BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 19 Jul 2022 13:05

Ruang Aman untuk Kehamilan di Luar Rencana Bernama Griya Welas Asih

Rosalia Amaya dan para klien di Rumah Singgah Griya Welas Asih. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Kehamilan di luar rencana, entah 'kecelakaan' atau korban pemerkosaan, selalu menjadi bencana bagi perempuan. Bak jatuh lalu ketiban tangga, mereka yang trauma dan kepayahan mengandung juga kehilangan ruang aman di lingkungan. Nah, di sinilah Griya Welas Asih mengambil peran.

Inibaru.id – Suara tangisan bayi terdengar sayup saat saya mengetuk pintu depan rumah berlantai dua milik Rosalia Amaya di daerah Miroto, Semarang Tengah, Kota Semarang, akhir pekan lalu, 9 Juli 2022. Nggak lama, sang empunya rumah keluar, menggendong sesosok bayi yang kulitnya masih merah.

Founder Rumah Singgah Griya Welas Asih itu mempersilakan saya duduk sembari tangannya sibuk mengurus si bayi yang agak rewel, yang tampaknya baru berumur hitungan minggu. "Maaf, saya sambi," ujarnya sebelum menerangkan bahwa bayi tersebut adalah anak dari salah seorang kliennya.

Kendati bukan buah hatinya sendiri, ibu dua anak itu tampak betul sangat mengasihi bayi yang menurut pengakuan Rosa, sapaan akrabnya, dilahirkan di luar pernikahan tersebut. Menurutnya, tiap bayi yang dititipkan di rumah singgah ini akan diperlakukan seperti anaknya sendiri.

"Mereka seperti anak, eh, cucu saya sendiri," ujar perempuan bersahaja asal Waikabubak, Sumba Barat, itu berkelakar sembari memperlihatkan foto-foto bayi yang pernah dirawat di Griya Welas Asih. Foto-foto tersebut tersusun rapi pada sebuah rak berbentuk pohon cemara di atas meja kerja Rosa.

Hamil di Luar Pernikahan

Rosalia Amaya dan salah satu bayi yang berhasil diselamatkannya. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Oya, sedikit informasi, Griya Welas Asih adalah rumah singgah bagi para perempuan hamil di luar nikah yang tengah berjuang untuk mempertahankan buah hatinya tersebut. Rosa menyebut para perempuan itu sebagai klien. Nantinya, bayi yang dilahirkan harus mereka rawat sendiri.

"Mereka diajari untuk mencintai anak yang merupakan darah dagingnya itu, seberat apa pun rasanya," ujar Rosa sembari memindahkan bayi kecil dalam gendongannya dari tangan kiri ke kanan.

Dia mengaku paham betul bahwa membesarkan anak dari kehamilan yang nggak direncanakan bukan perkara mudah. Terlebih, para perempuan yang datang umumnya masih sangat belia; yang berkisar antara 14 hingga 26 tahun. Namun, menurutnya, membiarkan anak diasuh ibunya sendiri sangatlah penting.

"Karena itu, para klien kami persilakan tinggal (di rumah singgah) untuk merawat sang buah hati maksimal sebulan pasca-melahirkan," ujar perempuan berkacamata tersebut.

Selektif Menerima Klien

Foto para bayi yang pernah diselamatkan di Griya Welas Asih. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Rosa mendirikan Griya Welas Asih bersama kerabatnya, Ruth Yuanita. Berdiri pada 2018, klien Rosa dan Ruth terbilang beragam, mulai dari korban pemerkosaan hingga remaja yang hamil di luar nikah, yang semuanya ditampung di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Seteran Tengah No 52.

"Kami telah menampung 35 ibu berusia 14-26 tahun; menyelamatkan 28 bayi," aku Rosa.

Menurutnya, Griya Welas Asih nggak pilih-pilih dalam menampung para perempuan yang membutuhkan pertolongan tersebut. Namun, dia mengaku cukup selektif saat menerima calon klien. Dia nggak bisa menerima perempuan hamil dari pernikahan siri atau yang telah hamil lebih dari sekali.

"Kebanyakan yang ke sini sudah pernah minum obat pelarut atau aborsi," beber Rosa serius, lalu menghela napas. "Untuk mengembalikan kesehatan fisik dan mental, kami hanya berani menerima calon ibu dengan usia kehamilan maksimal enam bulan. Usia segitu, kami masih bisa tangani."

Konseling, Fasilitas Kesehatan, dan Advokasi

Untuk menjalankan Griya Welas Asih, dia mengaku bekerja sama dengan sejumlah pihak. Selain memiliki tenaga medis dan konseling sendiri, para klien umumnya bakal langsung didaftarkan sebagai peserta BPJS untuk menjamin kesehatan si ibu, termasuk saat proses melahirkan.

"Kebanyakan klien melahirkan secara caesar untuk mengurangi dampak buruk yang bisa diterima mereka lantaran umur yang masih terlalu muda," terang Rosa.

Selain fasilitas kesehatan dan konseling, mereka juga kerap melakukan advokasi, khususnya untuk korban permerkosaan. Mereka mengaku bakal mendampingi korban yang kasusnya tengah bergulir atau sudah sampai ke institusi perlindungan perempuan dan anak.

Di Semarang, Griya Welas Asih juga bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni. Institusi penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di bawah naungan Pemkot Semarang itu beberapa kali merekomendasikan calon klien untuk ke Griya Welas Asih.

"Kadang klien datang dari aduan ke dinas. Namun, nggak jarang mereka mengontak langsung via Facebook, Twitter, atau Instagram," jelas Rosa yang belakangan mulai sering berkunjung ke sekolah dan kampus untuk berbagi tentang pendidikan seks.

Menjelang akhir obrolan, Rosa mengatakan bahwa Griya Welas Asih saat ini sudah bisa bergerak lebih leluasa karena telah berbadan hukum. Bagi dia, legalitas sangatlah penting karena sebelumnya mereka beberapa kali dicurigai memperjualbelikan bayi saat mengurus ke puskesmas atau rumah sakit.

Duh, semoga nggak ada lagi yang mempermasalahkan legalitas Rumah Singgah Griya Welas Asih sehingga mereka bisa terus fokus menorehkan senyuman untuk para perempuan yang sebelumnya kehilangan harapan itu ya, Millens! (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: