BerandaHits
Kamis, 7 Des 2022 15:00

Tiga Alasan Perusahaan Startup PHK Karyawannya

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perusahaan rintisan atau startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). (Pexels/Anna)

Sering kita dengar perusahaan startup melakukan PHK kepada puluhan bahkan ratusan karyawannya. Setidaknya ada tiga alasan yang melatarbelakangi hal itu.

Inibaru.id - Bekerja di lingkungan perusahaan rintisan atau startup memang cukup menantang. Di sana kamu bisa merasakan iklim kerja yang lebih asyik dengan gaji yang kompetitif.

Buat yang suka belajar hal baru dan mau mengembangkan diri, startup adalah tempat yang tepat.

Tapi, perlu kamu tahu nggak semua perusahaan startup dalam kondisi yang sama. Sering kita dengar startup besar dan terkenal terpaksa harus merumahkan para pekerjanya karena beberapa alasan.

Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan perusahaan rintisan atau startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Alasan itu adalah sebagai berikut.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud dalam hal ini seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral global, inflasi, dan perang Rusia-Ukraina.

"Ada faktor perang di awal 2022 dan terjadi kenaikan suku bunga untuk penanganan inflasi. Kenaikan suku bunga ini mempengaruhi cost of capital yang terjadi di pasar," ujar Pandu dilansir Antara, Rabu (7/12/2022).

Ekspektasi Tinggi Investor

Besarnya gaji talenta digital startup bukan sebagai biang kerok terjadinya badai PHK, karena sumber daya manusia (SDM) bukan menjadi pengeluaran terbesar perusahaan startup. (IEEE Spectrum)

Ekspektasi dari investor terlalu tinggi setelah melihat siklus bisnis yang terjadi sangat cepat bagi perusahaan, khususnya sektor teknologi ketika momentum pandemi Covid-19.

"Ini bisnis cycle yang amat cepat. Saat 2020 terjadi pandemi, suku bunga menurun, pemerintah membantu dan banyak tumbuh perusahaan teknologi karena banyak shifting dari offline to online. Banyak perusahaan teknologi berkembang lebih cepat dari yang diharapkan selama 2020 sampai 2021," jelas Pandu.

Pandu pun membantah kalau besarnya gaji talenta digital startup sebagai biang kerok terjadinya badai PHK, karena sumber daya manusia (SDM) bukan menjadi pengeluaran terbesar perusahaan startup.

Besarnya gaji yang diberikan itu adalah sebuah tren untuk mendapat talenta terbaik beberapa tahun lalu, dan tahun ini sudah semakin menurun.

Strategi Bakar Uang

Banyak perusahaan rintisan yang melakukan bakar uang sebagai strategi mendapatkan pasar yang besar.

"Anggaran perusahaan terbesar bukan di sumber daya manusia. Banyak perusahaan kini refocus pada bisnis mereka dan dan mengurangi burning cost, entah itu di marketing cost, business processing cost, semuanya itu dikurangi secara signifikan," ujar Pandu.

Lebih lanjut, kata Pandu, tahun 2023 akan mengubah bentuk startup setelah badai PHK tersebut. Menurutnya, PHK telah mengajarkan perusahaan untuk kembali pada fokus bisnis mereka dan mengutamakan mengejar profit alih-alih mengejar pasar yang luas.

"Saya optimistis pada 2023 karena banyak reshaping dari sisi industri. Mungkin akan ada yang merger, konsolidasi, dan pemenang dari ini akan jadi ultimate winner 5-10 tahun ke depan. Dan untuk perusahaan startup baru kemungkinan kualitas di 2023 bisa sangat bagus. Karena kualitas founder sudah berpikir bukan market share tapi cari solusi yang pas dengan capital yang tidak terlalu besar," pungkas Pandu.

Kamu yang sekarang menjadi salah seorang karyawan startup, sepakat nggak dengan pendapat di atas? (Siti Khatijah/E05)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul 3 Penyebab PHK di Startup.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT