BerandaHits
Minggu, 15 Okt 2022 13:40

Walrus di Oslo Disuntik Mati Karena Orang Berfoto Terlalu Dekat Dengannya

Freya gemar berjemur di gladak kapal-kapal yang ada di fyord di Oslo, Norwegia. (Reuters)

Seekor walrus bernama Freya yang hidup di perairan Oslo, Norwegia telah disuntik mati. Hal itu dilakukan karena pemerintah setempat khawatir walrus akan membahayakan orang-orang yang berfoto terlalu dekat.

Inibaru.id - Kita yang ada di Indonesia mungkin belum pernah bertemu dengan walrus, hewan yang hidupnya bergantung pada lautan es. Selain karena harus lebih dulu datang ke Greenland atau Alaska, keberadaan hewan bertaring ini di dunia juga sudah sangat terbatas.

Oleh karena itu, walrus yang masih hidup harus kita jaga dengan baik. Syukur-syukur mereka bisa terus berkembang biak sehingga mamalia itu nggak terancam kepunahan.

Tapi, hal menyedihkan terjadi beberapa waktu lalu di Oslo, Norwegia. Seekor walrus terpaksa disuntik mati karena keberadaannya dikhawatirkan akan membahayakan orang-orang. Kok bisa, ya?

Semenjak beberapa bulan lalu, ada seekor walrus muncul di fjord, teluk yang terbentuk dari gletser, di Oslo. Walrus yang oleh orang-orang dan media diberi nama Freya itu sering muncul dan memanjat ke kapal-kapal untuk berjemur. Walrus Freya juga terkadang menenggelamkan kapal yang dinaikinya.

Tingkah hewan yang masih kerabat dekat anjing laut dan singa laut itu membuat masyarakat gemas dan ingin berfoto dengannya. Sayangnya, aturan dari pemerintah untuk nggak terlalu dekat dengan Freya justru diabaikan. Kementerian Perikanan Norwegia sempat merilis sebuah foto orang-orang berkelompok, termasuk anak-anak yang berdiri terlalu dekat dengan Freya.

Pemerintah melarang masyarakat untuk nggak terlalu dekat saat berfoto dengan Freya. (Norwey.postsen)

Aturan itu dibuat bukannya tanpa alasan, Millens. Meski melukai manusia bukanlah kebiasaan walrus, pernah pada suatu kesempatan, polisi harus memblokade area berenang setelah Freya mengejar seorang perempuan yang masuk ke air.

Keputusan yang Disayangkan

Atas dasar kekhawatiran-kekhawatiran itu, pemerintah setempat membuat keputusan yang menjadi perdebatan bagi para pencinta fauna, yaitu menyuntik mati Freya.

Dirjen Perikanan setempat, Frank Bakke-Jensen berkata keputusan untuk menyuntik mati hewan berbobot 600 kilogram itu sudah dipikirkan baik-baik.

Pemerintah setempat membuat keputusan yang menjadi perdebatan bagi para pencinta fauna, yaitu menyuntik mati Freya. (BBC/Getty Images)

“Keputusan telah didasarkan pada penilaian secara menyeluruh atas ancaman yang terus berlanjut pada keselamatan manusia,” katanya.

“Melalui obeservasi di lokasi selama sepekan, jelas bahwa publik telah mengabaikan rekomendasi untuk menjaga jarak aman dengan walrus. Oleh karena itu, direktorat menyimpulkan kemungkinan dan potensi membahayakan manusia sangat tinggi dan kesejahteraan hewan tidak terjaga,” kata Makke-Jensen melalui pernyataan tertulis.

Hm, terdengar kejam ya, Millens? Apakah nggak ada alternatif lain selain membunuh hewan nggak berdosa itu?

Sebenarnya opsi-opsi lain sudah dipertimbangkan. Salah satu yang sempat dipikirkan adalah memindahkan Freya dari fjord. Tapi rencana itu dikesampingkan atas dasar kekhawatiran akan kesejahteraan walrus itu.

“Operasi euthanasia atas Freya dilaakukan dengan cara yang ‘manusiawi’, dan jasadnya kemudian diperiksa lebih lanjut oleh dokter hewan,” terang Makke-Jensen.

Ya, meski begitu, tetap saja kejadian ini membuat marah orang-orang yang konsen di bidang lingkungan. Bukankah ini sama halnya manusia membunuh hewan, padahal manusia yang bersalah, Millens? Jika hal seperti ini terjadi juga di negara lain, bisa saja kita nggak akan pernah bisa melihat walrus lagi. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: