BerandaIndie Mania
Rabu, 13 Feb 2018 04:55

Berkarya Tanpa Batas ala Fly Away dari Kebumen

Berkarya Tanpa Batas ala Fly Away dari Kebumen

Fly Away (djarumcoklat.com)

Dikenal sebagai musik dengan lirik yang menyuarakan pesan sosial, musik reggae menjadi salah satu musik yang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Jika nama Bob Marley sudah mendunia, maka nama Fly Away menjadi salah satu nama band reggae terkenal di Kebumen, Jawa Tengah.

Inibaru.id –Adakah di antara Sobat Millens yang menyukai musik reggae? Berasal dari Jamaika, musik ini merupakan kombinasi dari dua gaya musik serupa yang disebut ska dan rocksteady. Meskipun demikian, reggae juga dipengaruhi oleh blues (R&B), jazz Amerika, dan Jamaican mento.

Di Indonesia, musik reggae memiliki banyak penggemar, lo. Tersebar masuk melalui daerah pantai oleh turis-turis asing, menurut JamaicanSounds, pada 2013-2014, Indonesia sudah menjadi negara dengan jumlah pencinta musik terbanyak. Wah, berarti bisa dibilang aliran musik reggae ini memang pas di telinga masyarakat Indonesia.

Jika Bob Marley dan The Wailers tentu sudah akrab banget di telinga pencinta musik reggae dunia, maka bagi pencinta musik reggae di Kebumen, nama Fly Away (freedom song) juga sudah nggak asing lagi. Hmm, siapa lagi tuh?

Fly Away merupakan nama sebuah grup band reggae dari Kebumen, Jawa Tengah. Nggak hanya dikenal di Kebumen saja, mereka juga sudah terkenal di beberapa kota tetangga seperti Wonosobo, Cilacap, dan Purwokerto.

Baca juga:
Padi (Siap) Kembali
Latihan Kardio yang Mengasyikkan? Cobalah Jazzercise

Terdiri atas Ras Inggi (vokal 1), Diana   (vokal 2), Burhan (bas), Ali (gitar 1), Alfiant (gitar 2), Rifki (kibor), Hank (drum) dan Tyo (perkusi), Fly Away bermula dari kecintaan para anggotanya terhadap musik reggae. Menjadi pencetusnya adalah Inggi dan Burhan.

Dilansir lenterakehidupanaddres.blogspot.co.id (22/1/2016), meski bukan menjadi band reggae pertama di Kebumen maupun bukan band yang memopulerkan musik reggae, Fly Away memiliki banyak penggemar, lo. Pasalnya, band yang berdiri pada 11 September 2010 itu berhubungan baik dengan pencinta musik asal Jamaika itu. Lebih dari itu, berbeda dengan MRR yang memopulerkan musik reggae di Kebumen, Fly Away menciptakan sendiri lagu reggae. Jadi wajar saja, jika hal tersebut menjadikannya lebih digilai para pencinta reggae Kebumen.

Eh, tapi kenapa namanya Fly Away?

Mengutip tdpoin.blogspot.co.id, diambil dari celotehan personelnya ketika sedang berkumpul, nama Fly Away memiliki arti terbang bebas tak terbatas. Ini berarti bahwa mereka akan terus berkarya dan terus (tanpa batas) demi memajukan musik reggae di Kebumen. Sedangkan tagline mereka yaitu “Freedom Song” diambil karena Fly Away ingin dan selalu menyuarakan lagu-lagu reggae bertemakan perdamaian, antidiskriminasi, dan ketidakadilan hidup.

Well, ini sesuai dengan pernyataan Bob Marley. Sang legenda musik reggae itu bilang bahwa musik membebaskan rakyat dari mental babylon (sombong, dengki, penindas). Ya, dicirikan dengan ritme backbeat dan progresi kord sederhana, lirik musik reggae biasanya memang ditulis untuk menyampaikan pesan sosial.

So, karena itulah Fly Away mulai menciptakan karya-karyanya. Mulai dari single pertamanya yaitu “Code-Ciu” yang bercerita tentang realitas kehidupan jalanan karena awalnya para personelnya tergabung dalam anggota perkumpulan vespa. Lalu disusul dengan lagu-lagu berikutnya seperti “Bersama”, “Ilusi”, “Mungkin Sudah”, “Paimin”, “Bebas Lepas”, dan “Welcome to Fly Away”.

Baca juga:
Burgerkill dan Kisah Soliditas Sebuah Band
Shaggydog Peracik Beragam Genre Musik

Selain itu, Fly Away bersama dengan band reggae Kebumen lainnya juga mengeluarkan album kompilasi. Album yang dibuat pada Agustus 2013 itu berjudul Kebumen Berkarya.

Hingga kini Fly Away masih selalu memberikan kreasi dan karya baru di dunia musik, khususnya reggae. Wah, salut deh buat Fly Away. Semoga mereka bisa selalu berkarya menghasilkan musik berkualitas.

Nah, Fly Away membuktikan karyanya lewat musik. Kalau kamu? (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025