BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 3 Jul 2020 13:00

Punya Kurikulum Merdeka, Ponpes Gelar Mengaji via Facebook dan Youtube

Ilustrasi mengaji luring. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Peralihan mengaji luring menjadi daring membuat beberapa pondok pesantren mengalami bongkar pasang jam belajar dan teknis pembelajaran. Dampaknya, kurikulum juga ikut berubah.

Inibaru.id – Selama hampir empat bulan, para santri terpaksa mengaji dari rumah akibat pandemi. Hal inilah yang diungkapkan oleh KH Ulil Albab Syaichun, pengasuh pondok pesantren Al-Ikhlas Pedurungan Semarang. Selama itulah, pihaknya mengalihkan kegiatan belajar mengajar mengajar dari luring menjadi daring.

Kiai yang akrab dipanggil Gus Ulil ini mengaku selama beberapa bulan terakhir menerapkan ngaji daring melalui Facebook atau saluran Youtube. Menurutnya, hal ini sama saja dengan mengaji luring, malah lebih mudah dan praktis karena bisa diputar ulang.

“Sama saja, secara langsung kan mereka menyimak dan mendengarkan, kalau ngantuk tinggal diputar ulang, hehe,” selorohnya.

Kenaikan tingkat terpaksa ditunda. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kyai yang juga ketua Rabithah Ma'ahid al Islamiyah (RMI) Kota Semarang ini mengatakan bahwa dirinya mengembalikan sistem pembelajaran pondok pesantren NU pada masing-masing pengasuh. Toh menurutnya saat ini banyak santri yang bisa membantu kiai yang mungkin kesulitan melakukan ngaji daring untuk melakukan siaran.

Kenaikan Tingkat Tertunda

Sementara itu, lurah pondok Al Marufiyyah Ade Sucipto Mengatakan bahwa pandemi membuat pembelajaran nggak bisa dilakukan seperti biasanya karena adanya keterbatasan. Salah satunya adalah ketiadaan setoran yang nggak mungkin dilakukan secara daring. Karena itu, pengurus pondok hanya menyelenggarakan ngaji kitab-kitab umum yang bisa diikuti oleh siapapun.

“Hal-hal yang bersifat setoran atau hal yang berkaitan ditiadakan. Kitabnya juga kitab umum yang bisa dikaji siapapun,” ujar Ade.

Untuk itu pengasuh kedua pesantren ini melakukan modifikasi terhadap sistem permbelajaran yang juga berpengaruh pada kurikulum. Seperti di Al Marufiyyah, sistem pengajian dibuat secara umum dan bukan per kelas.

“Seperti mengaji kitab kilatan raudahatul nasikhi atau Irsyadul Ibad dengan alternatif kilatan supaya tetap ada kegiatan pengajian,” tambahnya.

Ilustrasi kegiatan santri. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Namun menurut Gus Ulil hal ini bukan merupakan hal yang besar mengingat setiap pondok pesantren bebas menetukan kurikulumnya sendiri. Dia mengaku di pondok binaannya ada keterlambatan kenaikan kelas. Tapi, hal tersebut nggak menjadi masalah.

“Ponpes dari dulu adalah pendidikan merdeka, kurikulumnya merdeka, sehingga pesantren dengan keadaan seperti ini bisa lebih luwes nggak seperti pendidikan formal,” tegas Gus Ulil.

Dari peristiwa ini, baik Gus Ulil maupun Ade berharap agar para santri nggak kehilangan semangat belajarnya dan nggak kehilangan adabnya sebagai seorang santri.

“Seluruh santri dimana pun agar menjaga akhlak, perilaku, dan tutur kata dan mencerminkan akhlak seorang santri,” tutup Ade.

Semoga semangat mengaji para santri nggak luntur ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: