BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 23 Apr 2020 14:50

Tinggal Berimpitan, Bagaimana Penghuni Omah Boro Terapkan Physical Distancing saat Pandemi?

Penghuni Omah Boro yang masih bertahan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Dari beberapa yang memilih pulang kampung, beberapa penghuni Omah Boro yang bertahan mengaku menerapkan konsep physical distancing sebisa mereka. Seperti apa mereka melakukannya sementara tinggal secara komunal?

Inibaru.id - Suasana siang itu nggak seperti biasanya. Rumah yang setiap harinya bisa dihuni hingga 300-an orang ini, kini tinggal 80-an orang setiap harinya. Pandemi corona yang membuat pekerjaan tersendat dan pemasukan yang semakin kecil, membuat para pekerja penghuni Omah Boro pilih untuk pulang kampung.

Kala itu saya bertemu dengan beberapa orang yang masih bertahan di Omah Boro Tersebut. Sepulangnya dari menjajakan pisau, Rahmat saya cegat dari pintu belakang. Dia merupakan salah satu pedagang pisau yang mengaku belum pulang ke kampung halaman.

“Yang jualan pisau ada 10 orang, sebagian pulang, sebagian jualan,” kata lelaki berperawakan tinggi ini.

Menurutnya, teman-temannya yang mengalami penurunan pendapatan karena pandemi memutuskan untuk pulang sebelum pemerintah melarang mudik. Rahmat yang satu setengah bulan belum pulang kampung juga berencana pulang, besok menjelang lebaran.

Ada pula Agus Darmanto yang memutuskan untuk tinggal di tengah pandemi. Bukan karena mengikuti anjuran pemerintah, keputusannya untuk nggak pulang kampung adalah pendapatannya yang menurun sehingga belum cukup sebagai bekal untuk dibawa pulang.

“Biasanya pulang, tapi karena pendapatan menurun cukup drastis dan belum ada pemasukan jadi belum bisa pulang,” tutur pedagang asongan ini.

Hm, ternyata begitu ya alasan mereka nggak mudik.

Sepi, Jadi Bisa Physical Distancing

Rahmat dan Sutarmi, dua orang yang tetap bertahan di Omah Boro. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Salah satu anjuran lain dari pemerintah adalah penerapan physical distancing. Kebetulan, penghuni Omah Boro yang kini tergolong sedikit menjadi kesempatan untuk menerapkan imbauan ini. Hal ini diungkapkan oleh Rahmat. Dia yang mengaku biasanya jika ramai bisa tidur bak ikan pindang, kini bisa menjaga jarak dengan temannya yang lain karena satu amben panjang hanya dihuni 3-4 orang saja.

“Ya kalau jaga jarak ya tidurnya agak dibatasi. Saya di sini, lainnya di bagian lain yang agak jauh,” tuturnya sambil menunjukkan bagian tempat tidurnya ala room tour.

Berbeda dengan Rahmat, Agus malah nggak menerapkan physical distancing selama tinggal bersama di Omah Boro. Nampak nggak ada yang berubah di saat musim pagebluk seperti ini.

“Biasa saja kalau di sini, ya seperti ini adanya,” katanya yang bikin saya kecewa.

Namun Agus mengaku menjaga jarak dan memakai masker ketika berada di luar rumah. Lebih-lebih, dirinya yang bekerja sebagai pedagang asongan yang bertemu dengan banyak orang.

“Kalau keluar baru menjaga jarak dan pakai masker kalau di pasar,” ungkapnya.

Pengelola Omah Boro dalam mencegah penularan Covid-19 juga sudah dilakukan dengan menyediakan tempat cuci tangan serta sabun.

“Di sini ada padasan dan sabun yang banyak. Kalau setiap mau salat kan juga wudu, jadi insyaallah aman dari corona,” ungkapnya.

Nah buatmu yang berada di Zona Merah, apa nih upaya yang sudah kamu lakukan untuk menekan penyebaran corona, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: