BerandaHits
Kamis, 15 Nov 2023 19:35

Uniknya Makam Mbah Precet di Pinggir Jalan Kota Solo, Siapa Dia?

Makam Mbah Precet di pinggir jalan Kota Solo. (Indozone/Eko Haryanto)

Di pinggir pagar GOR Sritex Kota Solo, tepatnya di Jalan Abiyoso, ada Makam Mbah Pracet yang sangat mencolok karena lokasinya yang nggak biasa. Bagaimana bisa ada orang dimakamkan di pinggir jalan, ya?

Inibaru.id – Ada banyak hal yang bisa kamu lihat di Kota Solo, Jawa Tengah. Tapi, ada sebuah tempat yang sebenarnya bukan tempat wisata yang menarik perhatian banyak orang, baik itu warga setempat atau orang luar kota. Tempat tersebut adalah sebuah makam di pinggir jalan yang disebut-sebut sebagai Makam Mbah Precet.

Bagaimana nggak, jika makam pada umumnya berlokasi di kompleks permakaman atau setidaknya ada di dalam lingkungan rumah keluarga, makam ini persis ada di pinggir Jalan Abiyoso yang selalu ramai dilalui orang di Kampung Teposanan, Kelurahan Sriwedari. Makamnya juga cukup mencolok karena dihiasi dengan ubin bercorak dengan warna putih dan krem. Selain itu, makam tersebut nggak diberi pembatas apa pun sehingga semua orang yang lewat pasti bisa melihatnya.

Warga setempat yang pernah hidup di Kampung Teposan pada dekade 1970-an Sutiman mengaku makam tersebut sudah eksis sejak masa dia tinggal di sana.

Meski begitu, menurut laki-laki yang kini berusia 76 tahun tersebut, dulu Makam Mbah Pracet lokasinya ada di sebelah kompleks permakaman umum.

“Yang sekarang jadi SD Sriwedari dan Puskesmas Pembantu Sriwedari itu dulu kompleks permakaman umum. Tapi Makam Mbah Pracet ada di sisi luar makam, di pinggir jalan. Pada 1980-an, satu per satu makamnya dipindah ke tempat lain, kecuali Makam Mbah Pracet itu” ungkap Sutiman sebagaimana dilansir dari Detik, Minggu, (27/2/2022).

Makam Mbah Precet masih sering didatangi peziarah dan dijadikan lokasi berdoa warga sekitar. (Kompas/Labib Zamani)

Kok bisa ada sebuah makam yang sengaja ditempatkan di sisi luar dari kompleks permakaman umum? Kalau menurut cerita rakyat setempat, hal ini disebabkan oleh reputasi Mbah Pracet pada masa penjajahan Belanda. Dia dulu dikenal sebagai bromocorah alias pelaku kriminal tapi dihargai warga pribumi.

“Dia itu pencuri, tapi targetnya para kompeni. Setelah itu hasil curiannya diberikan ke warga setkitar yang kekurangan,” lanjut Sutiman.

Karena reputasi itulah, makamnya pun berada di lokasi yang nggak biasa. Walaupun sudah puluhan tahun tutup usia, warga sekitar pun tetap banyak yang mendoakannya sampai sekarang. Bahkan, warga setempat juga nggak pernah lupa berziarah dan menggelar doa bersama di lokasi makam sebelum mengadakan hajatan.

“Kalau nggak dilakukan, nantinya pasti ada hajatan yang terkena halangan. Entah makanan yang nggak matang atau masalah lain,” jelas pasangan Sutiman, Saliyanti.

Makanya, bukan hal aneh melihat Makam Mbah Pracet tetap ditaburi bunga sampai sekarang, Millens. Bunga-bunga itu biasanya ditabur oleh warga setempat setiap Selasa atau Jumat malam. Bisa jadi, itulah cara warga untuk memberikan penghormatan kepada sang Robin Hood pada masanya. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024