Inibaru.id – Melati dan Isabel Wijsen, kakak beradik berusia 16 dan 14 tahun dari Bali mendapatkan penghargaan Bambi dengan kategori “Our World”, pada acara yang diadakan di Berlin, 16 November 2017. Penghargaan ini diberikan berkat kampanye lingkungan bernama “Bye Bye Plastic Bags” yang dilakukan oleh keduanya.
“Ini luar biasa bagaimana perjuangan lima tahun kami sangat sepadan. Bagaimana kesenangan, petualangan, pengalaman yang telah kami lalui pada umur yang muda dan di garis depan menghadapi isu terbesar, yaitu polusi plastik,” tutur Melati di panggung Bambi sebagaimana dikutip dari Beritagar.id (25/11/2017).
“Penghargaan ini untuk generasi kita, generasi yang membantu menyelamatkan bumi”, lanjutnya.
Baca juga:
Livi Zheng Jadi Kepala Juri Southeast Asia Prix Jeunesse
Mahasiswa Unwahas Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia di IYLA 2017
Bambi adalah salah satu acara penghargaan tertua di Jerman. Kali pertama diadakan pada 1948, nama acara penghargaan ini diambil dari buku berjudul Bambi, A Life in the Woods karangan Felix Salten. Penghargaan ini diberikan oleh Hubert Burda Media dengan tujuan memperkenalkan tokoh-tokoh yang menginspirasi dengan visi dan kreativitas yang akan mengilhami publik Jerman di bidang media, seni, budaya, olahraga, dan berbagai bidang lainnya.
Pada tahun 2013, Melati dan Isabel memulai kampanye melawan sampah plastik setelah mempelajari cerita dari tokoh-tokoh terkemuka layaknya Nelson Mandela, Mahatma Ghandi, dan Lady Diana di sekolah.
Pada awalnya, mereka membuat petisi melawan sampah plastik yang berhasil menarik perhatian enam ribu orang di seluruh dunia. Usaha ini ternyata berhasil memengaruhi pemerintah Bali dalam menerapkan larangan kantong plastik, yang juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Bambi untuk kategori “Our World”.
Indonesia ternyata adalah penyumbang limbah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Sampah plastik dari Indonesia bahkan bisa memenuhi 10 persen dari total polusi plastik di laut. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan pencemaran laut dari plastik hingga 70 persen pada 2025 mendatang sebagaimana yang dianjurkan oleh program milik PBB bernama Clean Seas.
Baca juga:
Kerja Sama Genpi-Sampah Muda dalam Manajemen Sampah
Inilah Lima Anak Muda Pengharum Bangsa
Demi menarik perhatian pemerintah Bali, Isabel dan Melati sempat melakukan mogok makan pada 2014 silam. Hal ini disebabkan oleh petisi larangan penggunaan kantong plastik yang sudah ditandantangani 100 ribu orang ternyata tidak juga digubris pemerintah setempat. Selanjutnya, aksi mereka ternyata didengar oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Sang Gubernur lalu menandatangani kesepakatan pada tahun 2015 yang isinya melarang kantong plastik di seluruh Pulau Bali pada tahun 2018 dan seterusnya.
Tak hanya mendorong pemerintah menetapkan peraturan larangan kantong plastik, Isabel dan Melati juga memberikan penyuluhan bagi masyarakat di Bali tentang bahaya dari penggunaan plastik. Sebagai contoh, lebih dari 800 keluarga di Desa Pererenan kini mau mengganti kantong plastik dengan tas berbahan kertas atau kain berkat usaha mereka. (AW/SA)