BerandaHits
Sabtu, 1 Des 2023 11:00

Tinta Pemilu: Adopsi Cara India Hindari Kecurangan

Tinta yang digunakan saat pemilu dibuat dari bahan yang aman. (Serambi/M Anshar)

Tinta warna ungu menjadi komponen yang nggak boleh terlupakan saat pemilu digelar. Itu karena mencelupkan jari ke tinta efektif mencegah seseorang melakukan kecurangan. Rupanya cara itu lebih dulu diterapkan di India, lo.

Inibaru.id - Salah satu tanda jika kamu telah berpartisipasi dalam menentukan pemimpin Indonesia lewat pemilihan umum adalah tinta ungu di jari. Mencelupkan satu jari ke tinta menjadi cara efektif untuk memberikan bukti bahwa seseorang sudah nyoblos, dan nggak bisa melakukan kecurangan dengan nyoblos lagi.

Mencelupkan tinta setelah memilih itu nggak cuma tradisi, melainkan telah menjadi aturan yang harus dipatuhi lo, Millens. Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perlengkapan Pemungutan Suara, Dukungan Perlengkapan Lainnya, dan Perlengkapan Pemungutan Suara Lainnya dalam Pemilihan Umum, ada ketentuan bahwa setiap Tempat Pemungutan Suara dan Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri akan menyediakan dua botol tinta berwarna biru tua atau ungu tua.

Karena menjadi keharusan, sudah pasti tinta pemilu ini dibuat dari bahan sintetis atau kimiawi dan bahan alami yang aman. Untuk bahan kimiawi terdiri dari perak nitrat (AgNO3) dengan kandungan 3% sampai dengan 4%, aquades, gentian violet, dan bahan campuran lainnya. Lalu, untuk bahan alami terdiri dari gambir, kunyit, getah kayu, dan bahan campuran lainnya.

Nah, meski sudah diterapkan pada pemilu di Indonesia bertahun-tahun lamanya, tahukah kamu jika cara mencelupkan jari ke tinta usai mencoblos itu bukan cara asli dari Indonesia. Ternyata, tinta pemilu awalnya berasal dari India, lalu diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Mencelupkan jari ke tinta setelah menyoblos merupakan cara yang diadopsi dari pemilu di India. (Kompas/Wardah Fajri)

Mengutip dari goodnewsfromindonesia (24/10/2023), India TV mencatat bahwa India mulai menggunakan tinta saat menggelar pemilu 1955. Latar belakang penggunaan tinta tersebut adalah upaya untuk mencegah kecurangan dalam pemilu.

Saat itu, pemerintah India memang kewalahan menangani kasus pencurian identitas dan adanya orang yang memberikan suaranya lebih dari satu kali. Oleh karena itu, dipikirkanlah solusi agar pemilu nggak dicurangi dengan cara-cara seperti itu lagi.

Kemudian muncul ide untuk menggunakan tinta sebagai penanda bahwa seseorang sudah menggunakan hak pilihnya. Komisi Pemilihan Umum India lalu menjalin kerja sama dengan Laboratorium Fisika Nasional India untuk membuat tintanya.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. M.L. Goel pun bekerja untuk menemukan formula tinta seperti yang dibutuhkan. Akhirnya, terciptalah sebuah tinta yang sulit hilang, dan sangat cocok dipakai dalam pemilu.

Nah, karena cocok juga diterapkan di Indonesia, aspek keamanan dan kesehatan kala itu menjadi salah satu hal yang diprioritaskan. Akhirnya, ada sebuah terobosan bernama Gambir Cube yang bisa menjadi bahan baku tinta yang alami. Gambir Cube adalah olahan daun gambir hasil kolaborasi antara Universitas Andalas dan PT Kudo Indonesia Jaya. Gambir Cube juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya seperti tinta printer, alat tulis, serta industri garmen.

Itulah sekilas info tentang tinta ungu atau biru tua yang bakal kita gunakan di perhelatan akbar pesta demokrasi tahun depan, Millens. Kamu sudah mengantongi nama tokoh yang mau dipilih atau masih blank, nih? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024