BerandaHits
Rabu, 20 Mar 2018 12:00

Kampung-kampung yang Bersolek untuk Jadi "Wisata Digital"

Kampung-kampung yang Bersolek untuk Jadi "Wisata Digital"

Pengunjung berswafoto di Kampung Pelangi. (Inibaru.id/Verawati Meidiana)

Tempat wisata yang Instagramabel tengah jadi tren belakangan ini. Memanfaatkan momen tersebut, sejumlah kampung di Kota Semarang pun disulap agar menarik untuk dijadikan sebaga latar berswafoto.

Inibaru.id – Disrupsi era digital merambah berbagai sektor kehidupan, nggak terkecuali dalam bisnis pariwisata. Kini, berwisata nggak lengkap kalau cuma mencari hiburan dan jalan-jalan. Alih-alih mengabadikan momen, wisatawan punya tujuan lain yaitu memenuhi linimasa media sosialnya dengan foto-foto menarik. Maka, muncullah wisata digital.

Wisata digital adalah proses "berwisata" secara virtual. Nggak sekadar mengunjungi tempat-tempat tertentu dan menikmati sensasi berada di tempat itu, wisata digital juga menyajikan "portofolio" secara visual terkait tempat tersebut. Rekomendasi inilah yang akan menggiring pengunjung lain berdatangan.

Nggak mengherankan jika tempat-tempat wisata di manapun kini selalu menyediakan spot foto yang khas, spesial, dan unik. Coba deh perhatikan, spot itu bisa di mana saja, mulai dari tebing, hutan, bangunan kuno, bahkan di kedalaman air. Yang pasti, spot itu menarik untuk diunggah ke media sosial, semisal Instagram.

Pemerintah daerah, swasta, atau masyarakat secara swasembada pun berusaha memoles wilayahnya agar menarik secara virtual. Muncullah kampung-kampung wisata atau tematik. Salah satunya Kampung Pelangi yang terletak di Kelurahan Randusari, Semarang.

Baca juga:
Menakar Benefit Kampung Wisata
Mengenal Budaya di Kampung Tematik

Sempat disebut sebagai kampung kumuh, kampung yang terletak nggak jauh dari pusat Kota ATLAS tersebut mendadak tenar di media sosial setelah tiap rumah di kampung tersebut dicat warna-warni laiknya pelangi. Dari kejauhan, Kampung Pelangi terlihat begitu menawan. Begitu Instagramabel!

Setiap sudut kampung yang hanya terletak sepelemparan batu dari Tugu Muda Semarang itu juga dihias dengan berbagai ornamen-ornamen cantik. Kamu bakal menemukan lukisan dan gambar unik menempel di dinding setiap rumah. Sejumlah properti menarik seperti sepeda hias, payung, dan pot berbunga yang dipajang di sana juga menambah semarak kemeriahan Kampung Pelangi.

Sukarlan, salah satu warga Kampung Pelangi menjelaskan, pengunjung datang karena tempat tersebut sempat viral di media sosial (medsos) beberapa waktu yang lalu.

“Memang yang mempromosikan itu dari pengunjung sendiri, kan difoto kemudian diunggah di medsos, awalnya cuma satu orang, lama-lama jadi banyak yang unggah, orang luar tahunya dari situ,” ucapnya.

Uut Safira, pengunjung asal Magelang, membenarkan hal tersebut. Dia dan kedua temannya mengaku tahu Kampung Pelangi dari jejaring sosial Instagram. Setelah melakukan penelusuran melalui tagar Kampung Pelangi, Uut penasaran ingin mengunjungi tempat tersebut.

“Pertama kali ke sini karena tertarik sama pemandangannya, unik. Bagus buat latar foto,” katanya.

Selain Uut, ada juga Lili dan keluarganya yang menyempatkan diri mampir ke Kampung Pelangi untuk mengabadikan momen bersama.

