BerandaIndie Mania
Sabtu, 5 Okt 2018 11:00

Saat Fan Theory “Aruna dan Lidahnya” Dibahas Bareng Pemain, Sutradara, dan Produsernya di Semarang

Cuplikan adegan "Aruna dan Lidahnya". (Palari Films)

Film garapan Edwin "Aruna dan Lidahnya" menjadi salah satu topik menarik di media sosial. Selain kisahnya yang menggelitik hati, banyak banget “fan theory” yang muncul setelah film itu rilis.

Inibaru.id - Ada satu pameo yang acap membuat kritikus film meradang, yakni "Film itu sederhana, kita yang sering membuatnya rumit". Yap, lantaran pelbagai teori dan interpretasi yang sering diungkapkan penonton, alih-alih menikmati film yang disajikan, nggak jarang penikmat film malah berumit-rumit ria.

Namun, mengkritik film nggak ada salahnya, termasuk ketika banyak orang mengapresiasi film Aruna dan Lidahnya lewat pelbagai fan theory di media sosial. Sejak tayang perdana pada 27 September lalu, film yang diangkat dari novel Laksmi Pamuntjak ini memang cukup menggelitik penikmatnya untuk menciptakan aneka fan theory, khususnya di Twitter.

Fan theory itu juga muncul dari ulasan banyak orang, baik melalui unggahan di blog maupun thread. Satu teori yang cukup menarik adalah bahasan mengenai color palette pakaian yang dikenakan Aruna dan kelekatan perasaan a.k.a. attachment antar pemain lewat empat gaya: secure, preoccupied (anxious), dismissive (avoidant), dan disorganized (ambivalent).

Bahasan tentang fan theory juga sempat mencuat dalam talkshow Aruna dan Lidahnya yang digelar di Gedung E Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Rabu (3/10/2018). Zahid Paningrome, seorang peserta yang juga "pencipta" fan theory menjadi salah seorang pemantiknya.

Di hadapan Nicholas Saputra (pemeran Bono), Edwin (sutradara), dan Meiske Taurisia (produser), Zahid mengemukakan teorinya, mulai dari teori Big Bang hingga semiotika, yang sempat diulas mendalam dalam blog pribadinya. (Baca juga: Membincangkan “Aruna dan Lidahnya” di Semarang: Bersawala tentang Aruna Tanpa Aruna)

Zahid mengulas tentang dua mimpi yang dialami Aruna, salah satunya ketika dia memeras jeruk nipis lalu diarahkan ke lidah hingga belepotan ke pipi. Dia kemudian berkomentar bahwa rasanya asin. Zahid menyebutkan bahwa mimpi tersebut melambangkan fetish liar Aruna dalam kehidupan seksualnya.

Zahid. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

“Di Twitter ada beragam fan theory yang nggak ada di film-film Indonesia sebelumnya. Ada fan theory tentang adegan di Singkawang yang ada naga (barongsai, saat Aruna dan Faris berantem), adegan Pak Musa di kapal dan rumah sakit, atau teori yang saya tulis mengenai mimpi Aruna dan lidahnya. Film kayak gini itu ciri Mas Edwin sekali,” tutur Zahid.

Menanggapi hal tersebut, Edwin, sang sutradara, mengatakan bahwa hal demikian memang janggal jika dipikirkan dengan logika. Namun, lanjutnya, hal tersebut bakal menambah cita rasa film saat interpretasi dibebaskan.

“Karena film, mau sejelas apa pun, masih multitafsir. Itulah keindahan film. Apalagi ini kita tampilkan sedikit jebakan-jebakan film yang bisa ditemukan penonton,” tanggapnya.

Setali tiga uang, Meiske selaku produser, juga menanggapi fan theory sebagai sesuatu yang positif. Menurutnya, ini justru menjadi hal yang seru dan menarik.

“Misal ada 100 orang yang punya fan theory juga nggak apa-apa, karena interpretasi itu nggak hanya satu saja,” akunya.

Hm, penasaran dengan fan theory yang berkembang? Soba simak diskusi di Twitter dengan kata kunci “fan theory Aruna dan Lidahnya”.

Eits, tapi pembahasan tersebut bakal lebih seru kalau kamu sudah menonton filmnya! Yeah, siapa tahu kamu juga bisa menyumbang fan theory! Ha-ha. (Ayu S Irawati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: