BerandaInspirasi Indonesia
Senin, 10 Mei 2020 08:00

Cara Olly Oxen Menjadi Band Muda Produktif

Personel Olly Oxen. (Supermusic.id)

Sebagai band muda, Olly Oxen bisa dihitung produktif dalam merilis karya. Apa yang menjadi cara mereka untuk terus produktif?

Inibaru.id – Kalau kamu orang Semarang dan pencinta musik rock, pasti nama Olly Oxen sudah nggak asing, kan, Millens? Band yang berdiri sejak 2016 ini bisa dihitung produktif dalam berkarya. Terhitung mereka sudah memiliki tiga rilisan karya, yaitu album pendek (EP) Bad Mantra (2017), Single "To be Honest I’m a Liar" (2018), dan yang teranyar adalah album penuh pertama mereka Mahiwal ‘o Ndes yang dirilis pada Maret 2020 lalu.

Selama empat tahun karier mereka, sudah 13 lagu ditambah satu lagu versi akustik yang mereka rilis. Lalu apa yang menjadi cara mereka untuk bisa terus produktif? Apalagi, keempat personel Olly Oxen bukanlah musikus penuh-waktu dan memiliki projek musik lain di luar Olly Oxen. Mereka memiliki kesibukan selain bermusik.

Untuk membagi waktu antara bermusik dan bekerja, mereka mengaku memilih pekerjaan yang lebih fleksibel dan nggak terikat. Hal ini dibutuhkan untuk membantu mengatur waktu agar tetap bisa berkarya.

“Dari awal emang kita nyari pekerjaan yang tidak mengganggu kita dalam berkarya,” ucap Olly Oxen dalam pesan singkat, Senin (28/4).

Para personel juga memiliki selera musik yang berbeda-beda. Hal ini menurut mereka malah menjadi hal yang mengasyikkan karena mereka memiliki referensi yang banyak dalam menciptakan karya. Hal ini terlihat di lagu-lagu mereka yang bernuansa rock, grunge, sedikit groove, dan terasa gaya hip-hop di beberapa lagunya, seperti “Mr. Dunnowattudu” dan “To Be Honest I’m a Liar”.

Lagu "Mr. Dunnowatudu" dan lagu-lagu lainnya dapat kamu nikmati di kanal youtube OllyOxenOfficia. (Grid.id)

“Proses kreatif mengalir begitu saja, memaksimalkan proses kapasitas SDM kita masing-masing dalam berproses,” tulis Olly Oxen ketika ditanya perihal proses kreatif. “Kita berusaha sebisa mungkin konsisten untuk terus berkarya, cuman tidak ditargetkan. Kita jalan apa adanya,” tambah mereka.

Berusaha sekuat tenaga dengan potensi yang dimiliki akhirnya memang terlihat dari jumlah karya yang mereka rilis. Dengan semangat seperti itu juga mereka nggak memedulikan adagium “Semarang kuburan seni” yang biasanya membuat anak muda patah arang untuk terus berkarya. Bagi mereka Semarang memiliki potensi yang luar biasa di bidang kesenian, hanya saja memang kurang mendapatkan sorotan.

Hal lain yang mereka sayangkan adalah perlakuan pihak penyelenggara kegiatan seni atas para pekerja seni yang dirasa kurang baik, terutama untuk urusan upah. “Mungkin itu yang salah satu problem yang menghambat para pekerja seni untuk tetap bertahan dalam berkarya,” tulis mereka.

Ketika ditanya perihal agenda yang akan mereka lakukan setelah wabah Covid-19 selesai, mereka menjawab “Kali ini kami jawab surprise. Tunggu aja kelanjutan dari kami hehe.”

Hm, kira-kira apa lagi yang akan mereka lakukan, ya, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024