Inibaru.id – Meski Lebaran telah berlalu, biasanya kaleng biskuit Khong Guan tetap digunakan sebagai wadah berbagai jenis makanan. Mulai dari krupuk, rengginang, berbagai kripik, dan makanan ringan lainnya. Satu hal yang pasti, kaleng Khong Guan sangat legendaris dan dikenali hampir semua orang di Indonesia.
Warna merah mendominasi tampilan kaleng Khong Guan. Gambar deretan biskuit yang bisa dinikmati di dalamnya juga turut menghiasi kaleng. Potret sebuah keluarga yang tengah menikmati teh dan biskuit bersama menjadi ciri khas wadah Khong Guan yang selalu diingat.
Akan tetapi, dalam lukisan tersebut hanya ada seorang ibu dan dua orang anak. Nggak ada ayah dalam lukisan itu. Lalu, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan ‘kemana perginya sosok ayah dalam gambar tersebut?’.
Alasan Nggak Ada Sosok Ayah dalam Biskuit Khong Guan
Bernardus Prasodjo, pelukis gambar di kaleng biskuit Khong Guan mengungkapkan alasan mengapa nggak ada sosok ayah dalam potret keluarga di kaleng Khong Guan. Uniknya, Bernardus sebenarnya nggak tahu persis alasan ketiadaan sosok ayah dalam gambar itu. Meski begitu, dia memiliki teori terkait hal ini.
"Menurut saya itu cara untuk mempengaruhi ibu rumah tangga supaya membeli. Jadi yang penting ada ibunya di situ," terang Bernardus.
Menurutnya, dalam sebuah keluarga, yang memegang peran untuk berbelanja ada seorang ibu. Hal ini membuat peran ayah nggak begitu penting pada kaleng tersebut.
Nggak lupa, Bernardus juga menjelaskan proses pembuatan gambar itu. Gambar ini ternyata nggak murni seratus persen dari idenya, melainkan juga dari sketsa sesuai dengan pesanan.
"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau gak. Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," terangnya
Lukisan itu diibuat oleh Bernardus sekitar tahun 1970-an. Waktu itu, dia mendapat pesanan untuk menggambarnya dari sebuah perusahaan separasi film.
"Mereka pesan banyak sekali gambar ke saya. Salah satunya Khong Guan itu," ujarnya.
Kala itu, dia mendapat contoh gambar Khong Guan dari sebuah majalah. Potongan gambar itu terlihat begitu lusuh. Bernardus hanya mengikuti saja arahan yang diberikan pihak pemesan soal gambar yang diinginkan mereka.
Dia mengungkapkan jika sebenarnya gambar yang sampai saat ini menghiasi kaleng biskuit Khong Guan itu nggak banyak berbeda dengan gambar contoh yang disodorkan padanya. Dia hanya mengganti beberapa detail seperti warna baju dan posisi-posisi tokoh di dalam gambarnya.
"Ya cuma ini bajunya warna kuning, yang ini merah. Kemudian anaknya yang ini rada digeser ke mari, yang ini jadi pegang biskuit. Ya begitu aja," paparnya.
Begini Awal Karier Bernadus sebagai Pelukis
Bernardus mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung. Rumah kosnya dulu terletak di Jalan Lengkong Kecil, Bandung, bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu. Dulu, dia sering main ke kantor redaksi Aktuil untuk membantu membuat ilustrasi.
Awalnya hanya bantu-bantu, Bernardus justru keterusan menjadi pelukis hingga membuat kuliahnya terganggu.
“Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkapnya.
Sejak saat itulah dia mulai mendapat pesanan komik yang lama-lama semakin banyak. Dari komik, Bernardus kemudian sering mendapatkan pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.
"Dulu, saya mendapatkan pesanan dari supermarket. Itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.
Karya Bernardus kini masih bisa kamu nikmati di kaleng Khong Guan, Monde, dan Nissin Wafer. Dari ketiga jajanan tersebut, mana yang paling kamu sukai, Millens? (Kom/MG29/E07)