BerandaIslampedia
Rabu, 7 Nov 2017 23:16

Islam di Tanah Kroasia

Masjid Zagreb (beautifulmosque.com)

Zagreb dan Rijeka jadi dua kota pusat Islam di Kroasia. Di negeri itu, Islam punya sejarah panjang sejak Kekaisaran Ottoman.

Inibaru.id - Islam kali pertama diperkenalkan di Kroasia oleh Kekaisaran Ottoman pada saat perang antara Kroasia dan Kesultanan Ottoman selama abad ke-15 hingga abad ke-19.

Dikutip dari Republika.co.id (4/7/2017) Theoharis Stavrides, dalam bukunya The Sultan of Vezirs: the life and times of the Ottoman Grand Vezir Mahmud Pasha Angelovic (1453-1474), menjelaskan, selama periode ini, beberapa wilayah Kroasia Raya berhasil dikuasai Ottoman. Banyak penduduk Kroasia memeluk Islam.

Kendati demikian, Kroasia terus berjuang melawan Turki selama periode tersebut. Perang ini mengakibatkan perbatasan barat Kekaisaran Ottoman dan Eropa berada di kawasan Kroasia.

Islam, kini menjadi agama terbesar kedua di negara berbentuk bulan sabit yang berbatasan dengan Balkan di tenggara itu, setelah Kristen.

Baca juga:
Islam di Selandia Baru: Sejarah Panjang Dakwah di Tanah Berawan Putih
Jejak Islam di Portugal: Perjuangan Menepis Islamofobia

Menurut sensus penduduk 2011, jumlah pemeluk Islam sebanyak 1,47 persen atau 62.977 jiwa dari total penduduk negara tersebut. Sedangkan penganut Katolik Roma berjumlah 86,28 persen. Sisanya tidak beragama, Kristen Ortodoks, dan Protestan.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik Kroasia, sebagian besar muslim Kroasia menyebut diri mereka sebagai Bosnia (27,959). Sementara yang lain menyatakan diri sebagai Kroasia (9,647), Albania (9,594), Roma (5,039), Turki (343), Makedonia (217), Montenegro (159), dan lainnya (2,420).

Keberadaan muslim di negara dengan sistem pemerintahan republik parlementer ini mulai disensus kali pertama pada 1931. Pada tahun itu, jumlah Muslim diketahui sebanyak 4000. Sebanyak 1200 di antaranya berada di Zagreb, yang merupakan ibu kota Kroasia.

Pada abad ke-19 ini, jumlah muslim di Republik Rakyat Kroasia mengalami naik-turun. Pada 1948, tercatat jumlah muslim sebanyak 1077. Namun pada  1953, jumlah muslim menjadi 16.185 jiwa.

Hal itu disebabkan karena pada 1960, masyarakat muslim Bosnia dianjurkan untuk membuat pengakuan kebangsaan Yugoslavia. Konstitusi Yugoslavia  1974  memperbolehkan pengakuan resmi dari muslim sebagai kebangsaan.  

Peraturan ini menyebabkan lonjakan jumlah Muslim. Berdasarkan angka yang tercatat selama 1931-1961, dapat disimpulkan bahwa sejumlah orang percaya muslim menyatakan diri sebagai Kroasia atau Yugoslavia.

Setelah pembubaran Yugoslavia, peningkatan tambahan dapat dikaitkan dengan masuknya muslim Bosnia yang terjadi selama dan setelah 1992-1996, atau pada masa Konflik Bosnia.

17 Masjid

Geliat Islam di Kroasia sangat dinamis. Saat ini, terdapat 17 masjid serta dua pusat Islam, yakni di ibu kota Zagreb dan Rijeka.  Zagreb memiliki masjid terbesar di Eropa yang dibangun pada 1987. Masjid ini merupakan Islamic Centre pertama di Kroasia.

Proses pembangunan masjid ini memakan waktu 40 tahun, karena banyaknya kepentingan yang menghambat proses dan izin pembangunannya.

