BerandaIndie Mania
Kamis, 31 Jul 2019 14:00

Digelar Tiga Tahun Sekali, Semarang Literary Trienall Adakan Bazar Buku dan Panggung Seni

Semarang Literary Trienall terselenggara di gedung Oudetrap. (Inibaru.id/ Audrian F)

Gabungan pegiat sastra Semarang mengadakan festival sastra yang bertajuk "Semarang Literary Trienall". Menampilkan berbagai gelaran apik seperti bazar buku, diskusi, dan panggung seni.

Inibaru.id - Festival sastra mungkin selama ini banyak digelar di kota-kota yang kental akan budaya dan pendidikannya seperti Jogja, Solo, Bandung, atau Makasar. Atau juga Jakarta sebagai pusat dari banyak hal. Namun kali ini Semarang juga nggak mau kalah.

Adalah “Semarang Literary Triennall” yang menjadi pembelaan kalau Semarang nggak ingin kalah dengan kota-kota ikonik tadi. Diselenggarakan oleh berbagai kelompok sastra di Semarang, baik instansi maupun komunitas, acara yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu (27-28/7) ini berlangsung meriah.

Semarang Literary Trienall hadir di tengah ruang kota. Pelaksanaannya berlokasi di Taman Srigunting dan Gedung Oudetrap Kota Lama, Semarang. Mengangkat tema “Sastra Semarang Piye Kabare?” festival sastra ini sudah terlaksana sebanyak tiga kali. Sesuai namanya, memang acara ini dilakukan secara tiga tahun sekali.

Meskipun acara sastra yang biasanya nggak terlalu ramai dikunjungi orang, namun pada kali ini berbeda.

Bertepatan dengan akhir pekan, Kota Lama menjadi ramai karena dikunjungi oleh berbagai wisatawan. Dengan  adanya hal itu, perhatian mereka tertuju kepada bazar buku yang menggelar lapaknya di acara ini. Praktis, pelapakan buku yang terdiri dari berbagai penerbit tersebut dipenuhi juga oleh para wisatawan.

Acara utama yang dihadirkan oleh festival ini adalah ruang diskusinya. Pembahasannya pun selalu menarik mulai dari membicarakan sastra Semarang, penerjemahan, literasi, hingga dunia penerbitan. Ada tokoh-tokoh sastra tersohor yang datang untuk menyemarakan diskusi-diskusi tersebut, antara lain seperti Mario F Lawi, Handry TM, Sulis Bambang, dan Widyanuari Eko Putra.

Ahmad Khaerudin dari Hysteria, mengatakan kalau festival semacam ini memang perlu dibuat untuk panggung para pegiat sastra Kota Semarang.

“Kota-kota lain sudah memiliki festival ternama. Tinggal Semarang yang belum. Harapannya pada festival kali ini tidak hanya terselenggara saja, tapi juga bisa menumbuhkan inisiatif dan kegiatan-kegiatan lain,” pungkas Khaerudin yang saat ini juga menjadi dosen jurusan Antropologi di Universitas Diponegoro Semarang.

Acara sudah berhenti sampai di situ saja? Eits, tunggu dulu. Masih ada panggung baca puisi yang juga diisi oleh para pegiat sastra Semarang seperti Beno Siang Pamungkas, Sandra Palupi, Didik WS DAN Himas Nur.

Kemudian yang juga nggak kalah jadi pusat perhatian adalah penampilan musik dari sejumlah musisi dengan berbagai corak karakter musik. Sebut saja ada Serambi, Dengan Kata Lain, Wadah Musik Sastra, BDBIT, Swaranabya, dan Tridhatu.

Bagus juga acaranya ya, Millens. Mudah-mudahan ini membawa dampak menguntungkan untuk sastra Semarang dan kegiatan seni lainnya. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: