BerandaHits
Jumat, 4 Jun 2020 12:47

Terkuak, Ini Alasan Tidak Ada Gambar Ayah di Kaleng Khong Guan

Tampilan kaleng biskuit Khong Guan yang nggak pernah berubah. (Instagram.com/zezeecoffeehouse)

Biskuit Khong Guan dikenal sebagai salah satu biskuit legendaris. Tak hanya soal rasa, namun juga gambar di kaleng Khong Guan sering menjadi bahasan banyak orang. Hanya, jika dicermati, gambar tersebut menunjukkan keluarga yang nggak lengkap. Apa ya alasan tidak ada gambar ayah di kaleng Khong Guan?

Inibaru.id – Meski Lebaran telah berlalu, biasanya kaleng biskuit Khong Guan tetap digunakan sebagai wadah berbagai jenis makanan. Mulai dari krupuk, rengginang, berbagai kripik, dan makanan ringan lainnya. Satu hal yang pasti, kaleng Khong Guan sangat legendaris dan dikenali hampir semua orang di Indonesia.

Warna merah mendominasi tampilan kaleng Khong Guan. Gambar deretan biskuit yang bisa dinikmati di dalamnya juga turut menghiasi kaleng. Potret sebuah keluarga yang tengah menikmati teh dan biskuit bersama menjadi ciri khas wadah Khong Guan yang selalu diingat.

Akan tetapi, dalam lukisan tersebut hanya ada seorang ibu dan dua orang anak. Nggak ada ayah dalam lukisan itu. Lalu, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan ‘kemana perginya sosok ayah dalam gambar tersebut?’.

Alasan Nggak Ada Sosok Ayah dalam Biskuit Khong Guan

Bernardus Prasodjo, pelukis gambar di kaleng biskuit Khong Guan mengungkapkan alasan mengapa nggak ada sosok ayah dalam potret keluarga di kaleng Khong Guan. Uniknya, Bernardus sebenarnya nggak tahu persis alasan ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu. Meski begitu, dia memiliki teori terkait hal ini.

"Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ," terang Bernardus.

Menurutnya, dalam sebuah keluarga, yang memegang peran untuk berbelanja ada seorang ibu. Hal ini membuat peran ayah nggak begitu penting pada kaleng tersebut.

Gambar di kaleng Khong Guan ternyata memiliki filosofi tersendiri. (Instagram/tri_hendrick)

Nggak lupa, Bernardus juga menjelaskan proses pembuatan gambar itu. Gambar ini ternyata nggak murni seratus persen dari idenya, melainkan juga dari sketsa sesuai dengan pesanan.

"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," terangnya

Lukisan itu diibuat oleh Bernardus sekitar tahun 1970-an. Waktu itu, dia mendapat pesanan untuk menggambarnya dari sebuah perusahaan separasi film.

"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," ujarnya.

Kala itu, dia mendapat contoh gambar Khong Guan dari sebuah majalah. Potongan gambar itu terlihat begitu lusuh. Bernardus hanya mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang diinginkan mereka.

Dia mengungkapkan jika sebenarnya gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu nggak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya. Dia hanya mengganti beberapa detail seperti warna baju dan posisi-posisi tokoh di dalam gambarnya.

Bernardus Prasodjo, pelukis gambar di kaleng Khong Guan. (Instagram/bernardusprasodjo)

"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," paparnya.

Begini Awal Karier Bernadus sebagai Pelukis

Bernardus mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung. Rumah kosnya dulu terletak di Jalan Lengkong Kecil, Bandung, bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu. Dulu, dia sering main ke kantor redaksi Aktuil untuk membantu membuat ilustrasi.

Awalnya hanya bantu-bantu, Bernardus justru keterusan menjadi pelukis hingga membuat kuliahnya terganggu.

“Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkapnya.

Sejak saat itulah dia mulai mendapat pesanan komik yang lama-lama semakin banyak. Dari komik, Bernardus kemudian sering mendapatkan pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.

"Dulu, saya mendapatkan pesanan dari supermarket. Itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.

Karya Bernardus kini masih bisa kamu nikmati di kaleng Khong Guan, Monde, dan Nissin Wafer. Dari ketiga jajanan tersebut, mana yang paling kamu sukai, Millens? (Kom/MG29/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024