BerandaIndie Mania
Selasa, 17 Sep 2018 11:16

Angkat Isu Kesenian Tradisional, Teater Emka Hadirkan Pentas di Tengah Kampung

Salah satu adegan dalam lakon "Ajar Raja". (Inibaru.id/Mayang Istnaini).

Pentas teater masuk kampung? Tentu saja bisa. Kehangatan pun tercipta di tengahnya.

Inibaru.id – Puluhan warga Srinindito Timur, Kelurahan Simongan, Kota Semarang memadati pelataran rumah salah seorang warga yang sudah disulap menjadi panggung teater. Mereka sengaja berkumpul untuk menyaksikan Pentas Kampung (Penkam) Teater Emper Kampus (Emka) pada Sabtu (15/9/2018).

Teater dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang itu menampilkan lakon dengan naskah Ajar Raja. FYI, naskah karya Ajeng Poernomo itu juga menyabet Juara 3 Penulisan Lakon dalam ajang Peksimida Jawa Tengah 2018, lo. Wah!

Salah satu adegan dalam lakon Ajar Raja. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Sejalan dengan salah satu visi mereka yakni “Teater untuk Rakyat”, Penkam juga digelar sebagai sarana komunikasi terkait realitas sosial di masyarakat. Yap, dengan adanya Penkam itu isu yang ada di masyarakat jadi bisa tersebar secara lebih luas, kan?

Cerita dalam lakon Ajar Raja nggak jauh berbeda dengan realitas sehari-hari di masyarakat. Nggak heran kalau beberapa kali penonton yang mayoritas warga setempat juga tampak menimpali percakapan dalam lakon. Yap, berasa nonton kisah sendiri! Ha-ha.

Kritik untuk Millenials

Mengangkat isu tentang kesenian tradisional di tengah para millenials, pementasan lakon Ajar Raja diawali dengan konflik keluarga Edi, seorang warga yang nggak punya pekerjaan tetap. Alih-alih mencari pekerjaan, dia justru lebih senang bekerja melestarikan wayang sebagai salah satu budaya leluhurnya.

Retno, seorang bocah yang diam-diam menyimpan bakat menjadi dalang. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Hal itu memicu pertengkaran dengan Nani, istrinya yang senang berdandan dan membeli beragam kosmetik. Konflik pun berkecamuk, nggak jauh-jauh dari masalah ekonomi. "Keseruan" konflik keduanya juga dibumbui tingkah Retno, anak semata wayang mereka, yang kerap bikin kesal.

Pada bagian lain, konflik juga terjadi di dalam keluarga Ki Mangun. Sebagai satu-satunya dalang yang masih hidup, Ki Mangun merasa bertanggung jawab untuk terus menjaga kelestarian kesenian wayang. Namun, Bisma, sang anak, lebih senang dengan budaya populer. Kesenian wayang pun berpotensi mati di tempatnya.

Bisma, seorang keturunan dalang yang lebih mencintai kebudayaan populer. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Lakon Ajar Raja memang mengangkat isu yang cukup serius. Namun, lantaran diselipi sejumlah humor yang dilontarkan antaraktor, pentas yang berlangsung hampir dua jam itu pun seolah berlangsung cepat. Nggak jarang penonton dibuat tertawa terpingkal-pingkal di tengah pementasan.

Dalam pementasan itu, Teater Emka memang pengin menyoroti minat millenials yang semakin menurun untuk terlibat dalam ragam kesenian tradisional. Menurut mereka, ketakutan dianggap ketinggalan zaman dan nggak kekinian menjadi sejumlah alasan kenapa anak muda enggan menggelutinya. Duh, padahal kalau bukan kita, siapa lagi, ya?

Aktor dan penonton melebur dalam malam. (Inibaru.id/Mayang Istnaini)

Malam itu, keinginan Teater Emka sebagai teater untuk rakyat sepertinya terwujud. Para penonton, yang terdiri atas warga setempat dan pelbagai kalangan yang datang dari sejumlah penjuru, terlihat menyatu. Panggung yang sengaja nggak dibatasi juga membuat penonton seolah sedang menyaksikan sebuah peristiwa yang tengah terjadi di depan mereka.

Di antara gelak tawa, isu sosial pun mengalir di kepala tiap penonton yang hadir. Di pentas kampung itu, mereka belajar banyak hal. Mungkin kamu juga bisa belajar dari pentas itu. Yuk, berkesenian! (Mayang Istnaini/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: