BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 24 Apr 2023 14:00

Kempo Antaka, Pendongeng yang Dijuluki Pak Raden-nya Semarang

Pendongeng Kempo Antaka tengah bercerita di Masjid Al-Fath Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sama-sama menggunakan media gambar, pendongeng Kempo Antaka asal Semarang mengingatkan kita pada sosok legendaris Suyadi alias Pak Raden.

Inibaru.id - Kita bisa jadi telah sepakat sosok Suyadi alias Pak Raden salah satu pendongeng hebat yang pernah dimiliki Indonesia. Bahkan, hari kelahiran sosok yang dikenal dengan kumisnya yang supertebal itu pada 28 November ditetapkan sebagai Hari Dongeng Nasional.

Kematian Pak Raden pada 2015 silam adalah kehilangan besar bagi rakyat Indonesia. Nah, untuk mengobati rasa rindu pada pencipta boneka si Unyil ini, kamu bisa bertemu Kempo Antaka di Kota Semarang; bukan dari segi fisik, tapi cara dia mendongeng dan media yang dipakainya.

Oya, bagi yang belum tau, Kempo Antaka adalah salah seorang pendongeng nasional Indonesia. Kak Kempo, begitu dia biasa disapa, dianggap mirip dengan Pak Raden karena cara mendongengnya sama-sama memakai media gambar.

Kempo mengatakan, ihwal mula perjalanannya menjadi pendongeng bermula dari tugas penelitian yang harus dibuatnya saat mengeyam pendidikan di jurusan Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 2000.

"Waktu itu saya ingin menyampaikan pembelajaran menggambar di salah satu SD di Semarang dengan cara berbeda," kenang Kempo kepada Inibaru.id belum lama ini.

Terinspirasi Ria Enes

Kempo Antaka pernah menjuarai ajang perlombaan kreativitas guru PAUD tingkat nasional (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Dia pun teringat pada pendongeng cum penyanyi Ria Enes dengan boneka Susan-nya yang sangat menarik perhatian anak-anak pada 1990-an. Terinspirasi dari sosok bernama asli Wiwiek Suryaningsih itu, dia pun kepikiran untuk menggunakan metode menyenangkan tersebut di kelas.

"Saat itu saya menggunakan boneka tangan sama bikin suara-suara kecil untuk memotivasi anak menggambar," kata Kempo.

Nggak berhenti di situ, dia terus mengembangkan bakat mendongengnya melalui sebuah sanggar seni. Setelahnya, Kempo memutuskan menjadi guru PAUD. Saat itu, boneka tangan dan dongeng tetap menjadi senjata andalan Kempo mengajar di hadapan anak-anak.

Kempo sukses menorehkan tinta emas ketika dirinya terpilih mewakili Jateng untuk mengikuti sebuah ajang kreativitas guru PAUD secara nasional. Pada ajang tersebut, karya yang ditampilkan Kempo terpilih menjadi Juara Satu.

"Karya yang saya sajikan adalah gambar berseri sembari mendongeng. Bagi saya, lomba ini sangat menguntungkan karena dasar saya seni rupa dan keseharian saya mendongeng untuk anak-anak," ucap Kak Kempo.

Bertemu Para Pendongeng Ternama 

Media gambar jadi jurus andalan Kempo Antaka saat mendongeng. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Prestasi yang diraih Kak Kempo tersebut membawa berkah. Nggak berselang lama, lelaki yang kini tinggal di Kecamatan Pedurungan tersebut dipertemukan dengan para pendongeng ternama Tanah Air, termasuk di antaranya Pak Raden, dalam sebuah acara.

"Waktu diundang jadi narasumber workshop mendongeng tingkat nasional, saya kaget karena narasumbernya bukan cuma saya," ucap Kak Kempo. "Saya paling cupu karena ada Kak Bimo, mendiang Kak Kusumo, dan mendiang Pak Suyadi alias Pak Raden, yang sudah master dongeng semua."

Kempo pun pada akhirnya memutuskan konsisten membawakan dongeng menggunakan media gambar pada 2008. Sebelumnya, dia mendongeng dengan media boneka atau sesekali wayang. Metode yang dianggapnya sebagai upaya menyalurkan hobi tersebut rupanya nggak salah.

"Nggak hanya anak-anak, saya melihat hampir seluruh penonton tertarik, mungkin karena gambar yang saya bikin dengan cepat itu seperti atraksi tersendiri," akunya. "Dari sini, saya mulai sering diundang menjadi narasumber untuk acara nasional di banyak wilayh, termasuk Sumatra dan kalimantan."

Kempo mengaku, nggak pernah sekalipun terbesit dalam benaknya bahwa dia bakal menjadi seorang pendongeng atau pencerita profesional.

"Saya hanya seorang guru yang sudah tahu bahwa dongeng itu diminati anak-anak," kata dia, merendah.

Menyuarakan Syiar Islam

Kempo Antaka juga turut melakukan syiar Islam untuk anak-anak melalui dongeng. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Saat ini, Kempo mengaku tengah aktif di Perkumpulan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI). Menurutnya, organisasi yang mewadahi para pendongeng muslim itu memiliki dua misi khusus, yakni untuk menyuarakan syiar Islam dan meningkatkan literasi di Indonesia.

"Misi utama kami menyuarakan Islam lewat cerita-cerita sejarah dan teladan 25 Nabi. Namun, nggak selalu begitu, karena kami juga punya misi lain untuk meningkatkan literasi yang bersifat lebih umum," ujarnya. "Yang penting bersifat tahayul maupun mistis."

Menurut Kempo, jalan yang dilaluinya saat ini yakni sebagai seorang pendongeng merupakan pilihan yang sesuai untuk dirinya. Dengan anak-anak mendengarkan dongeng, apalagi pendongennya adalah orang tua mereka, bisa terjalin hubungan emosional yang erat antarkedua pihak.

"Saya sarankan untuk semua orang tua supaya menghidupkan komunikasi yang indah dengan anak menggunakan dongeng. Dengan cara seperti itu, nantinya bakal terbentuk kedekatan emosional orang tua dan anak," pungkasnya.

Keberadaan Kempo di tengah-tengah anak-anak tentu menjadi sebuah berkah bagi mereka. Maknanya mungkin nggak jauh berbeda dengan saat Pak Raden masih mendongeng untuk kita semua. Kamu sempat mengalaminya nggak, nih? (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024