BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 21 Sep 2018 15:50

Kisah dr. Ema, Temukan “Keindahan” dalam Dunia Kedokteran dan Kegiatan Sosial

Kisah dr. Ema, Temukan “Keindahan” dalam Dunia Kedokteran dan Kegiatan Sosial

dr. Ema, dokter sekaligus aktivis sosial. (detik.com)

Menjadi dokter sebenarnya bukan cita-citanya. Namun siapa sangka setelah dia menjalani profesi tersebut, dia semakin mencintai profesi ini. Bukan lantaran rupiah yang dia terima melainkan kepuasan batin ketika membantu sesama.

Inibaru.id – Perempuan yang memiliki nama Dewi Ema Anindia atau yang akrab disapa dr Ema ini dikenal sebagai salah seorang dokter yang suka berkegiatan sosial. Namun siapa sangka, menjadi seorang dokter merupakan "bujuk rayu" keluarganya. dr Ema mengaku, dia ingin masuk jurusan fesyen namun nggak disetujui oleh orang tuanya.

Kendati demikian, dr Ema nggak pernah menyesal untuk menekuni dunia kedokteran. Baginya, menjadi dokter dapat mengubah pandangannya tentang dunia. Wah, patut dicontoh nih, Millens.

“Awal-awalnya saya ogah-ogahan, setelah saya melihat manfaatnya untuk orang, lalu keindahan ilmunya, saya jadi sangat tertarik, sampai saya ngajar, saya prakteknya, gratis. Sempat penelitian juga, saya jadi mengerti mempelajari kedokteran seperti melihat cara kerjanya Tuhan seperti bagaimana sel itu bergerak,” ceritanya.

dr Ema juga sering memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu. (detik.com)

Keluarga Dokter

Buah jatuh memang nggak jauh dari pohonnya. Tahu nggak kalau buyut, kakek-nenek, dan orang tuanya pun berprofesi sebagai dokter. Seluruh keluarganyalah yang menginspirasi Ema untuk membantu orang yang membutuhkan. Sang nenek bahkan mendirikan yayasan untuk penyandang down syndrome dan beberapa yayasan sosial lainnya. Sifat dermawan ini juga yang mengalir dalam diri perempuan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ini.

dr. Ema dalam kunjungannya ke Desa Karang Patihan, Ponorogo. (detik.com)

Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk kegiatan sosial. Dia sering memberikan pelayanan kesehatan gratis pada masyarakat kurang mampu di pelbagai daerah di Indonesia.  Wah, inspiratif banget ya, Millens. Sukses terus deh buat dr. Ema. (IB12/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025