Inibaru.id - Keputusan untuk melakukan penutupan jalan cukup mengejutkan Chandra, mahasiswa Universitas Diponegoro yang kos di Nirwanasari RW 1 Tembalang. Saya bertemu laki-laki asal Kudus ini saat memotret gang ini, Selasa (31/3).
"Pas hari pertama, aku kaget banget, soale gak ono sosialisasi terus dalan ditutup. Yo wis to aku mblobos! (soalnya nggak ada sosialisasi kemudian jalan ditutup. Ya sudah aku nerobos!)," ujar Chandra.
Dua hari kemudian saya kembali ke sana. Ikhtiar menjadi kata pertama yang diungkapkan Margono, seorang warga Nirwanasari, RW 1, Tembalang, Kamis (2/4) saat saya tanya perihal "kenapa harus lockdown dan bagaimana nasib warga di sana?
"Lockdown ini sudah dimulai hari Sabtu lalu," kata Margono. Meski ditutup, warga tetap diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.
Hanya, lanjut Margono, pihaknya lebih "perhatian" pada pendatang. "Kalau ada mahasiswa yang datang dari luar kota, wajib lapor dan tes kesehatan dulu. Apalagi kalau mereka dari zona merah," ungkap laki-laki yang berprofesi sebagai penjual makanan itu.
Sebenarnya, bukan hanya daerah Gang Nirwanasari yang melakukan penutupan jalan. Villa Tembalang juga memberlakukan karantina wilayah secara mandiri sebagai langkah preventif masyarakat untuk menjaga keselamatan bersama.
Mereka berharap langkah tersebut dapat memutus mata rantai corona. Jadi, kalau kamu tinggal di daerah-daerah yang sedang melakukan usaha preventif seperti ini, maklumi saja ya. Setuju, Millens! (Sitha Afril/E05)