. Presiden Azerbaijan Heydar Allyev meresmikan masjid tersebut pada 11 Juli 1997.
Kisah penghancuran yang nggak mudah itu menunjukkan betapa hebat Bibi Heybat itu. (EBC/SA)