BerandaIndie Mania
Minggu, 7 Mar 2020 12:28

024 Streets, Kolektif Kecil yang Tetap Bergulir

Salah satu gig hip-hop gelaran 024 Streets. (Dokumentasi 024 Streets)

Ngomongin hip hop di Semarang, nggak lengkap rasanya kalau melewatkan 024 Streets. Kelompok ini terus berupaya meramaikan skena musik hip-hop Semarang. Seperti apa peran 024 Streets terhadap perkembangan musik hip hop di Kota Lunpia?

Inibaru.id - Menurut saya skena hip-hop Indonesia sedang naik-naiknya. Banyak musikus hip-hop bermunculan dan menjadi idola baru. Sebut saja Rich Brian yang merangsek panggung internasional, Ariel Nayaka yang digaet Def Jam (label rekaman hip-hop legendaris) cabang Asia Tenggara, dan banyaknya musikus muda lokal yang mencuat seperti Joe Million, Tuan Tigabelas, Rand Slam, dan Pangalo yang kian eksis, kayaknya klaim saya nggak berlebihan kalau melihat mereka tengah menjadi "fenomena".

Tapi, apa kamu tahu kalau di Semarang terdapat kelompok anak muda yang berkarya dengan medium hip-hop?

Namanya 024 Streets, tongkrongan para MC (sebutan lain dari rapper) dan beatmaker di Semarang. Kalau kamu seorang hip-hop heads asal Semarang, pasti mengenal nama Malik Ros, Luseta, Mahranazih, dan Aknostra. Mereka adalah bagian dari kelompok ini. Mendengar nama-nama tersebut, saya langsung haqqul yaqin bahwa 024 Streets adalah kolektif hip-hop.

Malik Ros, <i>frontman</i> dari 024 Streets. (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

"Kami sebenarnya kolektif, bukan kolektif hip-hop. Musik yang dominan di 024 Streets sebenarnya black music," ucap frontman 024 Streets Malik Ros, Sabtu (29/2), menghancurkan imajinasi saya. Nggak hanya hip-hop, kabarnya kolektif ini juga sedang menggaet dan menggodok musikus jazz, blues, serta RnB di Semarang yang akan dirilis rekamannya tahun ini.

Kolektif ini nggak besar, Millens, hanya beranggotakan sekitar selusin orang. Meski begitu, kelompok ini nggak boleh dipandang sebelah mata. Pada 20 Februari lalu, Malik Ros merilis album penuh dengan tajuk Death of An Angryman. Pada 31 Januari 2020, 024 Streets mengadakan gig yang mendatangkan tiga rapper dan satu DJ asal Bandung di Crobar, juga pernah mengadakan acara hip-hop tahunan di Semarang, Semarang Banjir dari 2014-2016.

Pasca-Semarang Banjir terakhir, 024 Streets sempat vakum setahun. Bukan tanpa sengaja, hiatus ini bertujuan untuk memancing kelompok-kelompok lain mau bersaing dan berkarya. FYI, 024 Streets yang terbentuk pada 2010 ini bisa dibilang menjadi pionir kelompok-kelompok hip-hop di Semarang.

Soal iklim kesenian di Semarang yang katanya “kuburan seni” ini, Malik bersama kolektifnya nggak ambil pusing. Dia percaya bahwa kemampuan yang dimiliki dan konsistensi berkarya adalah bensin untuk berkembang.

"Kalau Semarang dibilang kuburan seni, biarkan kita buat orang datang untuk berziarah. Kalau memang dianggap mati oleh seniman, let me be the zombie," ucapnya tegas.

Bagaimana, kamu sudah terinspirasi untuk berani berkarya, Millens? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024