BerandaHits
Selasa, 6 Apr 2020 19:00

Tersendat-sendat, Nasib Pejuang Skripsi di Kala Pandemi

Ilustrasi mahasiswa tingkat akhir yang pusing memikirkan skripsi (Inibaru.id/ Julia Dewi Krismayani)

Skripsi atau tugas akhir adalah kewajiban yang harus ditempuh mahasiswa demi mendapatkan gelar akademiknya. Namun, kalau lagi ada pandemi begini, bagaimana nasib mereka?

Inibaru.id – Skripsi sering dipandang sebagai momok bagi mahasiswa tingkat akhir. Pertanyaan-pertanyaan tentang kemajuan skripsi pun jadi sensitif. Apalagi kalau ditanya soal waktu kelulusan sama keluarga, rasanya sakit banget.

Sedangkan saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat dianjurkan untuk #dirumahaja. Bahkan beberapa kampus telah mengambil kebijakan untuk mengganti kegiatan perkuliahan secara daring. Lantas mahasiswa yang lagi skripsian jadi bingung mau ambil data.

Salah satu yang sedang merasa galau dengan nasib skripsinya adalah Roby Widyanto, mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Roby, begitu panggilan akrabnya, bercerita bahwa dirinya sempat bingung mengenai pengambilan data skripsinya. Sebelumnya, dia berencana mengunjungi laboratorium di Surabaya untuk menguji sebuah model kapal. Namun rencana itu tertunda karena adanya pandemi Covid-19.

Kata pengelola laboratorium tersebut, pengujian kapal akan dilaksanakan April ini. Inilah yang membuat laki-laki ini bingung. Hingga saat ini Roby mengaku belum tahu kapan dia bisa ke sana karena kondisi pandemi belum reda. Itu artinya, skripsi belum bisa rampung dalam waktu dekat.

“Sampai sekarang masih validasi jurnal, kecuali dosen pembimbing berubah pikiran dan situasi memungkinan entah dari laboratoriumnya atau kondisi pandemi sudah surut. Kemungkinan nanti lanjut ke Surabaya,” katanya melalui pesan singkat, Senin (30/3).

Mengambil data bisa dilakukan lewat daring. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya) <br>

Nasib serupa juga dialami Iin Ainun Inayah, mahasiswa program studi Kimia Murni Undip. Setelah Covid-19 merebak, dia kesulitan memperoleh akses ke laboratorium. Padahal penelitiannya mengenai membran sangat bergantung pada laboratorium. Iin baru boleh menggunakan fasilitas itu didampingi oleh dosen.

“Boleh kalau ada dosen dan pas ketemu dosen. Kalau nggak ada dosen ya nggak boleh,” tambahnya, Rabu (1/4).

Pengalaman yang sama juga dialami Rara Rastri Widyakinasih, mahasiswa Ilmu Sejarah Undip yang saat ini sedang pengambilan data. Meskipun sudah mencicil data berupa dokumen arsip sebelum masuknya pandemi ke Indonesia, dirinya mengaku masih ada data yang kurang.

“Ada beberapa data (arsip) yang belum bisa didapatkan karena corona. Terutama ke DPRD buat nyari data hasil rapat tentang pertanian dan kemiskinan,” jelas Rara lewat pesan singkat, Jumat (3/4).

Setelah dapat data tersebut pun dia harus melengkapinya dengan wawancara. Meski serba sulit, Rara mengaku proses bimbingan daring masih bisa dilakukan.

Jadi begitu ya, Millens. Sepertinya semua orang termasuk para pejuang ini harus sabar ya di tengah gempuran corona ini. (Julia Dewi Krismayani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024