BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 24 Feb 2020 08:44

Ngobrol dengan Kreator Gump n Hell di Tembalang, Komik Satire yang Bikin Mikir

Errik Irwan, pencipta komik Gump N Hell. (Inibaru.id/ Audrian F)

Hati-hati, kamu mulai berpikir! Begitu bunyi tagline komik ini. Dikenal dengan nama Gump n Hell, komik ini sarat akan kritik isu sosial. Kreatornya tinggal di Tembalang bernama Errik Irwan.<br>

Inibaru.id - Salah satu komik yang saya suka adalah Gump n Hell. Kali pertama saya menemukannya di Instagram. Kalau saya perhatikan, bukan cuma saya yang suka. Penggemar komik dengan dua karakter yang dinamai “Gump” dan “Hell” ini banyak juga, lo. Kontennya memang menarik. Kalau nggak percaya, coba deh cek di Instagram atau Facebooknya. Isu-isu sosial nggak pernah terlewat dibikin satire atau terkadang sarkas. Penggemar jadi nggak kudet. Menariknya, penyampaian itu diselingi humor yang segar.

Rabu (12/2) sore, saya ketemu dengan kreatornya bernama Errik Irwan. Ternyata selama ini dia bermukim di Jalan Sumurboto, Tembalang Semarang.

Salah satu karya Errik Irwan di komik Gump n Hell. (Instagram/gumpnhell)

Perjalanannya menjadi komikus dimulai sejak kuliah. Lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Soegijapranata (Unika) tersebut merupakan seseorang yang ditugasi mengisi gambar mading.

“Sebetulnya saya nggak cuma komik tapi juga gambar arsitektur. Karena gambar arsitektur saya biasa-biasa saja, jadi ya pakai komik atau karikatur," Katanya. Errik mengaku awalnya dia menggunakan komik untuk menyindir otoritas kampus atau kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa.

Errik Irwan suka mengarsipkan karyanya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Mulai 2009, Errik mulai melirik dunia maya sebagai media penampil karya "usil"-nya. Kala itu karakter Gump n Hell belum ada. Kritik-kritiknya disampaikan tanpa karakter khusus. Barulah pada 1 Maret 2016, dia menemukan Gump n Hell yang ternyata merupakan nama panggilan dua temannya.

Gump berasal dari nama Gama, sementara Hell dari Helmi. Errik juga terinspirasi pada tokoh Gump dalam film Forrest Gump. Tokoh ini lugu tapi bersungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu. "Kayak komik ini lugu, tapi bersungguh-sungguh dalam menyentil sesuatu. Dan yang baca sampai bisa dekat dengan neraka,” jelas pria 34 tahun ini.

Pengerjaan komik Gump n Hell masih manual, yakni dengan digambar di kertas lalu diolah kembali dengan software. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya perhatikan selalu ada balon-balon dialog atau narasi yang ditulis kecil-kecil. Kata Errik, hal itu memang disengaja. Tujuannya agar orang kalau melihat isu nggak cuma di permukaannya. Masyarakat seharusnya meng-zoom in-nya agar lebih jelas.

Meski ini cuma komik, Errik harus melakukan riset sebelum mengemas sindirannya. Ranah bidikannya memang serius Millens seperti politik, agama, lingkungan, dan sejarah. Hal ini untuk jaga-jaga, seandainya lagi "sial" lantaran ada yang terima dengan karyanya, dia bisa berargumen. Saya harus mengakui kalau laki-laki ini penuh perhitungan.

“Orang lain mungkin bisa membuat komik dalam 1 atau 2 jam. Tapi saya nggak bisa. Makanya komik saya nggak tiap hari terbit,” ungkapnya.

Gump n Hell berusaha mengingatkan masyarakat untuk sadar akan isu sosial. (Inibaru.id/ AudrianF)<br>

Selain itu Errik juga nggak menjadikan Gump n Hell sebagai keran rupiahnya. Itulah mengapa dia nggak banyak melakukan promosi seperti komik-komik lainnya. Kritikan-kritikannya hadir karena murni kepedulian Errik akan permasalahan yang sedang terjadi. Dia juga pengin membangkitkan minat baca masyarakat.

“Komik saya selain menciptakan ruang diskusi juga untuk menyentuh masyarakat yang sekiranya berat untuk membaca teks berat permasalahan sosial,” ujar pria yang terinspirasi dari Larry Gonick tesebut.

Meski obrolan saya nggak lama, Errik membuat saya semakin peduli dengan permasalahan yang sedang dihadapi negeri ini. Kamu suka Gump n Hell nggak, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: