BerandaHits
Rabu, 30 Jul 2024 06:36

Tentang Vaksin Polio Memicu Kanker dan HIV, Begini Kata Kemenkes

Beredar narasi vaksin polio mengakibatkan kanker dan HIV. (Antara foto)

Beredar narasi yang menerangkan bahwa vaksin polio memicu kanker dan HIV. Mengenai hal ini, pihak Kemenkes memberikan penjelasan.

Inibaru.id - Di media sosial beredar narasi yang menyebutkan bahwa vaksin polio memicu kanker dan HIV. Klaim bahwa vaksin polio memicu kanker dikaitkan dengan kontaminasi vaksin polio dengan virus simian 40 (SV40), yang terdapat dalam sel ginjal monyet yang digunakan untuk menumbuhkan vaksin polio. Vaksin ini disuntikkan pada periode 1950-an sampai 1960-an.

Sementara itu, klaim bahwa vaksin polio menyebabkan HIV dikaitkan dengan dugaan efek dari Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) di Afrika. Ada narasi yang menyebutkan bahwa dugaan kemunculan HIV merupakan KIPI dari vaksinasi polio di Afrika yang diperkenalkan pada akhir 1950-an.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Prima Yosephine, M.K.M, menegaskan bahwa vaksin polio yang digunakan di Indonesia saat ini terjamin keamanannya. Dia menjelaskan bahwa pemberian vaksin polio tetes saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) aman bagi bayi dan anak.

"Vaksin polio tetes yang digunakan saat PIN, yaitu novel Oral Polio Vaccine Type 2 atau nOPV2. Vaksin ini diproduksi oleh PT Bio Farma," tegas Prima di Jayapura, Papua, pada Jumat (26/7).

FYI, Vaksin ini mengandung virus polio tipe 2 yang hidup dan dilemahkan. Berbagai penelitian menunjukkan, vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak.

Data keamanan nOPV2 telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) berdasarkan data dari 253 juta dosis nOPV2 yang diberikan di 13 negara. Hasil kajian menyimpulkan bahwa nggak ada risiko berbahaya.

"Vaksin nOPV2 sudah digunakan di Indonesia sejak akhir 2022 pada saat pelaksanaan Sub PIN Aceh dan Sumatera Utara. Kemudian, juga telah digunakan pada saat Sub PIN di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Prima.

"Seluruh laporan KIPI serius merupakan koinsiden, tidak ada yang berhubungan dengan vaksin atau pemberian imunisasinya, sehingga disimpulkan bahwa vaksin ini aman."

Vaksin Polio Bersih dari Virus SV40

Vaksin polio nggak terkontaminasi virus SV40. (Alodokter)

Merujuk informasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penelitian vaksin polio yang menemukan adanya kontaminasi virus SV40 dilakukan pada hewan. Temuan ini kemudian menimbulkan kekhawatiran kemungkinan virus SV40 dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Namun, sebagian besar penelitian yang mengamati hubungan antara SV40 dan kanker nggak menemukan hubungan sebab akibat antara penerimaan vaksin polio yang terkontaminasi SV40 dan perkembangan kanker.

Buku berjudul "Vaccines and Your Child: Separating Fact from Fiction" yang diterbitkan Columbia University Press pada 2011 memaparkan secara rinci vaksin polio dan virus SV40. Pada 1960, temuan kontaminasi virus SV40 terjadi ketika vaksin polio disuntikkan terhadap hamster yang baru lahir sehingga mengakibatkan tumor besar di bawah kulit serta di paru-paru, ginjal, dan otak. Saat penemuan ini dipublikasikan, kekhawatiran terjadi lantaran vaksin polio sudah disuntikkan kepada jutaan anak di AS, Inggris, Jerman, dan Swedia.

Selama beberapa tahun berikutnya, para peneliti melakukan serangkaian studi. Peneliti membandingkan prevalensi kanker pada anak-anak yang menerima vaksin polio yang terkontaminasi virus SV40 dengan anak-anak yang tidak divaksinasi. Hasilnya, angka kejadian kanker pada kedua kelompok adalah sama.

Pada pertengahan 1990-an, otoritas kesehatan meyakini bahwa vaksin polio yang terkontaminasi SV40 nggak menyebabkan kanker. Ditegaskan juga bahwa nggak ada vaksin polio yang digunakan saat ini mengandung virus SV40.

Selain itu, nggak ada bukti kuat tentang vaksin polio dapat memicu HIV. Dalam jurnal berjudul "Polio vaccine samples not linked to AIDS" yang terbit di Nature pada 26 April 2001, para peneliti nggak menemukan bukti meyakinkan yang mendukung hipotesis bahwa HIV-1 ditularkan melalui vaksin polio tetes.

Hm, narasi-narasi seperti ini memang sangat merugikan. Semoga ada tindak lanjut dari pemerintah agar nggak ada lagi kabar bohong yang beredar di tengah-tengah masyarakat terkait imunisasi dan vaksinasi ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025