BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 23 Agu 2024 18:07

Pondok Tani Bendo Agung di Pati, Tumbuh dari Benih Diskusi dan Ngopi

Anggota komunitas Pondok Tani Bendo Agung tampil di event kebudayaan di Magelang. (Dok Pondok Tani Bendo Agung)

Pondok Tani Bendo Agung adalah komunitas sosial dan budaya yang lahir dari obrolan santai, dan telah berkembang pesat sejak tahun 2022. Komunitas ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya.

Inibaru.id - Desa nggak ideal hanya dilihat dari seberapa kencang roda ekonominya berputar, tapi juga seberapa aktif masyarakatnya, terutama anak muda, dalam memikirkan berbagai dinamika di tanah kelahiran mereka.

Geliat desa bisa dilihat dari berbagai aspek, tapi yang paling kentara adalah keberadaan organisasi sosial atau komunitas budaya yang terus mengalami perkembangan di wilayah tersebut. Kalau di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, salah satu contohnya adalah Pondok Tani Bendo Agung.

Komunitas sosial budaya di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal ini baru dua tahun berdiri, tapi kiprahnya telah banyak dirasakan para pemuda desa. Bahkan, sang ketua Adid Rafael Aris Husaini bilang, saat ini hampir seluruh anak muda di Desa Jepalo aktif dalam komunitas tersebut.

"Hampir semuanya (pemuda Desa Jepalo) anggota komunitas ini. Bahkan, yang sudah dewasa juga banyak yang ikut dalam kajian-kajian kami. Jadi, bisa dibilang kami berasal dari berbagai kalangan," terang lelaki yang akrab disapa Adid ini.

Dari Obrolan Ringan

Para anggota komunitas Pondok Tani Bendo Agung berseragam lurik dengan peci oranye. (Dok Pondok Tani Bendo Agung)

Adid mengungkapkan, dirinya sejatinya nggak menyangka Pondok Tani Bendo Agung akan menjadi sebesar sekarang, karena semula komunitas ini hanyalah sirkel kecil berisikan obrolan ringan ngalor ngidul khas perdesaan sembari ngopi dan duduk santai.

"Dulu, kami sering njagong, ngopi, dan berdiskusi kecil; tapi seringkali obrolan melebar hingga bahas berbagai topik mulai dari pemberdayaan diri, kajian ilmiah, hingga budaya kontemporer," terangnya. "Dari situ kami sadar, kami butuh wadah yang diharapkan bisa menyalurkan kegiatan atau karya nyata untuk mengungkapkan rasa syukur; maka muncullah gagasan untuk mendirikan komunitas ini."

Secara resmi, Pondok Tani Bendo Agung didirikan di Dukuh Dombyang, Desa Jepalo, pada 2022. Adid mengenang, waktu itu bertepatan dengan Ramadan, mereka mengadakan acara buka bersama bertemakan Nguri-nguri Budaya Leluhur.

“Saat bukber itu kami mencoba sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami mengadakan diskusi panel tentang budaya leluhur yang disambungkan dengan keagamaan. Dari obrolan itu, nama Pondok Tani Bendo Agung muncul,” jelas Adid.

Ruang untuk Diskusi

Para pemuda anggota Pondok Tani Bendo Agung tengah berdiskusi dalam sebuah acara. (Dok Pondok Tani Bendo Agung)

Secara garis besar, Adid memaparkan, komunitas ini didirikan guna mengakomodasi kebutuhan masyarakat desa akan ruang diskusi yang bermanfaat untuk mencapai kemuliaan. Pondok Tani Bendo Agung, lanjutnya, dibentuk agar warga bisa berkumpul untuk mengkaji semua hal yang muncul.

"Dari segi nama, 'pondok' berarti tempat; 'tani' itu ya bertani. Terus, 'bendo' adalah nama pepunden desa, Mbah Bendo; kemudian 'agung' artinya mulia," terang lelaki 30 tahun tersebut. "Jadi, ini adalah tempat ngumpul untuk mengkaji semua hal agar kami menjadi orang yang mulia."

Selain rajin menggelar diskusi budaya dan agama, Pondok Tani Bendo Agung juga membuka ruang yang lebar untuk kreasi dan kesenian. Menurut Adid, komunitas ini adalah wadah untuk berbagai ilmu dan karya, serta ruang tumbuh bagi para anggotanya.

"Kami ingin menjadi pribadi yang berguna dan bermanfaat, sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah di dunia. Kami juga mendukung pertanian sebagai bagian dari pengembangan komunitas dengan karya bertani multidimensi," pungkasnya.

Untuk menjadikan desa sebagai pusat dari pengembangan masyarakat, komunitas adalah elemen penting di dalamnya; karena di situlah informasi bisa didapat sekaligus didiskusikan dengan saksama. Di tempatmu, adakah komunitas serupa ini, Millens? (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Perkuat Pengamanan Logistik Pemilu di KPU

7 Nov 2024

Secuil Sejarah Kesultanan Cirebon di Candi Poh Brebes

7 Nov 2024

Sejarah Unik Lokasi dengan Nama Terpanjang di Dunia yang ada di Selandia Baru

7 Nov 2024

November Awal Musim Hujan, BMKG: Waspada Ancaman Banjir!

7 Nov 2024

Alasan Lagu 'APT' Rose dan Bruno Mars Haram Diputar Pelajar di Korea

7 Nov 2024

Keseriusan Langkah Pemerintah dalam Menangani Judi Online Masih Dipertanyakan

7 Nov 2024

Bersantai Sore di 'Comfort Zone' Taman Balai Jagong Kudus

7 Nov 2024

Andal dan Ramah Lingkungan, Layanan Logistik KAI Daop 4 Semarang

7 Nov 2024

Apakah Pasangan dengan Love Language Berbeda Bisa Langgeng?

7 Nov 2024

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024