Inibaru – Nida Ria. Mungkin sebagian orang belum pernah dengar namanya. Atau mungkin pula menganggapnya sama dengan grup kasidah Nasida Ria. Ya, ini nggak jauh-jauh dari kasidah.
Benar banget, Nida Ria memang grup kasidah modern keturunan Nasida Ria. Keturunan? Memangnya Nasida Ria bisa beranak-pinak? Tunggu dulu. Nida Ria memang didirikan oleh anak pendiri Nasida Ria, yaitu Hadziq Zain pada 1980 di Semarang. Perlu diingatkan, Nasida Ria didirikan oleh pasangan istri-suami, yaitu Hj Mudrikah Zain dan H M Zain pada 1975.
Pada awalnya Nida Ria hanya beranggota pemusik lelaki dengan perempuan vokalis awal yaitu Koniah, Khoiriyah, Zuchriyah, dan Nur Chamimah serta lelaki vokalis yaitu A Najib Abdullah dan Khasim Sanjaya.
Boleh dibilang, Nida Ria mendapat sambutan bagus begitu muncul. Sebagai bukti, album debutnya, Bingung, disambut baik oleh masyarakat, baik di daerah maupun nasional. Lagu-lagu dalam album tersebut mengantarkan mereka kerap kali tampil di acara Aneka Ria Safari dan Nuansa Qasidah di TVRI.
Album paling sukses Selain vokalis awal, ternyata ada beberapa vokalis masuk yang semula dari grup Nasida Ria dan El Hawa. Pada tahun 1990 Nida Ria mengeluarkan album “Jilbab Putih” yang menjadi hits terbesar mereka.
Perlu Millens tahu, nama Nida Ria semakin berkibar saat mengeluarkan lagu “Jilbab Putih” karya M Ali Sukarno. Lagu yang laris banget itu dilantunkan vokalis bernama Hidayah.
Nggak cuma itu, Nida Ria juga sukses untuk album-album selanjutnya seperti Swargo Nunut Neroko Katut, Bekal Hari Depan, Dosa yang Tiada Terasa, dan Kaya Miskin Tiada Berbeda.
Oya, galibnya sebuah kelompok musik, Nida Ria pun mengalami ganti-ganti personel. Formasinya sekarang terdiri atas Rumanah Hadziq Zain (pemimpin), Nunung dan Eriana Ulfah (kibor), Eni Nuraini (seruling), Inayah (kendang ketipung), Afika Risya (biola), Lina Erva (gitar), Nur Khamidah (bas), Ida Mahmudah dan Ervina (drum), Budiyah (tamborin), serta Eriana Ulfah dan Nunung (MC).
Benarlah bahwa nama Nida Ria nggak semasyhur Nasida Ria, namun mereka masih eksis hingga sekarang. Apa alasannya? Solidaritas dan soliditas alias kekompakan mereka pantas diacungi jempol.
Nah Millens, kalau kamu punya kelompok yang ingin tetap eksis, kamu bisa mencontoh kekompakan mereka. (LIF/SA)