“Sebenarnya saya dari Jambi mau ke Pati, tapi mampir dulu ke sini karena tertarik sama Kampung Pelangi yang saya lihat di Youtube. Mau foto saja mumpung lewat,” jelas perempuan itu.

Inisiatif Warga

Masyarakat Kampung Pelangi juga berinisiatif menyediakan beragam properti unik untuk menunjang kegiatan mematut diri di tempat wisata tersebut. Beberapa warga meminjamkan topi, mahkota, bunga, dan atribut lain secara cuma-cuma. Kampung Pelangi pun kian dikenal masyarakat. 

Namun begitu, belakangan pengunjung kampung dengan nilai investasi mencapai Rp 3 miliar itu mulai terlihat lengang. Hal ini diungkapkan Amanah, salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Pelangi.

“Masih ada yang datang, cuma nggak sebanyak dulu, jualan lumayan sepi sekarang,” jelasnya.

Baca juga:
Mengubah Potensi Wilayah Menjadi Desa Wisata
Gadis Ini Minta Kursi Roda kepada Jokowi

Amanah mengatakan, tahun lalu pengunjung datang nyaris setiap waktu. Namun sekarang, lanjutnya, pengunjung hanya ramai pada hari libur saja.

“Nggak tentu, dulu malah sampai malam di sini ramai. Kalau sekarang paling sampai magrib,” jelas pria paruh baya tersebut.

Hm, quo vadis, Kampung Pelangi? Satu kekuatan dari "wisata digital" adalah perubahan dan inovasi. Ketika satu tempat wisata nggak mampu memberikan inovasi yang diinginkan pengunjung, tentu nggak ada alasan bagi pengunjung untuk kembali menyambangi tempat tersebut. Bukan begitu, Sobat Millens? (MEI/GIL)

 

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Alunan Musik Yogyakarta Royal Orchestra yang Menyatu dengan Suara Laju Kereta di Stasiun Tugu Jogja

10 Apr 2025

Sudahi Kontrak di Red Sparks, Megawati akan Dirindukan Penggemar Voli di Korea

10 Apr 2025

Kuda yang Jadi 'Kambing Hitam' atas Bau Pesing di Kawasan Malioboro Jogja

10 Apr 2025

Menghidupkan Kembali Hewan Punah: Mungkinkah Etis?

10 Apr 2025

Forum Senayan Peduli Jateng Perdana Digelar, Ketua DPRD Sumanto: Sinergi Kunci Kemajuan Daerah

10 Apr 2025

Benahi Layanan BRT Semarang, Pemkot Segera Atasi 'Cumi Darat' dan Perbaiki Shelter

10 Apr 2025

Menteri Maruarar: Program Rumah Subsidi untuk Jurnalis Bukan untuk Membungkam Kritik

10 Apr 2025

Lolongan dari Masa Lalu; Dire Wolf Lahir Kembali lewat Rekayasa Genetika

10 Apr 2025

Pijar Park Kembali Jadi Destinasi Wisata Keluarga Terfavorit di Kudus selama Libur Lebaran

10 Apr 2025

Seniman Penuh Talenta Berumur Panjang Itu Kini Berpulang; Titiek Puspa Namanya!

11 Apr 2025

Sejarah Getuk Goreng Sokaraja; Tercipta karena Nggak Disengaja

11 Apr 2025

Kabar Lelayu: Pemilik Lekker Paimo Semarang Meninggal Dunia

11 Apr 2025

Prosesi Buka Luwur Makam Ratu Kalinyamat Diiringi Lantunan Doa untuk Kemajuan Jepara

11 Apr 2025

Mengapa Manusia Terobsesi Umur Panjang? Antara Takut Mati dan Cinta Hidup

11 Apr 2025

Sesaji Rewanda; Ketika Para Monyet Goa Kreo Juga Diberi 'Angpao' saat Lebaran

11 Apr 2025

Dua Manusia Kloning yang Saling Bekerja Sama dalam 'Mickey 17'

11 Apr 2025

BMKG: Seminggu ke Depan, Ada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia

11 Apr 2025

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025