BerandaIndie Mania
Senin, 31 Des 2017 04:10

Catatan 2017: Musik Indie Masih Digemari

Barasuara (hai.grid.id)

Para pemusik indie mampu merebut hati pencinta musik. Beberapa dari mereka sangat populer selama 2017. Siapa sajakah?

Inibaru.id - Industri musik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari yang berlabel, hingga yang Indie, semuanya ada. Nah, ngomongin soal indie nih, ada beberapa penyanyi atau band indie yang tergolong sebagai pemusik indie paling populer di Indonesia pada 2017. Sobat Millens tahu siapa sajakah mereka? Langsung saja deh simak yang satu ini.

Yang pertama ada Danilla Riyadi. Buat kamu yang sering datang ke venue atau acara konser penyanyi indie lokal pasti sudah nggak asing lagi deh dengan nama Danilla. Banyak digemari karena musiknya yang antimainstream dan suaranya yang unik, Danila menjadi salah satu penyanyi indie populer di 2017. Perempuan yang lahir pada 12 Februari 1990 itu memang memiliki teknik bernyanyi yang khas.

 

Danilla Riyadi (Instagram/danillariyadi)

Dengan suara altonya yang lembut, Danilla memiliki interpretasi dan cara sendiri akan musik yang dinyanyikannya. Dengan gaya bernyanyi yang terkadang berbisik, Danilla menciptakan kesan personal terhadap lagu-lagunya. Dia seakan-akan berada di sebelah pendengar, mengajak berdialog secara intim.

Menyebut dirinya sebagai pengantar musik, album Danilla yang berjudul Telisik (2014) mampu membuat para pendengarnya berimajinasi ketika mendengarkan lagu-lagu tersebut. Bahkan albumnya itu sukses masuk ke dalam urutan ke-18 Rolling Stone Album of The Year. Setelah itu, Danilla pada September 2017 akhirnya melepas album penuh keduanya yang berjudul Lintasan Waktu. Di album keduanya kali ini, Danilla yang juga berperan langsung sebagai produser menulis hampir seluruh lagunya sendiri.

Baca juga:
Akankah Is dan Payung Teduh "Akad" Lagi?
The Overtunes Janji Lunaskan Kerinduan The Tunist

Selanjutnya, pemusik indie populer yang lainya adalah Payung Teduh. Pencinta musik indie tentu nggak asing dengan band yang baru saja kehilangan sang vokalis di akhir 2017 ini. Terbentuk pada akhir 2007, Payung Teduh memiliki formasi awal Is dan Comi. Berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon, kedua orang sahabat itu kemudian mengajak bergabung Cito sebagai drummer pada 2008. Sedangkan Ivan yang memainkan guitar lele bergabung pada 2010.

Payung Teduh. (iradiofm.com)

Dengan tambahan dua personel, Payung Teduh makin produktif dalam berkarya. Mereka kemudian memutuskan membuat album bejudul Self-Titled (2010). Di susul dengan album kedua mereka Dunia Batas (2012). Melalui album ini, nama Payung Teduh pun kian diperhitungkan di blantika musik Indonesia. Bahkan mereka pun sempat mengadakan tur ke Jepang untuk kali pertama pada 2013.

Memiliki warna musik yang unik, lagu-lagu yang mereka buat memiliki lirik puitis berbalut irama syahdu. Inilah yang kemudian menjadi ciri khas Payung Teduh.  Memiliki kualitas musik yang bagus dan bisa selalu menampilkan aransemen yang berbeda saat tampil live, nggak heran mereka mempunyai banyak fan setia.

Popularitas mereka pun semakin bertambah saat mereka merilis lagu “Akad” pada Juni 2017. Menjadi lagu yang paling populer di Google Indonesia sepanjang 2017, lagu “Akad” menghipnosis para pencinta musik dari berbagai kalangan. Lagu itu pun sudah ditonton lebih dari 56 juta kali dan banyak dibawakan dalam versi cover di Youtube.  Di pengujung 2017, Payung Teduh telah meluncurkan album ketiga mereka.  Sayang, album terbaru yang berjudul Ruang Tunggu itu menjadi yang album terakhir bersama sang vokalis Is.

Selain Payung Teduh, ada juga Barasuara yang juga populer di 2017. Terbentuk pada 2012, Barasuara merupakan grup musik asal Jakarta yang digawangi orang-orang yang sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia musik. Mereka adalah Iga Massardi (vocal, guitar), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal) TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bas), dan Marco Steffiano (drum). Yang menarik, mereka dari latar musik yang berbeda-beda sehingga nggak heran jika musik Barasuara terasa begitu kaya. Adapun untuk aliran musik Barasuara secara garis besar adalah rock. Namun musik rock yang disajikan oleh Barasuara terasa berbeda. Segar dan memiliki jati diri.

Barasuara. (freemagz.com)

Pada 2015, Barasuara mengeluarkan album pertama berjudul Taifun. Semua lagu di album Taifun ditulis dalam bahasa Indonesia dan seluruhnya diciptakan Iga Massardi. Uniknya,  hampir semua lagu di album ini nggak memiliki chorus. Selain itu, sudut pandang yang dipakai  dalam penulisan seluruh lirik adalah sebagai “aku/kami” yang menunjuk pada orang kedua, yaitu “kamu”.

Baca juga:
ADA Band yang Selalu Mampu Bertahan
Catatan 2017: Tiga Youtuber Indonesia Paling Cetar

Menyajikan berbagai lagu dengan makna berlapis pada album Taifun, Barasuara terbilang cukup sukses karena langsung disejajarkan dengan Endah N Rhesa, Dialog Dini Hari, Sarasvati, Mocca, dan Efek Rumah Kaca dalam kategori Karya Produksi Alternatif Terbaik ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2016. Nggak disangka juga, lagu “Bahas Bahasa” milik mereka mengalahkan empat nominasi lainnya dan Barasuara membawa piala AMI pertamanya. Sukses dengan album Taifun dan sibuk dengan kegiatan manggung selama dua tahun belakangan, Barasuara kini tengah menyiapkan album baru yang rencananya akan rilis pada 2018.

Nah, itu tadi adalah beberapa pemusik indie populer di 2017. Di antara mereka, adakah yang jadi favorit kamu? (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024