BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 27 Mei 2020 12:00

Semai-Semai Benih, Tuai-Tuai Ketahanan Pangan

Proses penyemaian benih sayuran selada. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Organisasi pemuda D’Mojodadi’s, Desa Gribig, Kota Kudus melakukan penyemaian benih guna mendukung program Genchi Jikatsu (pemenuhan pangan secara mandiri). Nantinya, bibit-bibit sayuran yang telah tumbuh, akan dibagikan kepada warga Desa Gribig.

Inibaru.id – Baru-baru ini organisasi pemuda di Desa Gribig, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, ini melakukan acara penyemaian benih sayuran. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud gerakan Genchi Jikatsu (mencukupi kebutuhan sendiri).

Penyemaian benih termasuk ke dalam program KRPL (Kelompok Rumah Pangan Lestari). Nantinya, benih yang tumbuh akan dibagikan kepada masyarakat untuk dikelola, di pekarangan rumahnya.

Rencananya, setelah pembagian, para anggota organisasi nggak lantas lepas tangan. Pemantauan dan bimbingan tetap akan diberikan kepada masyarakat sampai nantinya masyarakat sudah mencapai kemandirian pangan.

Berbagai benih sayuran mulai disemaikan. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

“Untuk pertama bibit dikasih. Selanjutnya, untuk meyakinkan sampai masyarakat terlibat, kita tetap akan dampingi. Ke depannya kita mengupayakan agar masyarakat mandiri,” ujar Taufik, Pembina organisasi D’Mojodadi’s.

Taufik juga mengutarakan tujuan dari program ini. Tujuan akhirnya adalah menjadikan Gribig desa wisata yang meliputi desa tematik sebagai solusi kemandirian ekonomi desa. Sejauh ini pemetaan telah dilakukan sesuai potensi masing-masing RW (Rukun Warga), misalnya RW 04 temanya kerajinan, RW 05 pertanian, dan lainnya.

Kegiatan ini memang nggak bisa dilakukan tanpa keterlibatan pihak lain. Semua elemen masyarakat dan lembaga terkait harus turut terlibat demi keberhasilan kegiatan. Taufik mengungkapkan untuk merealisasikan kegiatan ini, dia turut menggandeng Kadus, Ketua RT dan RW, organisasi PKK serta Karang Taruna.

Yuk mulai menanam. (Inibaru.id/ Julia Dewi Krismayani) <br>

“Nanti benar-benar yang terlibat adalah stakeholder yang ada di Desa Gribig, kayak Kadus, Ketua RT dan RW, organisasi PKK serta karang taruna. D’Mojodadi’s hanyalah penggerak,” katanya.

FYI, D’Mojodadi’s bukanlah karang taruna. Perkumpulan ini merupakan organisasi mandiri yang ikut mendukung visi dan misi pemerintah desa. Misi utama yang diembannya adalah menjadi patriot untuk ikut membangun masyarakat desa.

Umi Azizah, anggota D'Mojodadi's memberikan sedikit cerita tentang perasaannya ketika ikut terlibat dalam program ini. Anggota organisasi ini merasa senang karena dari kegiatan ini, dia bisa menambah wawasan tentang banyak hal, salah satunya menanam.

“Dari yang tadinya belum tau cara bercocok tanam itu seperti apa, sekarang kita bisa tahu langkah-langkah bercocok tanam,” ceritanya.

Organisasi ini juga memberikannya pelajaran tentang saling gotong royong, kekompakan, dan juga tanggung jawab. Risa, salah seorang anggota membeberkan kemajuan kegiatan Genchi Jikatsu.

“Untuk mewujudkan itu kami terdapat program KRPL. Progress sekarang dalam tahap penyemaian sawi, pak coy, tomat, bawang merah, selada, dan lain-lain,” ujar Risa.

Kegiatan bertempat di sekertariat organisasi D'Mojodadi's. (Inibaru.id/ Rafida Azzundhani)

Nantinya, masing-masing anggota akan diberi tanggung jawab untuk merawat 10 jenis sayuran. Mereka akan merawatnya sampai bibit siap untuk dibagikan ke warga.

“Misal kami berhasil menyemai 7 jenis sayur, maka tiap anggota bisa merawat 70 tanaman,” katanya.

Pada tahap awal ini, para anggota juga dibagikan bibit tanaman. Harapannya, jika berhasil nanti mampu menjadi pilot project di tiap lingkungan. ”Jadi warga tertarik melaksanan KRPL di rumahnya masing-masing,” tambahnya.

Risa berharap ke depannya, setiap pekarangan warga di Desa Gribig berwarna hijau. Warga juga mampu mencapai kedaulatan pangan di tingkat dapur, serta menjadi kawasan Rumah Pangan Lestari.

"Jika panennya melebihi yang dibutuhkan, hasil kegiatan pertanian dan peternakan sederhana ini bisa jadi opsi tambahan pemasukan atau rezeki untuk mereka," pungkas Risa.

Semoga makin banyak pemuda yang melakukan kegiatan positif ya, Millens. (Rafida Azzundhani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024