BerandaInspirasi Indonesia
Kamis, 11 Mar 2020 08:00

Koleksi Jersey Lawas PSIS Semarang, Bani Maryanto: Semua Karena Cinta

Bani Maryanto, kolektor jersey PSIS Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Ada banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta. Bagi Bani Maryanto, mengoleksi jersey zadul PSIS Semarang merupakan manifestasi perasaan cinta dan bangga pada tim sepak bola kotanya.<br>

Inibaru.id - Dialah Bani Maryanto, pria 40 tahun yang bermukim di Merbau Selatan 1, Banyumanik, Kota Semarang. Dia merupakan seorang kolektor jersey PSIS Semarang sejak Liga Dunhill 1994. Awal mula dia menjadi pengepul jersey karena kenal dekat dengan salah seorang pemain asing PSIS musim 2011-2012 yaitu Victor Borges.

Bani kemudian meminta jersey Victor. Setelah Victor nggak lagi dikontrak PSIS, ada seseorang yang menawar jersey tersebut dengan harga Rp 700 ribu.

"Sejak saat itu saya jadi berpikir ternyata jersey itu cukup berharga. Dari situ saya berniat mengumpulkan jersey-jersey lawas,” ujarnya.

Perawatan jersey sederhana, cukup dicuci secara berkala dan diberi anti-rayap. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Seiring berjalannya waktu, Bani menjadi pemburu jersey-jersey lawas PSIS. Menurut Bani, jersey tahun 2008 ke belakang kemungkinan besar milik pemain PSIS. Pasalnya saat itu pembuatan jersey palsu belum sedemikian marak.

“Ada yang saya minta dari pemainnya langsung atau saudaranya. Kebetulan saya juga dekat dengan beberapa pemain ada yang saya beli dari kolektor," ujar Bani, Jumat (6/3). Pernah juga dia mendapatkan jersey secara kebetulan.

Saat itu dia melihat seorang pria memakai jersey milik Agung Setyabudi, bek kanan PSIS era 2000 sampai 2004 tengah mencuci mobil.

“Saya minta kontaknya untuk saya tawar. Ternyata dia bekas penjaga kos pemain. Kondisinya sudah lumayan lusuh. Tapi tidak apa. Nilai sejarahnya yang berharga,” ujarnya.

Jersey Agung Setiabudi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Lantaran yang diburu adalah benda langka, Bani harus rela merogoh kocek lumayan dalam. Dia pernah membeli jersey salah seorang pemain asing yang berasal dari Argentina pada tahun 2005 sampai 2006 yaitu Emanuel De Porras. Jersey tersebut dia dapatkan dari seorang kolektor di Jakarta dengan harga Rp 2 juta.

"Kalau yang Porras itu waktu 2005. Saya hampir dapat jerseynya yang tahun 2006 tapi gagal," pungkasnya.

Jersey Emanuel De Porras yang dibeli dengan biaya cukup mahal. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Kepada saya Bani mengaku hobinya mengoleksi jersey PSIS Semarang bukanlah sekadar ingin memiliki. Semua itu didasari karena kecintaanya pada PSIS Semarang. Bahkan, penggemar PSIS sejak awal tahun 2000 tersebut memiliki situs pembahas PSIS yang bernama JagoBecek.com.

Oh, iya, sebelum ini Bani sudah menjadi kolektor jersey terlebih dahulu. Dia pernah mengoleksi jersey timnas dari masa ke masa hingga pemain-pemain kelas dunia seperti Shevchenko, Berbatov hingga Lee Bowyer dari Newcastle.

“Saya ingin mempersempit saja segmennya. Sekarang lebih ke PSIS,” ungkapnya.

Dari semua jersey PSIS, dirinya bercerita kalau belum memiliki jersey yang dipakai untuk pertandingan final Liga Indonesia tahun 1999. Baginya ini kostum penting karena saat itu PSIS berhasil menjadi juara dengan skor 1-0 mengalahkan Persebaya di Stadion Klabat Manado.

Koleksi sepatu bekas pemain PSIS Semarang. (Inibaru.id/ Audriaan F)<br>

Selain jersey, Bani juga mengoleksi sepatu bola bekas para pemain PSIS lo. Sepatu-sepatu itu milik Johan Yoga Utama, M Yunus, dan Rio Saputra. Untuk sepatu Johan Yoga Utama, dipakai saat menjadi top skor ISC B tahun 2016.

Wah, tekad Bani untuk mengoleksi jersey total ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024