BerandaIslampedia
Minggu, 20 Jan 2018 05:35

“Kehebatan” Masijd Bibi Heybat di Azerbaijan

Masjid Bibi Heybat (klcbs.ne)

Dibangun pada abad ke-13, Masjid Bibi Heybat sempat dihancurkan semasa Rezim Stalin berkuasa di Uni Soviet. Tapi kini masjid itu berdiri di tempat asal dan lebih megah dari sebelumnya.

Inibaru.id – Azerbaijan adalah negara bekas Uni Soviet yang mayoritas penduduknya muslim. Pemeluk Islam memang menderita banget semasa menjadi bagian Uni Soviet, khususnya pada masa Stalin, tapi akar Islam di wilayah itu nggak pernah tercerabut.

Seperti dilansir Republika.co.id (19/1/2018), Islam masuk wilayah Azerbaijan sejak abad ke-13. Tepian Laut Kaspia di Pantai Baku menjadi saksi bisu masuknya Islam ke negeri tersebut. Ceritanya, pada 1264, Okuma Kanim (adik Imam Ali Ibn Musa pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid di Baghdad) membangun sebuah masjid kecil di atas sebuah bukit berbatu di bibir pantai Laut Kaspia. Millens tahu, masjid itu kini masih berdiri, bahkan tampil lebih megah.

Ya, Okuma Kanim hijrah ke Azerbaijan dari tempat pelariannya di Khurasan, Iran. Setelah berselisih pendapat dengan Harun ar-Rasyid, Okuma dan sang meninggalkan Baghdad dan menetap di Khurasan. Sepeninggal Ali, Okuma melanglang ke Azerbaijan. Agar nggak menarik perhatian masyarakat sekitar, Okuma memutuskan tinggal di sebuah desa bernama Shikhov di tepi Laut Kaspia yang berbatu. Dia jadi orang suci yang hidup hanya untuk beribadah kepada Allah.

Untuk beribadah, Okuma membangun masjid kecil yang namanya diambil dari nama pengikut setianya, Heybat. Namun, di Azerbaijan, tak lazim memberi nama sebuah bangunan dengan nama depan perempuan. Maka, nama masjid itu ditambah dengan kata “Bibi” yang artinya sama dengan arti kata “bibi” dalam bahasa Indonesia. Jadilah nama masjid itu: Masjid Bibi Heybat.

Baca juga:
Melongok Penyebaran Islam di Solo dari Masjid-Masjid Bersejarah
Jejak Islam di Masjid Kauman Sragen

Beberapa tahun kemudian, saat Okuma wafat, jasadnya dimakamkan di masjid tersebut. Nggak hanya dia, masjid itu menjadi tempat peristirahatan terakhir sang pengikut setia, Heybat. Dia dimakamkan persis di samping makam Okuma.

Jangan bayangkan masjid itu tadinya sebesardan semegah sekarang, lo. Ya, awalnya bangunan masjid sangat kecil tapi sangat memesona. Seperti digambarkan dalam laman azer.com, masjid ini menjadi salah satu pemandangan indah di Baku. Tempat ibadah ini menyatu secara harmonis dengan lingkung an sekitar yang dikelilingi bukit berbatu dan laut. Nggak hanya indah, masjidnya unik. Kalau kamu melihatnya dari berbagai sudut, bangunan akan menampilkan bentuk berbeda-beda. Kamu bisa mengeceknya dari dokumentasi foto-foto atau lukisan yang ada.

Dihancurkan

Nah, masjid bersejarah di Azerbaijan itu sempat mengalami masa suram semasa Rezim Stalin berkuasa di Uni Soviet. Rezim itu melarang kebebasan beragama. Akibat kebijakan antiagama itu, Masjid Bibi Heybat pun dihancurkan. Sejarah mencatat, Bibi Heybat menjadi satu-satunya masjid di Azerbaijan yang dihancurkan Stalin pada September 1936. Pada hari yang sama, masyarakat Azerbaijan juga menyaksikan penghancuran tiga gereja.

Nggak  hanya indah dan unik, Masjid Bibi Heybat sangat kokoh. Seperti dilansir vision.az, nggak mudah merobohkan masjid ini. Anak buah Stalin konon bahkan harus meledakkannya beberapa kali sebelum akhirnya bangunan runtuh.

Baca juga:
Dengan OneQuran, Kamu Bisa Belajar Ngaji via Daring
Mbah Bantarbolang, Ki Pandan Jati, dan Jejak Islam di Pemalang

Lalu sekitar 60 tahun kemudian setelah kehancuran, dan negara Azerbaijan berdiri seturut kehancuran Uni Soviet, Masjid Bibi Heybat dibangun kembali di tempat semula. Presiden Azerbaijan Heydar Allyev meresmikan masjid tersebut pada 11 Juli 1997.

Kisah penghancuran yang nggak mudah itu menunjukkan betapa hebat Bibi Heybat itu. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: