BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 29 Feb 2020 14:35

Pahlawan Bahasa Jawa dari Kampung Jawi Itu Bernama Siswanto

Siswanto, Ketua RW 1 Kalialang Lama. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Sebelum ditetapkan jadi Kampung Tematik dengan nama Kampung Jawi, warga Kalialang Lama didorong oleh Siswanto –aktivis budaya- untuk menggunakan bahasa Jawa dalam setiap kesempatan. Kini setelah menjadi RW, Siswanto mendorong penggunaan bahasa Jawa lewat berbagai kebijakannya. Gimana cerita lengkapnya?

Inibaru.id - Lekat dengan namanya, Kampung Jawi merupakan salah satu kampung tematik di Kota Semarang yang berusaha nguri-uri kebudayaan Jawa. Salah satunya adalah pembiasaan penggunaan bahasa Jawa dalam setiap kesempatan. Hal ini diungkapkan oleh Siswanto, Ketua RW 1 Kalialang Lama yang turut aktif memperjuangkan pelestarian budaya jawa di kampungnya tersebut.

Siswanto mengatakan, usaha untuk mendorong warga agar terbiasa berbahasa Jawa tersebut dia mulai jauh sebelum Kalialang Lama ditetapkan sebagai kampung tematik.

“Tapatnya pada 2016 saya terpilih sebagai ketua RT. Mulai dari situ saya menerapkan beberapa aturan terkait penggunaan bahasa Jawa kepada warga,” tutur lelaki yang akrab dipanggil Sis ini.

Berbagai usahanya terkait pelestarian bahasa Jawa dengan mendorong warga untuk menggunakannya dalam pertemuan di tingkat RT. Dia juga mendorong agar warganya memakai bahasa Jawa untuk mengumumkan informasi lewat speaker. Selain itu, dalam setiap acara Sis sudah mempersiapkan teks pranata cara berbahasa Jawa yang siap digunakan.

“Kalau nggak gitu bahasa Jawa bakal tergerus karena orang kadang gengsi pakai bahasa Jawa buat kegiatan sehari-hari,” tuturnya.

Menyasar Anak-Anak dengan Pendekatan Budaya

Karawitan oleh anak-anak di Kampung Jawi. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nggak cuma menyasar ke warga yang dewasa, Sis juga membiasakan penggunaan bahasa Jawa pada anak-anak usia sekolah dasar. Bukan dengan cara instruksi langsung, dia membiasakan bahasa Jawa melalui media kesenian dan dolanan.

Terbukti dengan berbagai alat karawitan dan mainan tradisional di rumahnya, Sis biasanya mengajak anak-anak untuk berlatih karawitan rutin di rumahnya. Selain itu berbagai permainan tradisional yang mulai punah seperti congklak, gobak sodor, egrang, dan suda manda juga dia ajarkan ke anak-anak.

Dari sana, dia berkomunikasi dengan anak-anak didiknya menggunakan bahasa Jawa.

“Saya miris, saat kali pertama berlatih hampir semuanya terbiasa pakai bahasa Indonesia di lingkungan keluarga hingga sekolah,” keluhnya.

Sedikit demi sedikit anak-anak yang berlatih keroncong dan dolanan di depan rumahnya mulai terbiasa memakai bahasa Jawa di keseharian mereka. Hal tersebut diungkapkan Sis setelah mendengar berbagai testimoni dari warganya yang mengaku anak-anak mereka mulai memakai bahasa Jawa di rumah.

Selain itu, anak-anak juga diarahkan untuk berlatih pranata cara berbahasa Jawa. Dengan berbagai kegiatan tersebut, Sis bersama tim menyisipkan nilai-nilai tradisi Jawa seperti unggah-ungguh.

Terus terang saya cukup terkejut karena warga di wilayah "njero" seperti Kalialang Lama gengsi menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan sehari-hari.

Rasa prihatin ini yang membuat Sis untuk mempertahankan bahasa Jawa dan berbagai budayanya. Beruntungnya, Sis kini dipercaya menjadi ketua RW sehingga lebih mudah mendorong penggunaan bahasa Jawa lewat berbagai kebijakan yang dikeluarkannya.

Kanthi budoyo, urip bakal tumoto. Dengan budaya saya pengin mendampingi generasi,” tutupnya.

Kamu sendiri masih pakai bahasa Jawa untuk keseharianmu nggak, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024