Dilansir dari worldhalalday.com via Republika.co.id (6/11/2017), Masjid Zagreb dibiayai melalui donasi oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, donasi utama tetap berasal dari muslim Zagreb.

Pada 6 September 1987, peresmian Masjid Zagreb digelar di hadapan sekitar 60 ribu warga dan tamu. Pusat Islam di Zagreb ini dianggap sebagai salah satu pusat Islam yang paling indah dan penting di Eropa.

Baca juga: 
Para Ilmuwan Muslim dalam Bidang Luar Angkasa Barat
Kisah tentang Suku Maya yang Muslim

Di Pusat Islam ini terdapat Gymnasium Islam, TK, perpustakaan, ruang pameran, kongres, klub remaja, klub sepak bola, restoran, dan toko buku. Semua fasilitas ini membuat Masjid Zagreb menarik dikunjungi.

Kota Rijeka

Pusat Islam berikutnya dibangun di Rijeka. Pusat Islam ini diresmikan pada  4 Mei 2013. Ini merupakan masjid pertama yang dibangun di tepi Laut Adriatik. Sekitar 30 ribu Muslim dan tamu dari seluruh dunia menghadiri peresmian Masjid Rijeka.

Peresmian masjid ini dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain presiden Kroasia, Ivo Josipovic dan Menteri Wakaf dan Urusan Islam Qatar, Bin Mubarek Al Kuwari, yang mewakili Emir.

Dalam kesempatan itu, Josipovic mengatakan, Islam dan tradisi adalah bagian dari sejarah Kroasia, dan bersama-sama dengan tradisi minoritas lainnya, memperkaya identitas budaya Kroasia. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Gedung PGRI Kabupaten Semarang Dibangun dari Iuran Guru Sekabupaten

25 Apr 2024

Konser Sheila On 7 Lima Kota: Harga Tiket dan Cara Membeli

25 Apr 2024

Mencampur Minyak Kayu Putih dengan Bensin, Memang Boleh?

25 Apr 2024

Kata Kemenaker Soal Lulusan S2 Susah Dapat Kerja di Indonesia

25 Apr 2024

Penanggulangan Narkoba di Kalangan Anak-Anak, Guru BK dan Orang Tua Perlu Dilibatkan

25 Apr 2024

Peningkatan Gas Metana, Ancaman Serius bagi Lingkungan

25 Apr 2024

Menang atas Korsel, Peluang Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024 Paris Makin Besar!

26 Apr 2024

Yang Perlu Kamu Lakukan saat Ditelpon Penagih Utang Pinjol; Jangan Diblok!

26 Apr 2024

Komentar Avenged Sevenfold Soal Lagu 'Dear God' yang Populer di Warnet Indonesia

26 Apr 2024

Kecanduan Gim Bisa Bikin Anak Tantrum

26 Apr 2024

Hari Ini, Nama Pratama Arhan Dielu-elukan Seantero Negeri!

26 Apr 2024

Singgung Kesetaraan Gender, Angela: Kesenjangan Gaji 20 Persen

26 Apr 2024

Ngalap Berkah Sunan Muria di Tengah Ribuan Peserta Sewu Kupatan Kudus

26 Apr 2024

Mengabadikan Sejarah Kota Semarang bersama Komunitas Blusuk.an

27 Apr 2024

Mengenal Songgo Buwono, Burger Asli Keraton Yogyakarta

27 Apr 2024

Polemik Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam; Antara Keamanan dan Ekonomi

27 Apr 2024

Hana, Nama Perempuan yang Bisa Ditemui di Indonesia, Jepang, dan Korea

27 Apr 2024

Jangan Salah Pilih! Ini Warna Baju yang Bisa Membuat Kamu Terlihat Lebih Tua

27 Apr 2024

Uniknya Satai Ambal Khas Kebumen, Disiram Saus Tempe!

27 Apr 2024

World Water Forum ke-10: ESDM Upayakan Pengadaan Listrik Murah

27 Apr 2024