BerandaHits
Kamis, 23 Mar 2022 12:26

Tertawa dan Menari Bersama Orang Mati

Di Hauts Plateaux, Madagaskar, Famadihana atau manari bersama leluhur digelar lima hingga tujuh tahun sekali. (Twitter/AfricaStoryLive)

Sebuah daerah di Madagaskar mempunyai satu tradisi yang sangat nggak biasa. Mereka menggelar acara perayaan tari bersama jenazah para leluhur yang telah meninggal. Untuk apa?

Inibaru.id – Setiap negara pasti memiliki kebudayaan dan tradisinya sendiri. Salah satunya adalah Madagaskar. Di negara pulau yang ada di lepas pantai timur Afrika ini, ada satu tradisi yang agak seram, lo, yakni menari bersama orang mati!

Tradisi itu adalah famidihana yang dilakukan oleh Suku Merina di daerah Hauts Plateaux. Meski jasad sang leluhur tinggal tulang-belulang, warga akan tetap bersuka cita menari bersamanya layaknya baru bertemu kembali dengan anggota keluarga yang terpisah lama.

Famidihana dilakukan sekali dalam lima atau tujuh tahun . Sejarawan Andrianahaga Mahery menuturkan, tradisi ini berawal dari seseorang yang didatangi arwah keluarganya lewat mimpi.

Dalam mimpi ini, sang leluhur mengeluh kedinginan dan ingin diberi pakaian baru. Pada akhirnya, anggota keluarga pun menggali makam sang leluhur untuk memberikannya pakaian. Nggak cukup, mereka pun mengajaknya menari. Mereka percaya bahwa dengan cara ini, arwah sang leluhur dapat merasakan cinta dari keluarganya yang masih hidup.

Sukacita dan Pesta Menjadi Satu

Tahapan awal dari acara ini ialah penggalian makam leluhur. Mereka akan mengeluarkan jasad atau tulang belulang leluhur dengan sangat berhati-hati. Setelah itu, jasad ini akan dibungkus dengan kain sutra dan diikat dengan tali.

Anak dan orang dewasa dari suku Merina menarik bersama leluhurnya. (Twitter/east_facts)

Setelah itu, anggota keluarga yang berkumpul bersama dengan para tamu mulai mengobrol, bercanda, dan menari dengan iringan musik. Mereka juga sesekali mengangkat jasad sang leluhur sembari menari.

Sebenarnya, tradisi famidihana ini nggak hanya dijadikan ajang reuni keluarga saja. Siapa saja, termasuk para tetangga atau para turis diperbolehkan untuk ikut menari atau sekadar menonton. Intinya, semua harus bersukaria, Millens.

Selain itu, sebagaimana pesta-pesta lainnya, makanan dan minuman melimpah ruah di acara ini. Kamu bisa menemukan olahan daging, sup, permen, dan berbagai macam minuman yang tersedia untuk keluarga dan para tamu.

Puncak dari tradisi ini adalah dibukanya bungkusan kain sutra jenazah. Setelah itu, keluarga menyiram anggur ke tumpukan tulang dan kemudian menutup bungkusan itu lagi. Terlihat seram, ya?

Tepat sebelum matahari terbenam, “sang leluhur” dengan hati-hati akan dikembalikan lagi ke dalam pusaranya. FYI, ya Millens, makam khas Suku Merina yang berada di bawah tanah memiliki rak sehingga memudahkan keluarga untuk mengambil jasad dan memakamkannya kembali.

Oya, tradisi famidihana juga dipercaya Suku Merina sebagai ritual untuk mempercepat pembusukan jasad leluhur mereka. Setelah jasad benar-benar terurai, mereka percaya bahwa roh orang yang meninggal sudah bergabung dengan para leluhur lainnya.

Meski terlihat mengerikan, tradisi famidihana ini masih lestari hingga sekarang. Bahkan, hal ini jadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Madagaskar.

Tertarik menonton tradisi menari bersama orang mati, Millens? (Ind, Nat/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: