BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 1 Agu 2018 18:31

Kenalan dengan Pendiri Rumah Damai yang Peduli Pencandu Narkoba

Muljadi Irawan, pendiri Yayasan Rumah Damai yang peduli terhadap para pencandu narkoba. (Inibaru/Artika Sari)

Menyaksikan keponakannya meninggal akibat overdosis narkoba membuat Muljadi Irawan memutuskan mendirikan Yayasan Rumah Damai, sebuah pusat rehabitalisi kecanduan narkoba di Semarang. Di pusat rehabilitasi tersebut, dirinya mencoba menyulut harapan untuk para pencandu.

Inibaru.id – Kesibukan sebagai direktur operasi beberapa hotel di Jakarta telah lama ditinggalkan Muljadi Irawan. Hari-harinya kini dihabiskan untuk membimbing para pecandu narkoba di Yayasan Rehabilitasi Rumah Damai Semarang, Jawa Tengah.  

Sebelum mendirikan pusat rehabilitasi Rumah Damai, Muljadi sempat merawat tujuh anak pencandu narkoba. Dalam perjalanannya tersebut, lelaki kelahiran 12 September 1959 ini merasa hatinya semakin terpanggil untuk peduli pada mereka yang kecanduan.

Keinginannya untuk mendirikan pusat rehabilitasi semakin kuat saat sebuah peristiwa terjadi pada 1998 lalu. Kala itu dirinya bermaksud mengajak keponakannya yang kecanduan narkoba untuk tinggal bersamanya di Semarang.

Waktu itu Muljadi berencana memboyong sang ponakan pada Jumat. Namun, lantaran sibuk bekerja, dia membeli tiket untuk berangkat Minggu. Sayang, sang keponakan keburu ditemukan tak bernyawa karena overdosis pada Rabu sebelumnya.

Peristiwa tersebut mengguncang batinnya hingga membuatnya merasa bersalah.

“Saya menyesal sekali waktu itu kenapa nggak langsung membawa dia ke Semarang. Seandainya saya langsung membawa dia hari itu juga, mungkin dia nggak meninggal secepat itu,” kenang ayah dua anak tersebut kepada Inibaru.id.

Setahun berselang, tepatnya pada 28 Juli 1999, Muljadi mendirikan Rumah Damai. Dia memilih nama tersebut karena ingin menjadikannya sebagai sebuah rumah bagi para pencandu.

Dibantu sang istri dan dua pembimbing laki-laki, Muljadi mengelola pusat rehabilitasi yang berlokasi di Jalan Cepoko RT 004 RW 001 Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati, tersebut.

“Karena ini sebuah rumah, saya dan istri adalah orang tua mereka. Dua pembimbing yang membantu saya adalah kakak-kakak mereka,” kata Muljadi.

Usaha Berat

Bukan perkara gampang bagi Muljadi mengelola sebuah pusat rehabilitasi. Puluhan tahun dia menghadapi para pencandu yang memberontak dan menolak. Bahkan, ada di antara peserta rehabilitasi itu yang berusaha kabur atau bunuh diri.

"Mereka melakukan segala cara agar bisa keluar, mulai dari menggunakan seprai untuk memanjat tembok, membobol tembok, hingga mencoba bunuh diri," ungkap dia.

Menurut Muljadi, fase awal dalam proses rehabilitasi memang menjadi fase tersulit. Mengubah gaya hidup para pencandu yang akrab dengan kehidupan malam menjadi normal membutuhkan usaha yang berat.

Namun, berat bukan berarti nggak bisa dilakukan. Tujuannya satu, yakni berusaha menyalakan harapan bagi pencandu itu bahwa mereka punya kesempatan kedua untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Kendati nggak gampang, nggak sedikit dari mereka yang kemudian sukses berkarir pascamenyelesaikan rehabilitasi. Dia memang menginginkan "anak-anak"-nya bisa mengembangkan potensi apa pun.

“Ada yang semula menolak menjadi pendeta, sekarang justru menjadi pendeta. Ada juga yang menjadi advisor organisasi di bawah PBB di Amsterdam, Belanda. Saya bahagia karena bisa membantu hidup banyak orang. Sekarang saya punya banyak anak di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Selain membimbing para pencandu, lelaki yang sempat mengenyam kuliah jurusan Teknik Elektro di Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini juga mendirikan beberapa usaha. Usaha-usaha tersebut dikelolanya bersama para peserta rehabilitasi supaya mereka memiliki keterampilan dan penghasilan.

Warung Bakmi Damar Wulan, wedding organizer (WO) bernama House of Peace (HOPE), dan Kedai Kopi & Roti Ayong menjadi usaha-usaha yang melatih kemandirian mereka.

Di pengujung pertemuannya dengan Inibaru.id, Muljadi menyampaikan pesan pada anak muda Indonesia untuk jangan pernah mencoba narkoba.

“Mencoba narkoba itu ibarat mempertaruhkan hidup kita sendiri. Hidup itu indah, sudah seharusnya kita menjalaninya dengan baik.” tutupnya, lalu tersenyum. (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: